Foto: Shutterstock
Dream - Tak hanya alat pernapasan, 'pilek' juga dapat terjadi pada alat kelamin. Kondisi itu disebut dengan Gonore (GO) yang merupakan salah satu Infeksi Menular Seksual (IMS) yang dapat dialami oleh pria maupun wanita.
GO disebabkan oleh infeksi bakteri infeksi Neisseria Gonorrhoeaedan dapat menular dari orang ke orang. Bakteri ini ditularkan ketika melakukan kontak seksual dengan orang yang terinfeksi atau melakukan kontak dengan cairan tubuh mereka, baik secara vaginal, oral maupun anal.
GO yang dibiarkan berkembang pada akhirnya akan mengakibatkan berbagai risiko berbahaya. GO yang tidak terdiagnosis dan tidak mendapat pengobatan secara benar dapat menyebabkan komplikasi dari ringan hingga berat.
" Berdasarkan lokasi anatomis, komplikasi GO dapat terjadi pada genital dan sekitarnya seperti saluran kemih, panggul dan kandungan. Serta ekstra genital yaitu faring, selaput lendir mata dan sendi," ujar dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, CEO Klinik Pramudia dalam Virtual Media Briefing, Rabu 5 Agustus 2020.
Infeksi GO berat pada wanita bahkan dapat menyebabkan penularan infeksi GO pada bayi saat proses melahirkan. Bila tak diobati, GO juga dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur dan berat lahir rendah serta berbagai komplikasi kehamilan.
" Sebagaian wanita hamil tak menunjukkan gejala ketika mengidap penyakit GO. Kalaupun ada, gejalanya bisa mirip seperti keluhan yang dapat terjadi dalam kehamilan biasa seperti keputihan, perdarahan atau muncul bercak darah pada vagina," jelasnya.
Bakteri Neisseria gonorrhoeae menjadi salah satu bakteri patogen yang memengaruhi kesehatan organ reproduksi wanita. Termasuk infertilitas faktor tuba dan penyakit radang panggul atau Pelvic Inflammatory Disease (PID).
PID dapat menyebabkan jaringan parut pada tuba falopi menghalangi jalur sel telur yang dikeluarkan dari ovarium, sehingga menyebabkan infertilitas hingga kehamilan di luar kandungan.
GO Pada dasarnya ditularkan lewat hubungan seksual. Pencegahan utama yang bisa dilakukan adalah melakukan hubungan intim yang aman. Seperti menggunakan kondom, tidak bergonta-ganti pasangan, membatasi kontak seksual dengan pasangan yang tidak terinfeksi.
" Faktor risiko GO yaitu mereka yang berusia produktif (15-49 tahun), memiliki perilaku seksual aktif yang tidak aman, mengobati diri sendiri dengan membeli obat yang tanpa anjuran dokter, sehingga mengalami masa inkubasi yang pendek," ujarnya.
Dream - Virus corona COVID-19 ternyata tidak hanya menyerang sistem pernapasan, tetapi juga bisa menyebabkan masalah pada kesuburan kaum pria.
Penemuan ini terungkap dalam penelitian di China yang baru-baru ini dilaporkan oleh Thailand Medical News.
Berdasarkan data dari tim ahli medis Universitas Medis Nanjing yang dipimpin Kepala Divisi Urologi di Rumah Sakit Suzhou, Dr Jianging Wing, mereka menemukan COVID-19 bisa memengaruhi tingkat kesuburan pasien pria.
Hal ini karena COVID-19 juga menyerang ACE2 (Angiotensin Converting Enzyme 2) yang ada di jaringan manusia. ACE2 paling banyak ditemukan di jaringan ginjal dan testis.
Jadi, COVID-19 terutama menyerang sel tubular ginjal, sel Leydig dan sel di saluran seminiferus pada testis.
Jika terjadi kerusakan pada jaringan ini maka akan meninggalkan bekas luka. Akibatnya bisa menyebabkan infertilitas pada pria.
