Mengenal Teknik Olah Kain Ecoprinting yang Bisa Dilakukan di Rumah Saja

Reporter : Cynthia Amanda Male
Kamis, 21 April 2022 15:14
Mengenal Teknik Olah Kain Ecoprinting yang Bisa Dilakukan di Rumah Saja
Bisa menghasilkan kain yang lebih otentik dan ramah lingkungan.

Dream - Konsep sustainable fashion atau busana berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan tengah marak digalakkan para desainer lokal. Meski belum bisa diterapkan secara keseluruhan, namun beberapa desainer perlahan menerapkannya pada sebagian proses penggarapan koleksi.

Salah satu bentuk penerapan aksi ramah lingkungan pada koleksi desainer adalah ecoprinting. Ecoprinting merupakan teknik olah kain menggunakan motif serta pewarnaan alami.

" Ecoprint sendiri adalah suatu teknik olah kain yang menggunakan kain serat alami dengan motif dan pewarnaan alami dari tumbuh-tumbuhan, berupa bunga, daun, akar, getah, kulit kayu, jati kayu, dan kulit buah. Makanya, konsep sustainable fashion itu sangat melekat," ujar Inen Kurnia, Founder Asosiasi Ecoprint Indonesia di MUFFEST+ (Muslim Fashion Festival) 2022, Kamis 21 April 2022.

1 dari 3 halaman

Berkembang Pesat di Indonesia

Pewarnaan Alami

Foto: Shutterstock

Teknik ecoprint sendiri tidak bermula di Indonesia, melainkan Australia. Namun, perkembangannya sangat pesat di Indonesia. " Jumlah ecoprinter internasional saja sebanyak 12 ribu. Sedangkan di Indonesia sendiri, ecoprinter ada sebanyak 13 ribu," ungkapnya.

Inen Kurnia

Foto: Cynthia Amanda Male

Lebih lanjut, dia mendirikan pusat belajar ecoprinter Indonesia yang bisa diikuti oleh semua orang dari segala usia. Bahkan, Inen sendiri telah membuat 3 buah buku yang menyertakan 103 karya 'Kartini Indonesia'.

Buku tersebut merupakan kumpulan karya peserta belajar ecoprinter berusia 60-83 tahun, berupa kebaya, kain, dan tas yang didesain, diproduksi, serta dikenakan sendiri. Pada buku selanjutnya, Inen pun mengungkapkan sejumlah karya anak bangsa yang menggunakan teknik tersebut untuk membantu orangtua mereka.

2 dari 3 halaman

Bisa Diproses di Mana Saja

Adanya karya tersebut membuktikan bahwa teknik ecoprinting bisa dilakukan semua orang di segala usia. Bahkan menurut Inen, teknik tersebut bisa dilakukan di rumah dengan alat rumah tangga.

" Ecoprint bisa dilakukan semua orang ada di dapur. Kainnya dikukus pakai panci dan menggunakan kain serat alami," tuturnya. Awalnya, ecoprinting sendiri memakan waktu 3-4 hari hingga bisa digunakan. Namun kini, produksi pakaian dengan teknik tersebut hanya memakan waktu sehari.

" Proses dari kain jadi produk memakan waktu 1 hari. Tinggal proses oksidasinya saja. Mulanya, kain di treatment, ditata daun, ditutup kembali dengan kain, lalu digulung, dan dikukus. Setelah dibuka gulungannya, kainnya melalui proses oksidasi dengan diangin-anginkan."

3 dari 3 halaman

Koleksi yang Otentik

Koleksi Inen Signature

Foto: Instagram @inen.signature

Karena menggunakan bahan alami, warna dan motif yang dihasilkan menjadi lebih otentik serta tidak bisa dibuat sama persis antara satu pakaian dengan lainnya. Meski begitu, perawatan bahan dengan teknik ecoprinting tidaklah sulit.

" Bisa dibersihkan menggunakan sabun lerak yang alami dan ramah lingkungan. Kain dengan teknik ecoprinting telah diuji laboratorium tekstil dan terbukti tahan luntur warna dengan level 5 atau sangat baik. Jadi, kelunturannya terjaga. Asal prosesnya juga dijaga," imbuhnya.

Karena prosesnya yang alami dan lebih otentik, kain dengan teknik ecoprinting dibanderol lebih mahal dibandingkan kain biasa. Tapi tentunya, kain tersebut juga memiliki standar harga agar masih bisa terjangkau oleh peminatnya.

Beri Komentar