Fakta-fakta Empty Sella Syndrome, Penyakit Langka yang Diidap Ruben Onsu

Reporter : Editor Dream.co.id
Selasa, 21 Mei 2024 13:12
Fakta-fakta Empty Sella Syndrome, Penyakit Langka yang Diidap Ruben Onsu
Ruben Onsu dilarikan ke RSUD Majalengka usai idap penyakit langka, Empty Sella Syndrome. Beberapa gejalanya umum dialami dan sulit disadari.

1 dari 11 halaman

Fakta-fakta Empty Sella Syndrome, Penyakit Langka yang Diidap Ruben Onsu

Fakta-fakta Empty Sella Syndrome, Penyakit Langka yang Diidap Ruben Onsu © Mengenal Empty Sella Syndrome, Penyakit Langka yang Diidap Ruben Onsu?Dream - Beberapa waktu lalu, Ruben Onsu dilarikan ke RSUD Majalengka karena kondisinya menurun secara tiba-tiba. Sebelumnya, suami Sarwendah juga sempat menceritakan kondisi kehidupanny

2 dari 11 halaman

© Dream

Dream - Sabtu malam, 19 Mei 2024 kemarin, Ruben Onsu dilarikan ke RSUD Majalengka karena kondisinya menurun secara tiba-tiba. Sebelumnya, suami Sarwendah juga sempat menceritakan ke publik lewat tayangan di salah satu stasiun televisi kalau dirinya memang memiliki penyakit.

3 dari 11 halaman

Dalam tayangan FYP Trans7 2022 lalu Ruben mengungkap penyakitnya. Ia menjelaskan kalau dirinya mengalami penyempitan sumsum tulang belakang. Tak hanya itu, Ruben juga mengidap Empty Sella Syndrome (ESS).

ESS sendiri merupakan penyakit langka yang menyerang pelindung kelenjar pituitari, yaitu sella tursika. Kondisi tersebut membuat Ruben harus selalu dipantau secara medis hingga saat ini. Apa efek penyakit ini pada presenter 40 tahun itu?

4 dari 11 halaman

Apa Itu ESS?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ESS merupakan penyakit yang menyerang pelindung kelenjar pituitari atau sella tursika. Sella tursika sendiri terletak di struktur tulang di dasar tulang tengkorak.

Kelenjar pituitari sendiri berfungsi untuk memproduksi hormon yang mengontrol fungsi organ tubuh. Ketika kelenjar tersebut mengalami gangguan, produksi serta kerja hormon pun terganggu.

5 dari 11 halaman

Penyebab ESS

imagePenyebab ESS
" /> © Mengenal Empty Sella Syndrome, Penyakit Langka yang Diidap Ruben Onsu?Dream - Beberapa waktu lalu, Ruben Onsu dilarikan ke RSUD Majalengka karena kondisinya menurun secara tiba-tiba. Sebelumnya, suami Sarwendah juga sempat menceritakan kondisi kehidupanny

Dilansir dari Alodokter, sebenarnya penyebab ESS belum diketahui pasti, tapi ada beberapa hal yang kerap dikaitkan dengan kondisi ini.

6 dari 11 halaman

Mulai dari cacat lahir di lapisan pembungkus otak, cedera kepala akibat benturan keras atau kecelakaan, terapi radiasi di area kepala, tumor otak, infeksi otak atau ensefalitis, serta sindrom Sheehan.

Semua hal tersebut diduga mampu menyebabkan gangguan pada kelenjar pituitari yang akhirnya tidak berfungsi normal.

7 dari 11 halaman

Gejala ESS

Beberapa gejala ESS cukup sering dialami banyak orang. Itulah mengapa gejalanya sulit terdeteksi, kecuali kelenjar pituitari mengalami penyusutan dan menyebabkan ketidakseimbangan hormon.

Setiap orang bisa mengalami gejala berbeda-beda, bergantung pada hormon yang terdampak akibat kerusakan kelenjar pituitari.

Kendati demikian, ESS dapat membuat penderitanya selalu merasa lelah, sakit kepala kronis, penurunan kualitas penglihatan, mata kering, atau tekanan darah tinggi.

8 dari 11 halaman

Sindrom ini juga mampu mempengaruhi sistem reproduksi dan fungsi tubuh lainnya, sehingga menimbulkan gejala seperti penurunan gairah seksual, gangguan menstruasi pada wanita, impotensi pada pria, infertilitas, serta keluarnya cairan jernih tanpa bau dari hidung.

9 dari 11 halaman

Pengobatan ESS

imagePengobatan ESS
" /> © Mengenal Empty Sella Syndrome, Penyakit Langka yang Diidap Ruben Onsu?Dream - Beberapa waktu lalu, Ruben Onsu dilarikan ke RSUD Majalengka karena kondisinya menurun secara tiba-tiba. Sebelumnya, suami Sarwendah juga sempat menceritakan kondisi kehidupanny

Sebelum terdiagnosa ESS, dokter akan menelusuri riwayat kesehatan pasien maupun keluarga. Pasien akan diminta melakukan sejumlah pemeriksaan seperti tes darah untuk mendeteksi kadar hormon, CT scan, atau MRI kepala.

10 dari 11 halaman

Pasien yang mengalami ESS tanpa perubahan signifikan pada kelenjar pituitari, gangguan fungsi hormon, atau mengalami gejala tertentu, hanya akan dipantau kondisinya secara rutin.


Sementara pasien yang mengalami gejala tertentu akibat penyusutan kelenjar pituitari dan gangguan fungsi hormon akan diberikan pengobatan tertentu agar hormonnya seimbang.

Dokter mungkin juga akan memberi obat tetes mata, anti nyeri, anti hipertensi, bahkan menyarankan tindakan operasi jika mengalami kebocoran cairan serebrospinal melalui hidung.

11 dari 11 halaman

Bahayakah ESS?

Penyakit ini tidak berbahaya jika dikontrol sejak dini. Walau demikian, ESS juga bisa berujung fatal jika mengalami komplikasi akibat tekanan pada otak, gangguan hormon, atau masalah aliran cairan serebrospinal.

Semoga kondisi Ruben sehat kembali ya, Sahabat Dream.

Beri Komentar