Foto: Shania Suha Marwan
Dream - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia mendorong perkembangan teknologi digital yang semakin lebih cepat. Hampir semua aktivitas sekolah, bekerja, maupun belanja yang semula dikira hanya bisa dilakukan tatap muka ternyata bisa dilakoni online.
Salah satu yang terpengaruh cukup besar dengan perubahan ini adalah generasi Z yang diketahui menjadi pengguna terbesar internet di Indonesia.
Merujuk survei Alvara Research Center, kalangan Gen Z setidaknya mengakses internet lebih dari 7 jam sehari. Namun besarnya pengakses dunia maya dari kalangan generasi `kekinian` tersebut belum sepenuhnya diimbangi dengan pengetahuan memadai.
Masih dari survei yang sama ditemukan 40 persen kalangan Gen Z masih berada dalam kategori literasi digital rendah.
Kondisi ini cukup memprihatinkan karena literasi digital untuk Gen Z sangat penting di saat kehidupan di dunia maya yang relatif tidak terbatas.
Presenter dan jurnalis Najwa Shihab menilai masyarakat selama ini tak pernah mendapat pendidikan secara formal tentang cara berkomunikasi dan berinteraksi di dunia maya. Semua pengetahuan dipelajari secara learn by doing.
“ Akhirnya terkadang salah kaprah. Padahal sesungguhnya menurutku, satu hal yang harusnya dibawa apakah kita di dunia maya atau dunia digital, etikanya seharusnya sama,” ungkap Najwa Shihab, dalam peluncuran Generasi Happy Tri Indonesia, Jakarta, 5 Oktober 2022.
Minimnya literasi digital tersebut, lanjut Najwa membuat banyak generasi Z tidak mengetahui mana yang benar dan salah dari aktivitasnnya selama bermain media sosial.
Meski masih ada 40 persen generasi dengan tingkat literasi rendah, Najwa menilai generasi Z memiliki cara yang berbeda dalam memahami sebuah informasi penting.
Perbedaan ini membuat sejumlah informasi yang seharusnya dinilai penting tak bisa ditangkap generasi Z karena cara penyampaiannya yang membosankan.
“ Pendekatannya harus penting dan relevan untuk mereka dan juga menarik untuk mereka. Bagaimana kita mengantarkan informasi yang penting jadi menarik sehingga informasi itu juga penting buat generasi yang kita tuju,” tambah Najwa Shihab.
Senada dengan pandangan Najwa, Indosat Ooredoo Hutchison melalui Tri jga berusaha mengajak generasi Z memahami literasi digital dengan lebih baik lewat program ‘Generasi Happy’. Dengan pemahaman yang lebih baik diharapkan dapat menciptakan dunia digital yang positif dan kreatif.
“ Kami ingin mengajak mereka untuk menciptakan ekosistem media sosial yang aman dan nyaman bagi semua,” ujar Chief Commercial Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Ritesh Singh.
Cara Tri menyampaikan program ini dilakukan melalui beberapa aktivitas menarik seperti Generasi Happy TikTok Challenge yang akan dimulai Desember mendatang.
“ Kenapa TikTok? Karena kita tahu generasi Z banyak menggunakan platform TikTok, yang paling banyak justru di situ. Perlu pendeketan dan cara yang pas untuk bisa reach out generasi Z. Caranya ya harus dengan bahasa yang mereka ngerti,” tambah Najwa Shihab.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR