(Foto: Runnersworld)
Dream - Melihat peserta lomba maraton tentu sudah biasa. Tapi, bagaimana jadinya kalau salah satu di antaranya, berlari mengenakan sepatu hak tinggi?
Pada umumnya, seorang atlet maraton akan berlatih dengan memakai alat-alat berat, seperti membawa backpack, berlari zig-zag, atau berlari di bawah terik matahari.
Berbeda denganIrene Sewell. Atlet yang satu ini nekat latihan dengan memakai high heels. Wanita asal Virginia ini berlatih menggunakan high heels untuk ajang lari maraton sejauh 26,6 mil di 7 Bridges Marathon, Chattanooga.
Menurut laporan Runnersworld, Virginia sudah dua kali mengikuti perlombaan tersebut, sejak tiga tahun yang lalu. Kali ini, ia yakin mampu menyelesaikan maraton dengan menggunakan high heels karena staminanya yang kuat.
Sebelumnya, Irene merupakan penari ballroom profesional yang sudah sangat akrab dengan high heels. Meskipun begitu, dibutuhkan perjuangan untuk dapat berlari menggunakan 2,75 inci dan lebar hak sebesar 1,5 cm.
Setelah berlari, ia merasakan rasa sakit pada kaki dan pinggulnya. Bahkan, dokter pediatrisnya juga menentang keras Irene untuk berlari menggunakan high heels.
Namun, ia tetap gigih untuk melakukan aksinya ini. Irene akhirnya berhasil menyelesaikan maraton dalam waktu 7 jam 27 menit 53 detik. Aksi serupa juga pernah terjadi dalam waktu beberapa tahun yang lalu.
Atlet asal London, Natalie Eckert, pernah mencoba memecahkan rekor ini sebelumnya. Namun, ia gagal karena melepaskan high heels di tengah perjalanan. Wanita tersebut tidak kuat menggunakan high heels, hingga kemudian meneruskan maraton tanpa alas kaki.
Irene akhirnya berhasil memecahkan rekor Guinness Book of Records sebagai atlet wanita yang mampu berlari dengan menggunakan high heels dalam waktu tercepat di dunia.
Irene pun membeberkan rahasia tentang aksi maratonnya yang unik ini. Ketika berlari menggunakan high heels, ia menggunakan kulit moleskin sebagai alas di dalam sepatunya.
Namun, sebaiknya jangan pernah mencobanya jika tidak memiliki pengalaman yang profesional. Sebab, tidak semua orang mampu melakukan aksi berbahaya ini.
(Laporan: Annisa Mutiara Asharini)
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah