Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, Menyebut Hyundai Akan Memproduksi Mobil Pada 2021. (Foto: Kementerian Perindustrian)
Dream – Produsen otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor Company (HMC), akan segera merealisasikan investasi mobil di Indonesia. Ditargetkan produksi perdana mobil dari pabrik yang lokasinya masih belum diketahui itu akan dimulai pada 2021.
Kepastian rencana investasi itu disampaikan Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, dengan Executive Vice President HMC, Park Hong Jae, di Seoul, Korea Selatan.
Dikutip dari keterangan tertulis Kementerian Perindustrian yang diterima Dream, Hyundai akan mulai memproduksi mobil pada 2021. Kapasitasnya 70 ribu—250 ribu unit per tahun. Kendaraan yang akan dibuat adalah SUV, MPV, hatchback, dan sedan.
“ Targetnya, sebanyak 47 persen produksi untuk pasar domestik dan 53 persen untuk ekspor,” kata dia.
Pada kesempatan kunjungan ke HMC, Menperin sempat menguji mobil berbahan bakar hidrogen, yaitu Hyundai Nexo. Dia juga mengamati teknologi yang diterapkan pada mobil fuel cell Hyundai Nexo.
Airlangga memastikan pemerintah akan mendorong investasi industri kendaraan listrik dengan memberikan fasilitas tax holiday.
Pabrik Hyundai ini lokasinya belum dikonfirmasi. Disebutkan pabrik ini akan mampu menyerap tenaga kerja sampai 3.500 orang. Indonesia dinilai akan menjadi basis produksi mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
“ Hyundai telah menegaskan komitmen mereka untuk segera memulai investasi di Indonesia," kata dia.
Airlangga mengatakan pemerintah mendukung rencana investasi baru tersebut dengan fasilitas fiskal yang sudah tersedia.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Harjanto mengatakan, sejak awal Januari 2018, Hyundai mengungkapkan rencana untuk membangun pabrik di kawasan ASEAN. Indonesia terpilih jadi lokasi pembangunan pabrik.
Harjanto mengatakan alasannya Indonesia punya sumber daya alam yang cocok untuk memproduksi komponen kendaraan listrik.
“ Indonesia memiliki bahan baku bijih nikel yang bisa digunakan untuk produksi baterai lithium-ion sebagai komponen penting kendaraan listrik,” kata dia.
Harjanto mengatakan dari total kapasitas produksi HMC di Indonesia, sebagian akan digunakan untuk membuat kendaraan listrik. Dari kapasitas itu, sebagian besar untuk mengisi pasar ekspor ke Asia Tenggara dan Australia, serta sisanya untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan, Sung Yun Mo, mengatakan penguatan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan meliputi banyak sektor. Tak hanya sektor industri kimia dan baja, kerja sama ini juga akan menyasar kepada sektor otomotif.
“ Kerja sama otomotif juga membuka kesempatan untuk penyedia komponen, dengan kebutuhan komponen kendaraan yang cukup banyak, ini bisa memperkuat juga IKM di Indonesia,” kata Yun Mo.
Bahkan, investasi ini dinilai penting karena dapat memperdalam struktur manufaktur dan meningkatkan daya saing industri di Indonesia.
“ Kerja sama ini sangat berarti, karena akan meningkatkan daya saing, dan berkontribusi terhadap ekosistem industri yang lebih sehat,” kata dia.
Dream – Hyundai berencana untuk membangun pabrik mobil listrik di Indonesia. Produsen otomotif asal Korea Selatan akan menanamkan modal sekitar US$880 juta (Rp12,8 triliun).
Kabarnya, perusahaan tersebut akan membangun mobil listrik mulai tahun ini.
Hal ini dikatakan oleh Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Harjanto.
Dikutip dari Liputan6.com, Jumat 26 April 2019, Harjanto meminta awak media untuk bertanya kepada Hyundai secara langsung perihal industri mobil listrik.
“ Timeline bisa tanya sama mereka. Ancer-ancernya tahun ini atau pertengahan tahun ini,” kata Harjanto di Jakarta.
Dia tak bisa menjelaskan lebih detail. Dikatakan juga pemerintah berharap Hyundai segera melakukan produksi mobil listrik. Produsen otomotif asal Negeri Gingseng ini juga berencana mengekspor 50 persen produksinya.
Harjanto mengatakan Hyundai akan membangun sendiri pabrik mobil listrik. Perusahaan ini masih melihat bagaimana insentif yang akan diberikan pemerintah kalau membangun mobil listrik secara lokal.
" Ya itu, kita kan punya tax holiday, mereka juga kemarin tanya. Kemudian kan ada kebijakan PPnBM. Kalau dulu kan mereka khawatir tentang yang 1.600cc. Sekarang dengan kebijakan ini mereka tanya kapan keluar," kata dia.
(ism, Sumber: Liputan6.com/Arief Aszhari)
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi