Kreasi Tenun Ikat Tanimbar, Lebih Stylish dan Kekinian

Reporter : Annisa Mutiara Asharini
Rabu, 8 Januari 2020 14:12
Kreasi Tenun Ikat Tanimbar, Lebih Stylish dan Kekinian
Kain yang awalnya hanya dibuat menjadi sarung kini siap digunakan sebagai ragam produk fashion.

Dream - Setiap pelosok Indonesia punya kain tradisional yang patut dibanggakan. Termasuk kain tenun ikat dari Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

Sebagian besar kain ini dibuat oleh kaum perempuan sebagai mata pencaharian. Hingga saat ini, tercatat ada 1.715 orang pengrajin yang tersebar di 10 kecamatan Tanimbar.

Di Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Provinsi Maluku Tahun 2019 Kota Ambon, turut digelar peragaan busana karya Desainer Wignyo Rahadi yang menggunakan Tenun Ikat Tanimbar buatan penenun binaan Bank Indonesia Provinsi Maluku.

Koleksi ini diperagakan oleh perwakilan dari Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia, Ikatan Wanita Bank Provinsi Maluku dan Insan Perbankan Maluku.

Kain Tenun

Foto: Indonesia Fashion Chamber

Tenun Ikat Tanimbar dalam pilihan warna yang gelap seperti cokelat, terakota dan hitam serta warna lebih terang seperti oranye diaplikasikan dalam ragam gaya busana yang praktis dan modern. Seperti dress bersiluet ringan, padanan blus dengan varian celana maupun rok, serta outer yang terkesan dinamis.

Tenun Ikat Tanimbar dikombinasikan pula dengan daya tarik bahan Tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Permainan potongan asimetris dan draperi merupakan elemen ornamen yang turut menjadi sentra perhatian pada koleksi ini.

Kain Tenun

Foto: Indonesia Fashion Chamber

1 dari 4 halaman

Program Pengembangan Tenun Ikat

Kegiatan tersebut merupakan upaya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku dan desainer Wignyo Rahadi dalam mengembangkan UMKM Bank Indonesia Provinsi Maluku untuk pemberdayaan ekonomi perempuan dan masyarakat lokal.

Kain Tenun

Foto: Indonesia Fashion Chamber

Program pengembangan Tenun Ikat Tanimbar ini terdiri atas pelatihan pewarnaan, penggunaan benang dengan kualitas lebih baik, penerapan teknik tenun dengan alat tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) untuk melengkapi alat tenun gedogan dan eksplorasi desain motif.

Tenun Tanimbar yang semula tampak kaku, berat dengan warna yang rentan luntur menjadi lebih ringan, lembut dan tidak luntur sehingga nyaman dikenakan tanpa meninggalkan motif tradisi sebagai identitasnya. Kain yang awalnya hanya dibuat dan dipasarkan dalam bentuk sarung kini siap digunakan sebagai ragam produk fashion.

2 dari 4 halaman

Menarik Hati Milenial Gunakan Kain Tradisional

Dream - Wastra Nusantara atau kain tradisional menjadi salah satu kekayaan budaya peninggalan turun menurun leluhur Indonesia. Setiap kain tradisional ini memiliki nilai-nilai filosofis yang agung dan luhur, sehingga sangat penting untuk menjaganya.

Fashionlink hadir pada ajang Jakarta Fashion Week 2020 (JFW) menjembatani para desainer Indonesia yang fokus mempopulerkan kembali Wastra Nusantara.

Novita Yunus, salah satu fashion desainer Indonesia yang turut berkontribusi dalam pelestarian Wastra Nusantara. Misinya adalah mempopulerkan kembali desain Wastra kepada generasi muda Indonesia.

“ Misi saya pertama bagaimana mempopulerkan kain wastra kepada generasi muda. Batik tuban menjadi pilihan pertama saya launching” jelas Novita pada acara JFW 2020, Senayan City, Jakarta, Rabu 23 Oktober 2019.

3 dari 4 halaman

Tanpa Mengubah Makna dan Filosofinya

Tak hanya Novita, Christina Pangaribuan, salah satu desainer asal Sumatera Utara juga melihat potensi Wastra Nusantara sebagai kain tradisional yang bisa bersaing di kancah International.

Wastra Nusantara

Christina juga mendorong generasi muda Indonesia untuk mulai mempromosikan tenun dan mengenalnya lebih dekat. Ia berpesan untuk tidak memotong Wastra agar tidak mengubah makna dan filosofinya.

“ Sebaiknya kita tidak memotong agar tidak mengubah makna, karena setiap motifnya memiliki filosofi dan arti secara keseluruhan” tambah Christina.

4 dari 4 halaman

Terus Berinovasi

Kedua fashion desainer berupaya untuk terus berinovasi memadupadankan kain tradisional dengan bahan-bahan yang dekat dengan generasi muda, denim salah satunya. Mereka juga mendesain berbagai koleksi dengan bahan utama Wastra Nusantara dengan model yang edgy dan tidak kuno.

Wastra Nusantara

Para fashion desainer berharap generasi muda dapat mencintai dan melestarikan Wastra Nusantara untuk terus mengembangkan kekayaan budaya Indonesia dari masa ke masa.

Beri Komentar