Penelitian dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari 146 pasien pria. Namun masih perlu ditinjau lagi. Penelitian dapat diakses online di laman medRxiv.
Anggota tim juga menyarankan para dokter untuk memonitor fungsi ginjal pasien pria untuk memastikan tidak adanya kelainan selama melakukan perawatan.
Sumber: World of Buzz
Dream - Ada kebiasaan ibu dan putrinya yang mungkin terdengar aneh bagi orang lain. Saat putrinya menginjak remaja, beberapa ibu sering kali saling bertukar celana dalam.
Padahal, memakai celana dalam yang sama secara bergantian, meski itu antara ibu dan anak kandung, tetap berpotensi menimbulkan bahaya.
Seperti yang dialami seorang gadis remaja berusia 12 tahun dari China iniyang sering memakai celana secara bergantian dengan ibunya.
Gadis yang tak disebutkan namanya dari Provinsi Zhejiang itu awalnya muntah dan demam. Dia juga mengalami gejala lainnya seperti sakit perut.
Kondisinya itu berlangsung sekitar setengah bulan sebelum dia dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya, lapor China Press.
Setelah dokter memeriksa gadis tersebut, dia didiagnosis mengidap penyakit radang panggul.
Kondisinya itu diakibatkan karena salah satu tuba falopinya tersumbat air sehingga menjadi rusak.
Tuba falopi atau oviduk adalah saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Tuba falopi ini berjumlah sepasang, di kiri dan kanan.
Fungsi utama dari tuba falopi adalah sebagai jalur transportasi sel telur dari ovarium ke rahim.
Dokter merasa heran mengapa gadis di bawah umur sudah mengidap penyakit radang panggul.
Masalahnya, penyakit tersebut biasanya menyerang wanita dewasa yang sering berganti pasangan atau melakukan hubungan intim tanpa memakai pelindung.
Lebih mengejutkan lagi, meski sudah menstruasi sejak dua tahun lalu, gadis itu tidak pernah memakai pembalut.
Dokter juga tidak melihat adanya riwayat kesehatan yang bisa menyebabkan gadis itu mengidap penyakit yang biasa menyerang orang dewasa.
Setelah bertanya lebih jauh tentang kebiasaan gadis itu, dokter di Zhejiang University mengaku terkejut.
Ternyata, gadis itu sering memakai celana dalam milik ibunya. Selama ini, celana dalam ibu dan anak itu sering ditaruh di tempat yang sama.
Sehingga mereka sudah biasa saling bertukar celana dalam. Parahnya lagi, sang ibu ternyata pernah kena penyakit kelamin vaginitis.
Vaginitis adalah radang di bagian Miss V yang ditandai dengan rasa gatal yang hebat disertai keputihan.
Dokter mengatakan penyakit radang panggul sangat jarang menyerang anak-anak. Tapi karena ibu gadis itu masih subur maka risikonya besar.
" Ibu gadis itu masih subur dan aktif secara seksual. Karena itu celana dalamnya mengandung bakteri penyebab penyakit radang panggul tersebut," kata dokter.
Selain itu, gadis tersebut memiliki masa menstruasi yang lebih panjang, sekitar 7 sampai 10 hari.
Selama menstruasi gadis itu kurang menjaga kebersihan sehingga bakteri bisa masuk ke dalam tubuhnya.
Akibat penyakit radang panggul, gadis remaja tersebut harus menjalani pengangkatan tuba falopi sebelah kanan.
Tidak hanya sampai di situ. Dokter juga melakukan pengangkatan kista ovarium sebelah kanan.
Sebenarnya dokter berusaha menyelamatkan tuba falopi gadis tersebut. Namun benjolannya sudah terlalu parah hingga harus diangkat.
Kasus yang menimpa gadis remaja itu menjadi peringatan bagi kita untuk tidak sembarangan berbagi pakaian dalam
(Sah, Sumber: World of Buzz)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur