Shutterstock
Dream - Terus menjaga kesehatan untuk mempertahankan imunitas tubuh di masa pandemi Covid-19 menjadi sebuah keharusan.
Namun, tidak semua orang memiliki imunitas dasar yang baik. Apalagi kelompok rentan yang berisiko tinggi terjangkit seperti pasien kanker.
Respons kekebalan pasien kanker, yakni sistem imun, terbukti lebih lemah dalam menjaga tubuh dari bahaya penyakit dan infeksi. Kekebalan tubuh pasien kanker pun kurang mampu melawan penyakit dan infeksi, termasuk virus penyebab Covid-19.
Pasien kanker juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami keparahan, perawatan di rumah sakit hingga kematian akibat Covid-19.
Dalam kondisi ideal, vaksin seharusnya mampu memicu sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif. Namun, setiap jenis vaksin memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat mempengaruhi stimulasi sistem kekebalan tubuh sehingga membatasi kegunaan jenis vaksin tersebut.
Berdasarkan penelitian Recovery, terjadi perbedaan respons tubuh terhadap vaksin yang diberikan ke dua kelompok yakni kelompok pasien kanker dan kelompok orang sehat (controls) di mana respons imun para pasien kanker lebih rendah terhadap vaksin tersebut.

“ Melihat fakta tersebut, terdapat kelompok pasien kanker yang berisiko belum mendapatkan perlindungan yang sama optimalnya dengan masyarakat sehat, bahkan setelah pemberian vaksin. Maka pada kelompok pasien tersebut, imunisasi pasif berupa antibodi monoklonal dapat menjadi opsi sebagai extra protection,” jelas dr. Jeffry Beta Tenggara, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik pada keterangan tertulis yang diterima Dream.
Untuk terlindungi dari Covid-19, selain menggunakan vaksin yang secara aktif dapat merangsang sistem imun untuk pembentukan antibodi, pada pasien kanker terdapat terapi imunisasi pasif. Terapi seperti antibodi monoklonal mungkin dapat menjadi salah satu opsi untuk mendapatkan proteksi tambahan terhadap Covid-19.
Antibodi monoklonal dapat mencegah terjadinya infeksi Covid-19 pada kelompok rentan, salah satunya adalah pasien kanker.
Di sisi lain, antibodi monoklonal dapat memberikan perlindungan jangka panjang hingga 6 bulan dan efektif melawan virus SARS-Cov-2 yang telah bermutasi.

“ Selain vaksin dan antibodi monoklonal, pasien kanker juga diimbau untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M yakni menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker. Apabila dibutuhkan, CISC juga senantiasa hadir untuk memberikan dukungan dan menyediakan informasi terkait pasien kanker dalam melindungi diri dari COVID-19,” jelas Aryanthi Baramuli Putri, Pendiri dan Ketua Cancer Information and Support Center (CISC).
Advertisement
Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Bye Kering & Kaku, 7 Tips Agar Rambut Pria Terasa Lembut


PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik di 3 Wilayah Bencana
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap