Mengapa Semakin Banyak Dokter dan Perawat Tertular Virus Corona

Reporter : Arini Saadah
Kamis, 2 April 2020 18:49
Mengapa Semakin Banyak Dokter dan Perawat Tertular Virus Corona
Pekerja medis lebih rentan tertular virus corona meskipun telah menggunakan alat pelindung diri. Mengapa mereka begitu rentan terjangkit virus corona?

Dream – Sebagai garda terdepan penyembuhan pasien positif corona Covid-19, tim medis seperti dokter, perawat, dan petugas rumah sakit menjadi orang paling berisiko tertular. Di Indonesia dan berbagai negara di dunia sudah banyak laporan tentang dokter atau perawat yang positif terpapar Covid-19.

Imbauan untuk tak menimbun masker kesehatan serta sumbangan Alat Perlindungan Diri (APD) sudah gencar dilakukan untuk mengurangi risiko tim medis terpapar virus tersebut

Mengutip telegraph.co.uk, kurang lebih 5.000 pekerja kesehatan di Italia dan 3.000 di China telah terinfeksi virus corona. Sementara di Inggris yang menjadi pusat baru penyebar corona belum diketahui berapa banyak pekerja kesehatan yang terinfeksi. Negara Inggris menyaksikan kematian pekerja kesehatan pertamanya karena COVID-19 yaitu dokter Habib Zaidi, dokter umum dari Southend, Essex.

Dari Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melaporkan 11 dokter meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona sepanjang Maret 2020. Sedangkan satu lainnya meninggal karena kelelahan menangani pasien.

Sebagian para tim medis ini telah menggunakan APD namun bukan berarti risiko tak tertular viru sini menjadi hilang sepenuhnya. Mengapa mereka begitu rentan terjangkit virus corona? Dilansir dari telegraph.co.uk, berikut sejumlah penjelasannya:

1 dari 4 halaman

Viral Load atau Muatan Virus dalam Darah

Ilustrasi

Menurut para ahli, penyebab utama kerentanan para pekerja medis adalah jumlah virus yang dihadapi mereka lebih banyak daripada orang biasa. Ketika virus masuk ke tubuh seseorang, ia akan menggandakan dirinya. Karena itu jumlah tubuh di dalam sel seseorang itu akan bertambah banyak.

Disaat muatan virus yang dalam bahasa medisnya disebut viral load itu menumpuk, akan menyebabkan si pasien menderita komplikasi yang lebih parah. Dalam kondisi inilah si pasien berpotensi menularkan virus dari dalam tubuhnya ke orang lain.

Dalam hal ini, pekerja medis menjadi seperti dokter dan perawat sering melakukan kontak erat dengan pasien-pasien tersebut. Sehingga mau tidak mau pekerja medis memang berhadapan langsung dengan virus dalam jumlah yang lebih besar.

 

2 dari 4 halaman

Pasukan Imun Jadi Makin Sulit Melawan

Profesor Wendy Barclay dari Departemen Penyakit Menular di Imperial Collaege London mengatakan, “ semakin banyak virus di dalam tubuh saya, semakin mungkin saya menularkannya kepada anda.”

Hal itu telah disampaikan oleh WHO. Bahwa, terbukti seorang pasien yang sedang menjalani sebuah operasi di rumah sakit Wuhan, China, menularkan virus kepada 14 pekerja medis.

Menurut Profesor Mikrobiologi dan Infeksi di Universitas Birmingham, Willem van Schaik, menyebutkan berdasarkan penelitian kasus virus sebelumnya seperti SARS dan MERS, paparan virus yang lebih banyak  akan menyebabkan penularan kepada orang lain di dekatnya. Bahkan, potensi komplikasi orang terpapar virus dengan dosis tinggi akan lebih buruk.

Profesor Wendy menambahkan jika seseorang terpapar virus yang lebih banyak maka pasukan imun di dalam tubuh orang tersebut akan kesulitan untuk bertempur melawan virus yang terlalu banyak. Usia dan juga riwayat penyakit medis anda memiliki peran besar ketika virus mulai menginfeksi tubuh anda.

 

3 dari 4 halaman

Risiko yang Sama untuk Perawat Pasien di Rumah

Ilustrasi

Pekerja medis yang sering dekat dengan pasien menjadi lebih berisiko tinggi tertular virus corona. Inilah sebabnya kekurangan alat pelindung diri bagi para pekerja medis menjadi hal yang menjadi perthatian.Para ekerja medis membutuhkan APD seperti sarung tangan, masker, dan pelindung lainnya.

Kekurangan ini menjadi masalah besar bagi negara-negara di seluruh dunia. Bahkan dokter di Prancis menuntut pemerintah karena gagal menyediakan APD untuk para pekerja medis. Sedangkan di Inggris, pimpinan organisasi pekerja medis, Neil Dickson menyebutkan ketersediaan APD yang rendah menyebabkan kepercayaan diri para perawat dan dokter juga menurun.

Selain itu, seseorang yang merawat pasien COVID-19 di rumah juga sangat berisiko tinggi untuk tertular. Sehingga direkomendasikan supaya tidur terpisah dengan penderita, bahkan menggunakan toilet beserta peralatan makan yang berbeda pula.

Dokter Edward Parker, Peneliti dalam sistem biologi di London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan paparan virus yang sedikit dan berulang kali juga menyebabkan risiko tertular virus. “ Jadi, penting bagi kita untuk membatasi semua kemungkinan paparan Covid-19, apakah ini untuk seseorang yang memiliki gejala batuk virus dalam jumlah besar atau untuk seseorang tanpa gejala yang menularkan virus dalam jumlah kecil,” katanya.

4 dari 4 halaman

Biasanya Menyerang di Awal Pasien Tertular

Ilustrasi

Penelitian menunjukkan terhadap 9 pasien dengan gejala ringan, periode penularan mereka adalah ketika satu minggu setelah gejala pertama muncul. Pada hari ke 10 mereka tidak menularkan penyakit tersebut.

Virus menular secara aktif kepada orang lain adalah ketika pasien menularkan virus yang sangat banyak pada tahap awal infeksi.

Artinya, seseorang bisa menularkan virus corona COVID-19 adalah ketika 5 hari setelah dia terserang penyakit. Pada saat itu si pasien dapat memancarkan virus 1000 kali lebih banyak daripada disaat puncak penularan infeksi SARS. Inilah jawaban dari mengapa virus menyebar begitu cepat ke seluruh dunia.

Demikian itulah beberapa penjelasan mengapa begitu banyak pekerja medis yang tertular virus corona. 

Beri Komentar