Menguak Penyebab Disfungsi Seksual Pria dan Wanita

Reporter : Mutia Nugraheni
Kamis, 28 November 2019 06:24
Menguak Penyebab Disfungsi Seksual Pria dan Wanita
Jangan segan untuk berkonsultasi dengan dokter.

Dream - Aspek seksualitas dalam sebuah hubungan rumah tangga merupakan faktor penting. Sayangnya, kehidupan seksual kerap disepelekan padahal merupakan unsur krusial dalam menjaga kehangatan hubungan.

Tak dipungkiri, banyak kasus perceraian terjadi karena kehidupan seksual yang tak berkualitas. Untuk itu, masalah difungsi seksual tak boleh dipandang sebelah mata, baik pada pria maupun wanita.

Kondisi difungsi seksual pada pria, bisa berupa disfungsi ereksi atau ejakulasi dini. Lalu pada wanita, banyak yang tak tahu kalau bisa juga terjadi difungsi seksual berupa vaginismus, yaitu munculnya rasa nyeri yang begitu hebat saat berhubungan intim.

Bagi kaum hawa, jangan segan untuk berkonsultasi dengan dokter jika merasa kesakitan saat berhubungan intim. Begitu juga jika kehilangan hasrat seksual dalam waktu yang cukup lama.

“ Kami menghimbau agar perempuan Indonesia yang mengalami vaginismus dan disfungsi seksual untuk berkonsultasi kepada dokter ahli yang tepat dan klinik yang SDM berpengalaman menangani penyakit ini," kata dr. Yassin Yanuar MIN, SpOG (K), MSc, CEO Bamed Healthcare Group dalam seminar Vaginismus dan Disfungsi Seksual Perempuan di Jakarta, Rabu 27 November 2019.

Disfungsi seksual dibagi menjadi 4 kelompok besar. Antara lain gangguan libido, gangguan orgasme, gangguan rangsangan seksual dan nyeri saat berhubungan seksual.

 

1 dari 5 halaman

Penyebab gangguan seksual

Pertama, kondisi fisik seperti gangguan pada organ genitilia, bekas operasi, efek samping dari obat-obatan termasuk obat antidepressan. Kedua, faktor psikologis yang disebabkan oleh stres dan kecemasan terkait pekerjaan, trauma seksual pada masa lalu, kekhawatiran saat hamil.

Vaginismus, Si Pemicu Nyeri Hebat Saat Berhubungan Intim

Ketiga, faktor hormonal yang mengalami perubahan pada saat hamil, setelah melahirkan dan selama menyusui, terjadi penurunan kadar hormon saat menopause yang memicu perubahan pada jaringan di organ kelamin serta respon terhadap rangsangan.

Keempat, perubahan gaya hidup yang berhubungan dengan pola makan yang buruk, jarang berolahraga, merokok, minum alkohol.

Masalah tersebut harus segera ditangani. Terutama pada pasangan yang ingin segera mendapatkan buah hati. Jadi, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter.


Laporan: Michelle Rachel Evangelista Maramis

2 dari 5 halaman

Kondisi Saat Masturbasi Dianggap Gangguan Seksual

Dream - Banyak orang menganggap kalau masturbasi atau onani tidak boleh dilakukan terlalu sering. Namun, ada juga yang mengklaim bahwa hal tersebut memberi manfaat kesehatan.

Bagaimana faktanya? Aktivitas seksual tersebut sebenarnya sangat wajar dilakukan. Terutama bagi pasangan suami istri yang berhubungan jarak jauh. Hal tersebut diungkapkan oleh sexologist, Haekal Anshari.

" Itu normal dilakukan untuk memenuhi hasrat seksual andaikan tidak punya pasangan atau takut berisiko hamil," katanya di saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Rabu 4 September 2019.

3 dari 5 halaman

Dikatakan mengganggu jika..

Sejauh ini belum ada batasan untuk berapa kali melakukan masturbasi. Setiap orang bisa melakukannya kapan saja, asalkan tidak menghambat hubungan seksual dengan pasangan.

Ilustrasi

" Masturbasi dikatakan menyebabkan gangguan fungsi seksual kalau hanya dijadikan satu-satunya cara untuk mendapatkan kenikmatan seksual padahal sudah punya pasangan," ujarnya.

4 dari 5 halaman

Bisa jadi Terapi

Jika tidak punya pasangan, sebenarnya masturbasi juga bisa jadi terapi bagi perempuan agar lebih mudah mencapai kepuasan. Namun hal ini sebaiknya diungkapkan kepada pasangan.

" Bisa jadi terapi untuk yang sulit orgasme. Pada saat penetrasi kemudian wanita bisa sambil masturbasi untuk mempermudah mendapatkan kenikmatan atau orgasme. Jadi sebenarnya masturbasi itu bermanfaat kecuali jika mengganggu hubungan seksual dengan pasangan," tutupnya.

 

5 dari 5 halaman

Duh... Penyakit Seksual Menular Ini Tak Mempan Antibiotik

Dream - Penyakit menular seksual sampai saat ini jadi hal yang paling ditakuti. Para penderitanya kerap tak menyadari sedang terjangkit penyakit tertentu hingga keadaannya sudah sangat menurun.

Seperti sebuah penyakit seksual yang kini sedang jadi perbincangan dan sangat mengkhawatirkan, yaitu mycoplasma genitalium (MG). Penyakit ini rupanya kebal terhadap antibiotik yang banyak digunakan oleh para dokter.

Hal ini diketahui dari pengumuman yang diberikan oleh The British Association of Sexual Health and HIV (BASHH). Jika terjangkit MG, maka harus segera melakukan pengobatan hingga tuntas dan tepat, karena jika tidak bakteri pemicunya akan resistensi terhadap antibiotik.

Apa itu mycoplasma genitalium?
Mycoplasma genitalium (MG) adalah bakteri terkecil yang diketahui yang dapat mereplikasi dirinya sendiri. Biasanya menempati sel-sel yang melapisi saluran genital dan saluran kemih tetapi juga telah ditemukan dalam sel-sel ini di rektum dan paru-paru.

Dalam pemeriksaa laboratorium, diperlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk bakteri ini bisa tumbuh. Manusia dapat terinfeksi penyakit ini selama bertahun-tahun.

Bagaimana penularannya dan siapa yang berisiko?
Infeksi terjadi melalui kontak genital ke genital atau genital ke dubur (terutama melalui hubungan seks tanpa kondom).

Penyakit ini lebih umum terjadi pada mereka yang memiliki banyak pasangan, perokok, dan kemunculannya kerap bersamaan dengan infeksi lain seperti klamidia.

(ism, Sumber: WalesOnline)