Sumber: Shutterstock
Dream - Kesehatan usia lanjut memang sangat rentan. Tidak dapat dipungkiri, pada usia lanjut, manusia akan mulai kehilangan kemampuan menangkal radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh.
Proses penuaan juga mempengaruhi sistem kekebalan tubuh menjadi lebih lemah, sehingga lebih mudah terkena penyakit. Hal ini juga diikuti dengan menurunnya fungsi berbagai organ tubuh.
Tapi, tidak perlu khawatir berlebih. Penuaan adalah hal yang lumrah dan tidak bisa dihentikan. Tapi, kita bisa tetap menjaga kesehatan dan kebugaran orang-orang tercinta di usia lanjut dengan mengajaknya melakukan hal-hal berikut.
1. Mengatur Pola Makan
Pilihlah makanan yang bergizi untuk dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan terhindar dari penyakit.
Tingkatkan asupan sayur dan buah-buahan, makanan sumber protein, vitamin B12, asam folat, zinc, dan kalsium. Ganti asupan lemak jenuh Anda dengan jenis lemak sehat, seperti lemak tak jenuh dari alpukat, minyak zaitun, minyak kanola, dan kacang-kacangan.
“ Pada usia pra lansia hingga 45-59 tahun, kita harus aware menjaga pola hidup, menjaga makan yang bergizi seimbang dan menghindari gula. Karena salah satu penyakit yang banyak dialami para lansia adalah diabetes melitus,” jelas dr. Anastasia Asylia Dinakrisma, Sp.PD pada konferensi virtual IMERI Healthy Aging Module, 28 Juli 2021.
Mengurangi kebiasaan makan makanan manis, makanan padat energi, dan minuman ringan dapat menghindari penyakit-penyakit di masa lansia. Alihkan dengan mengonsumsi banyak nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh lansia.
Jangan salah, olahraga untuk lansia sangat diperlukan untuk meningkat sistem kekebalan tubuh dan proses metabolisme dalam tubuh semakin baik. Risiko terserang penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi, dan obesitas juga lebih kecil.
“ Kalau olahraga baiknya dipersiapkan saat pra lansia, lebih baik lagi saat masih muda. Kalau saat muda sudah rutin olahraga maka lanjutkan. Namun bukan berarti jika muda tidak olahraga saat lansia juga tidak, ajaklah para senior untuk olahraga ringan yang sesuai dengan kondisi agar lutut dan sendi tidak sakit.” jelas Dr. Nani Cahyadi, SpKO pada kesempatan yang sama.
Bertambahnya usia memang tak terelakkan membuat mobilitas lansia lebih lambat. Namun bukan berarti berhenti aktif olahraga.
Saat bertambah usia, bukan tidak perlu lagi memerhatikan kondisi kesehatan mental. Pasalnya, lansia lebih mungkin mengalami peristiwa seperti berkabung, kesepian, atau penurunan status sosial ekonomi akibat masa pensiun.
Semua dapat menyebabkan stres. Kesehatan mental ini pastinya akan berdampak apda kesehatan fisik, dan begitu pula sebaliknya.
“ Yang terkahir kesehatan mental, kesehatan jiwa para lansia ini harus dijaga untuk menciptakan healthy aging.” tambah Dr. Nani Cahyadi, SpKO.
Sahabat Dream dapat mengajak para pra senior atau senior untuk membiasakan diri agar tetap bersosialisasi. Meskipun bersosialisasi akan terasa semakin sulit seiring dengan bertambahnya usia, penting untuk tetap menjalani aktivitas bersama keluarga dan teman.
Melakukan interaksi sosial dapat menjaga kesehatan jiwa, dan membuat pikiran menjadi lebih terbuka. Selain itu, lansia juga tidak akan merasa terkurung di dalam rumah.
Sebagai upaya mendukung peningkatan kesehatan dan kualitas hidup populasi pre-lansia dan lansia di Indonesia, Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) meluncurkan sebuah modul.
Modul yang berjudul “ Healthy Aging Module as a Prevention Strategy for Non-Communicable Diseases in Elderly Population” ini juga yang didukung oleh Danone PT Nutricia untuk meningkatkan kualitas kesehatan para lansia.
“ Saat ini healthy aging tidak saja menjadi salah satu research challenges, tetapi juga menjadi salah satu prioritas fokus penelitian untuk mendukung masyarakat sehat danmencegah terjadinya penyakit tidak menular pada populasi lansia,” jelas Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH., MMB., FINASIM., FACP., Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Modul ini berisi materi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi dokter dan tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi dan tata laksana pada pasien usia lanjut, khususnya berusia 45 tahun ke atas, di rumah sakit dan institusi pelayanan kesehatan.
Modul Healthy Aging telah disusun dengan melibatkan kontributor yang kredibel dari berbagai disiplin ilmu. Topik aging yang dibahas mulai dari proses penuaan beserta faktor risiko dan tatalaksananya, hingga peran aktivitas fisik, nutrisi, maupun dukungan sosial bagi lansia.
“ Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat agar dapat mengantisipasi tantangan kesehatan pada masyarakat berusia 45 tahun ke atas. Modul Healthy Aging dapat menjadi panduan pembelajaran di platform daring Massive Open Online Course (MOOC)” tambah dr. Agian Jeffilano Barinda, Ph.D., Ketua Tim Penusun Healthy Aging Module.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik