Swab Test/ Foto: Shutterstock
Dream - Aktivitas berkumpul atau mengobrol berlama-lama di tengah pandemi memang sangat berisiko. Terutama jika tak menggunakan masker, tak menjaga jarak dan dilakukan di ruangan tertutup serta ber-AC.
Bila ada satu saja orang yang mengabarkan kalau dirinya ternyata positif covid-19, pastinya menimbulkan kepanikan. Siapa pun yang berkumpul ingin segera tahu status kesehatannya dengan melakukan tes Covid-19.
Lalu apakah kita harus segera swab test setelah kotak erat dengan mereka positif Covid-19? Ternyata jawabannya tidak.
" Menjalani tes bukanlah hal pertama yang harus dilakukan. Setelah kontak erat segera lakukan isolasi mandiri. Segera jauhkan diri dari orang lain. Lakukan itu selama 14 hari," ujar Lisa Lee, profesor Virginia Tech dan pakar kesehatan masyarakat yang pernah bekerja di Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC), dikutip dari Bussiness Insider.
Rata-rata, dibutuhkan waktu sekitar empat hingga lima hari setelah seseorang terinfeksi virus corona untuk menunjukkan gejala penyakit, tetapi masa inkubasi virus dapat berlangsung dari dua hingga 14 hari. Itulah mengapa periode karantina yang disarankan adalah dua minggu penuh.
Tidak peduli apa yang dirasakan tubuh dan hasil tes swab PCR. Jadi, meskipun tidak ada tanda-tanda gejala selama karantina, bisa saja virus ada dalam tubuh dan menulari orang lain.
Virus corona juga dapat menyebar dengan mudah dari orang-orang tanpa gejala yang tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit. Menurut perkiraan terbaik CDC saat ini, penyebar asimtomatik dapat menyebabkan 40% dari semua kasus virus Covid-19.
Setelah isolasi, waktu terbaik untuk melakukan tes adalah satu minggu setelah kontak erat atau 5 hingga 7 hari. Jika tes pertama ternyata negatif, ada baiknya untuk diuji lagi, sekitar 12 hari setelah kontak, karena bisa jadi virus membutuhkan waktu beberapa saat untuk muncul.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Bagi mereka yang baru saja melakukan tes swab dan mendapatkan hasil positif Covid-19, pastinya akan merasa kaget. Dari hasil pemeriksaan bakal disertai nilai CT atau CT value.
Mungkin banyak yang bertanya-tanya maksud dari angka di CT Value tersebut. Dokter Ardiana Kusumaningrum, Sp.MK, dari Rumah Sakit Universitas Indonesia memberikan penjelasan.
" Sebelum mengenal lebih jauh mengenai nilai CT, kita harus memahami bahwa diagnosis COVID-19 dilakukan dengan metode real-time RT-PCR, suatu pemeriksaan molekuler berbasis reaksi rantai polimerase dari sampel klinis pasien. Sampel yang umumnya diambil adalah swab cairan dari hidung serta tenggorok. Sampel ini dimasukkan ke dalam tabung khusus berisi cairan untuk menjaga kestabilan materi genetik virus (VTM/virus transport media) dan dibawa ke laboratorium," ungkap dr. Ardiana, dikutip dari rs.ui.ac.id.
Selanjutnya sampel akan melalui prosedur ekstraksi, yaitu proses menggunakan kit tertentu untuk mengeluarkan materi genetik virus yang dikehendaki. Nah, karena virus yang menyebabkan COVID-19 tergolong pada virus RNA, dalam mendeteksi virus ini didahului proses perubahan/konversi dari RNA menjadi DNA.
Proses ini difasilitasi oleh enzim reverse transcriptase. Selanjutnya akan dilakukan perbanyakan (amplifikasi). Proses amplifikasi tersebut terjadi berulang-ulang, hingga sekitar 40 siklus, dan sinyal floresens yang dihasilkan akan berbanding lurus/proporsional terhadap amplifikasi yang terjadi.
" Pada satu titik, jumlah sinyal floresens pada proses amplifikasi tersebut mencapai nilai minimal untuk dapat diinterpretasikan sebagai hasil positif. Titik tersebut dinamakan cycle threshold value atau nilai CT," ujar dr. Ardiana.
Jadi, apa pentingnya nilai CT ini? Beberapa jurnal menyebutkan bahwa nilai CT ini berbanding terbalik dengan kemampuan virus untuk menular ke orang lain. Artinya, semakin tinggi nilai CT, semakin rendah kemungkinan virus untuk menyebabkan infeksi.
Pada penelitian tersebut, dilakukan perbandingkn antara nilai CT dengan kultur virus dan ditemukan bahwa virus dari sampel yang memiliki nilai CT lebih dari 34, tidak menimbulkan infeksi. Hal ini menyebabkan beberapa dokter menggunakan nilai CT untuk menentukan kemungkinan penularan penyakit lebih lanjut serta menetapkan apakah seseorang perlu melakukan isolasi mandiri lebih lanjut atau tidak. Namun ternyata, pada jurnal lain, diperoleh nilai CT yang berbeda untuk kondisi tidak menyebabkan penularan lebih lanjut.
Selain itu, perlu juga diperhatikan bahwa nilai CT dihasilkan sangat bergantung dengan beberapa hal teknis, mulai dari metode pengambilan sampel, jumlah materi genetik yang terkandung dalam sampel, metode ekstraksi yang digunakan, serta kit PCR yang dipakai. Sehingga perlu kehati-hatian dalam menggunakan nilai CT sebagai dasar penanganan pasien.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Beberapa selebritas diketahui melakukan swab antigen untuk mengetahui status virus Covid-19 pada tubuh mereka. Ada yang melakukan menggunakan jari sendiri atau dibantu orang terdekatnya yang bukan tenaga medis.
Hal ini biasanya dilakukan karena alasan kepraktisan. Tak perlu keluar rumah, lebih murah dan hasil yang didapat pun lebih cepat karena tak perlu antre. Kini banyak sekali yang menjual swab test antigen kit. Untuk di e-commerce ada yang harganya ratusan ribu hingga sekitar jutaan.
Lalu apakah tes ini aman dan akurat? Dokter Adam Prabata, kandidat PhD dari Kobe University Jepang, memberikan penjelasan di akun Instagramnya. Menurut dr. Adam tes usap atau swab test harus dilakukan oleh tenaga profesional terlatih.
" Pengambilan swab untuk rapid test antigen direkomendasikan untuk dilakukan oleh tenaga yang terlatih dalam menggunakan peralatan dan meminimalkan risiko terpapar," ungkap dr Adam dalam akun Instagramnya @adamprabata.
Hasil pemeriksaan juga tak bisa langsung didapatkan begitu saja. Demi keakuratan, hasil tes harus disupervisi dan diinterpretasi oleh tim ahli.
" Tidak ada rekomendasi swab antigen dilakukan di rumah dan bukan oleh tenaga terlatih," tulis dr Adam.
Jika ingin melakukan tes usap baik sebagai skrining awal atau mengetahui status kesehatan setelah kontak dengan pasien Covid-19 positif segeralah ke pusat layanan terdekat. Hindari melakukan tes mandiri yang keamanan dan keakuratannya sangat diragukan.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN