(Foto: Vogue Arabia)
Dream - Siapa yang tak kenal Rihanna? Penyanyi R&B yang fenomenal ini dikenal juga dengan penampilannya yang terlihat selalu 'berani'.
Namun, image seksi yang melekat padanya tak menghalangi majalah Vogue Arabia untuk berkerja sama. Baru-baru ini, Rihanna diminta untuk tampil di halaman sampul majalah bergengsi tersebut.
Mereka memberi hint kepada pembaca lewat teaser video mengenai edisi bulan November mendatang yang diunggah lewat Twitter.
Di video tersebut, Rihanna tampak disandingkan dengan sosok Ratu Mesir Nefertiti. Video dengan durasi yang sangat singkat tersebut, hanya menunjukan sekilas wajah Rihanna dalam balutan busana khas Mesir.
Lengkap dengan penutup kepala. Seakan menggoda pembacanya, Vogue Arabia juga mencantumkan tulisan VogueArabiaxRihanna Coming Soon.

Nefertiti memang merupakan Ratu Mesir di masa pemerintahan Pharaoh Akhenaten. Ia juga merupakan istri dari sang Pharaoh. Nefertiti dianggap sebagai tokoh yang banyak dipuja karena merupakan orang yang paling kaya pada masa itu. Bahkan, ia mampu meneruskan pemerintahan ketika sang suami meninggal dunia.
Rihanna disandingkan dengan tokoh besar tersebut karena dianggap sangat iconic, sama seperti Nefertiti. Menurut Vogue Arabia, keduanya merupakan wanita hebat yang terpisahkan oleh jarak ribuan tahun.

Namun, para netizen menilai kemunculan Rihanna tidak pantas untuk menggambarkan majalah tersebut. Vogue Arabia sendiri memang mendeskripsikan diri mereka sebagai penyedia tren gaya, kecantikan, serta budaya Timur Tengah.
Selain image yang terlalu seksi, Rihanna juga dinilai tidak memiliki darah Arab atau Timur Tengah. Beberapa netizen merespons dengan kicauan pedas.

" Memangnya kemana perginya semua wanita berdarah Arab murni???" tulis akun @futurasfee.
" No offence sih, tapi wanita asli Arab bisa lebih cocok dan iconic lah, ya," komentar akun @bemyhes.
Vogue Arabia juga pernah mendapat kritik serupa di bulan Maret lalu ketika menampilkan sosok berdarah Palestina-Amerika, Gigi Hadid, di bagian sampul majalah. Mereka memang kerap kali menampilkan model yang tidak berdarah Arab murni, seperti Farida Khelfa (Aljazair-Prancis), Halima Aden (Somalia-Amerika), dan Afef Jnifen (Tunisia).
Mereka diserang dengan alasan tidak berhasil merepresentasikan wanita Arab dan Timur Tengah di dalam industri fashion. Walaupun begitu, Vogue Arabia tetap masih menjadi salah satu majalah mode yang bergengsi.
(Laporan: Annisa Mutiara Asharini)
Advertisement

Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab



Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget

Mengenal Pewarna Karmin Berbahan Dasar Serangga, Apakah Halal?

Hadapi Cuaca Panas Ekstrem, Ini Pentingnya Pilih Air Minum Berkualitas

Kabar Gembira! Kemhub Gelar Mudik Gratis untuk Natal dan Tahun Baru 2025/2026