Ilustrasi/Shutterstock
Dream - Tak cuma buat pebisnis saja yang merasakan efek pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 kemarin. Para pekerja kreatif ikut terkena imbas karena mereka tak leluasa lagi beraktivitas.
Maman Nugraha seorang pegiat literasi memberikan tips untuk para pekerja kreatif agar tetap bisa terus mengasah otak supaya bisa menghasilkan karya di masa masa pandemi Covid-19.
Menurut Maman, para pegiat harus bisa saling kolaborasi dan kreativitas tidak boleh berhenti. Ia pun mengeluarkan rumus 7K untuk hal ini:
Selain ingat rumus 7K, para pekerja kreatif yang saat ini berkesempatan bekerja di luar ruangan tetap ingat 3M; Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Menghabiskan banyak waktu #dirumahaja kita wajib bikin situasi rumah senyaman mungkin. Jangan sampai #dirumahaja Sahabat Dream justru jadi tidak nyaman sehingga menimbulkan sakit.
Kebersihan adalah kunci utama. Baik dari segi isi maupun sudut rumah, Sahabat Dream harus banget perhatikan kebersihannya agar bisa jadi 'comfort zone' sehingga meminimalisir ke luar rumah.
Lagi-lagi, imbauan #dirumahaja tetap jadi poin penting agar terhindari dari paparan virus COVID-19 yang kejam.
Berikut beberapa poin kebersihan rumah yang Sahabat Dream harus lakukan ya.
© © Dream.co.id
Jika terpaksa banget untuk ke luar rumah, pastikan Sahabat Dream dan keluarga ikuti seluruh protokol kesehatan yang diterapkan Pemerintah RI dan WHO.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Pengembangan metode penyembuhan Covid-19 di Indonesia turut dijalankan seiring dengan uji coba vaksin. Salah satu metode tersebut yaitu terapi plasma konvalesen.
Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Brodjonegoro, mengatakan, terapi ini tengah diupayakan sebagai metode utama dalam penyembuhan Covid-19. Terapi ini sudah menjalani uji klinis tahap pertama di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.
" Terapi plasma konvalesen yang saat ini diterapkan di RSPAD tidak ada efek samping dan akan lebih baik diberikan dalam kondisi sedang, tidak pada kondisi berat," ujar Bambang dalam konferensi pers disiarkan di channel YouTube FMB9ID_IKP.
Sukses uji klinis tahap pertama, terapi ini akan diuji klinis tahap ke dua. Di tahap ini, kata Bambang, akan melibatkan lebih banyak rumah sakit. " 29 rumah sakit diperkirakan melakukan uji terhadap terapi plasma konvalesen," kata Bambang.
Menurut Bambang, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman selaku pengembang terapi plasma konvalesen juga sedang mengembangkan alat pengukur kadar antibodi spesifik dalam darah pasien. Alat ini akan bekerja mengukur kualitas plasma darah dari pendonor.
" Tapi nanti bisa digunakan untuk vaksinasi untuk mengecek antibodi yang muncul dari vaksin dan diperkirakan berapa lama imun akan bertahan," kata Bambang.
Saat alat ini siap, maka dapat ditentukan tingkat antibodi pada tubuh pasien, terutama setelah menjalani vaksinasi. Dengan begitu, dapat diketahui berapa tingkat antibodi yang muncul akibat vaksinasi dan berapa lama efektivitasnya.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media