Pakar Imunisasi Ingatkan Mantan Pasien Tak Kebal Covid-19: `Jangan Bangga`

Reporter : Syahid Latif
Sabtu, 28 November 2020 15:45
Pakar Imunisasi Ingatkan Mantan Pasien Tak Kebal Covid-19: `Jangan Bangga`
Vaksinasi penting dilakukan terutama untuk masyarakat yang tidak terpapar virus Covid-19.

Dream - Masyarakat diimbau tak meremehkan anjuran pemerintah untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19 ketika proses ini sudah mulai diresmi. Imbauan ini penting diikuti karena hingga saat ini tak ada orang yang bisa memperkirakan kapan penyakit ini bisa berakhir.

Dr Jane Soepardi, pakar imunisasi Indonesia, Dr Jane Soepardi mengingatkan masyarakat jika kelanjutan wabah virus Covid-19 hingga saat ini belum bisa diperkirakan

" Covid-19 ini juga tidak tahu ke depannya ini bisa menjadi apa," kata Jane dikutip dari laman Covid19.go.id, Sabtu, 28 November 2020.

Tak hanya kepada orang yang tak terpapar virus corona, Jane juga mengingatkan para pasien Covid-19 yang sudah sembuh jangan membanggakan diri telah sembuh dari penyakit yang mewabah ke seluruh dunia ini.

" Jangan merasa bangga sudah kena Covid-19 lalu sembuh, belum tentu (tidak terserang lagi)," katanya mengingatkan.

Bahkan lanjut Jane, saat ini seluruh penyintas Covid-19 di seluruh negara menjadi perhatian dan pemantauan dunia.

" Orang-orang yang pernah Covid ini tahun depan akan menjadi apa, 2 tahun lagi masih sehat kah, 5 tahun lagi,10 tahun lagi, 20 tahun lagi, ini semua masih diteliti," katanya.(sah)

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

 

1 dari 4 halaman

Sekolah Dibuka Pada 2021, Satgas Covid-19 Tekankan Pemenuhan Syarat Kesehatan

Dream - Kegiatan belajar tatap muka rencananya akan kembali dilakukan pada 2021 mendatang. Tepatnya saat memasuki semester genap. Hal ini diumumkan oleh Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim beberapa waktu lalu.

Terkait hal ini, juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, menekankan agar dibukanya sekolah harus dilakukan dengan hati-hati. Penerapan protokol kesehatan wajib jadi standar dan dilakukan dengan disiplin. Tiap sekolah harus memenuhi syarat untuk menggelar pembelajaran tatap muka.

" Untuk menghindari potensi klaster baru di lingkungan institusi pendidikan, maka kegiatan sekolah tatap muka harus mengikuti ketentuan yang disyaratkan," ujar Wiku, Kamis 26 November 2020, dalam siaran di kanal YouTube Sekretariat Presiden, dikutip dari Covid19.go.id.

Ketentuan yang dimaksud harus merujuk Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri terkait penyelenggaraan pembelajaran tatap muka. Untuk sekolah atau institusi pendidikan, sebelum diperbolehkan membuka kegiatan belajar mengajar harus memenuhi daftar periksa.

Salah satunya ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan seperti toilet bersih dan layak, sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau hand sanitizer dan disinfektan. Juga harus mampu mengakses mengakses fasilitas pelayanan kesehatan, kesiapan menerapkan wajib masker, memilki alat pengukur suhu badan atau thermogun .

 

2 dari 4 halaman

Satuan pendidikan juga harus memiliki pemetaan seluruh elemen sekolah yang mencakup kondisi kesehatan atau riwayat komorbid, risiko perjalanan pulang pergi termasuk akses transportasi yang aman untuk siswa dan gurunya. Termasuk riwayat perjalanan dari daerah dan zona risiko tinggi dan kontak erat, juga pemeriksaan rentang isolasi mandiri yang harus diselesaikan pada kasus positif Covid-19. Kemudian persetujuan Komite Sekolah atau perwakilan orang tua atau wali.

" Semua ini harus dilakukan dengan simulasi yang melibatkan berbagai pihak tingkat daerah, orang tua murid, pihak sekolah dan pemerintah daerah agar akhirnya dicapai suatu kondisi yang ideal untuk sekolah melakukan tatap muka dan bertahap," ungkap Wiku.

Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19. SKB ini ditandatangi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri yang diumumkan pada Jumat 20 November 2020 di Jakarta.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

 

3 dari 4 halaman

Ketua Satgas Covid-19 IDI Anjurkan Sekolah di Luar Ruangan

Dream - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan memutuskan akan kembali membuka sekolah pada 2021. Tentunya sekolah dilakukan dengan cara berbeda dan harus menjalani protokol kesehatan ketat. Hanya anak yang sehat yang boleh ke sekolah, dan itu pun harus mendapat izin dari orangtua.

Banyak orangtua yang khawatir dengan rencana tersebut. Salah satunya karena risiko tertular di sekolah. Terkait hal ini Profesor Zubairi, Ketua Satuan Tugas Covid-19, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan petunjuk penting agar anak aman di sekolah saat pandemi.

Ketua Satgas Covid-19 IDI Anjurkan Sekolah di Luar Ruangan

" KBM (kegiatan belajar mengajar) jangan dilakukan di ruangan tertutup rapat tanpa pergerakan udara dan memakai AC," tulis Profesor Subairi di akun Instagram resminya @profesorzubairi.

Menurut Prof Zubairi, belajar sebaiknya dilakukan di luar kelas. Pasalnya jika dilakukan di dalam kelas tertutup seperti biasa, bisa saja sirkulasi virus di ruangan terjadi.

 

4 dari 4 halaman

Bila ada satu orang terinfeksi, maka partikel virus pada droplet bisa beredar di udara (airborne). Belajar sebaiknya dilakukan di taman sekolah atau lapangan.

" Maka itu penting sekali pengaturan sirkulasi udara. Bisa dilakukan dengan membuka jendela ruangan dan jangan tertutup rapat," ungkap Profesor Zubairi.

Hal yang juga sangat penting adalah jumlah anak yang hadir tak bisa seratus persen dalam waktu bersamaan. Bisa dimulai 25 sampai 40 persen dari kapasitas semestinya. 

" Kalau isi kelas tadinya 30, ya paling banyak sekitar 12 siswa saja. Jam belajarnya pun harus diperpendek. Kalau biasanya belajar dimulai jam 9 dan pulang jam 15 maka pulang harus dipercepat jadi jam 12. Jangan terlalu lama di ruagan dan perlu ada break olahraga. Plus tidak boleh ada kantin dan makan bersama," pesan Prof Zubairi.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar