Pasien Covid-19 dengan Gejala Diare Lebih Sulit Sembuh

Reporter : Mutia Nugraheni
Senin, 23 Maret 2020 18:48
Pasien Covid-19 dengan Gejala Diare Lebih Sulit Sembuh
Penanganan harus lebih cepat karena berlomba denganw aktu.

Dream - Para pasien Covid-19 positif umumnya memiliki gejala batuk kering, demam, sesak napas. Tapi sekarang, para peneliti memperingatkan bahwa gejala lainnya adalah diare.

Sebuag studi baru yang diterbitkan di The American Journal of Gastreonteology mengklaim bahwa masalah pencernaan seperti diare, muntah, dan sakit perut lebih umum terjadi pada mereka yang menderita COVID-19.

Sebuah penelitian di China oleh para peneliti dari Wuhan Medical Treatment Expert Group untuk COVID-19, meneliti kasus awal virus corona di Wuhan di tiga rumah sakit berbeda, usia rata-rata pasien adalah 54 tahun, termasuk 107 laki-laki dan 97 wanita.

Peneliti mencatat bahwa masalah pernapasan tetap merupakan gejala paling umum virus corona, 99 dari 204 pasien atau 48,5% mengalami gejala pencernaan sebagai keluhan utama mereka yang memburuk seiring waktu. Beberapa pasien juga tidak pernah mengalami gejala pernapasan sama sekali.

" Dokter harus ingat bahwa gejala pencernaan seperti diare, mungkin merupakan gejala COVID-19, maka kecurigaan terhadap gejala ini perlu ditingkatkan daripada menunggu gejala pernapasan muncul," ungkap penelitian tersebut.

Mereka yang memiliki gejala pencernaan yang meliputi anoreksia atau kehilangan nafsu makan terdapat 83,8% kasus, diare 29,3% kasus, muntah 0,8% kasus, dan sakit perut 0,4% kasus.

" Ini memiliki riiko buruk dan kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tanpa gejala pencernaan," kata Brennan MR Spiegel, MD, MSHS, FACG, CO-Editor-in-Chief The American Journal of Gastroenterology, dalam siaran pers.

 

1 dari 5 halaman

Mereka yang Tak Diare Lebih Cepat Sembuh

Pasien yang tanpa gejala pencernaan lebih mungkin untuk disembuhkan dan dipulangkan daripada pasien yang memiliki gejala pencernaan.

Sakit perut

 

Spiegel menekankan pentingnya mencurigai gejala diare untuk COVID-19 sebelum gejala pernapasan muncul sehingga dapat melakukan perawatan lebih dini dan karantina yang cepat untuk meminimalkan penularan.

Mereka yang memiliki gejala pencernaan membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan perawatan medis yaitu 9 hari untuk dirawat. Sementara bagi mereka yang tidak memiliki gejala pencernaan membutuhkan waktu 7 hari.

" Pada tahap awal wabah di Cina, Iran, dan Italia, kami kebanyakan melihat gejala pernapasan yang lebih rendah seperti batuk kering, kelelahan disertai demam. Diare terlihat dalam beberapa kasus, tetapi tidak banyak kasus yang dilaporkan seperti batuk kering dan demam," jelas Niket Sonpal, MD, Board Certified NYC Internist dan Gastroenterologist.

 

2 dari 5 halaman

Gunakan Kamar Mandi yang Beda

Menurut penelitian, orang yang memiliki gejala pencernaan seharusnya yang menjadi prioritas perwatan. Sonpal mengatakan jika mengalami diare selama masa pandemi virus corona, maka harus ekstra hati-hati untuk melindungi orang di sekitar.

Batuk

" Dengan banyaknya virus, masalah tinja perlu dipertimbangkan. Ini adalah bagian dari alasan mengapa orang yang sakit harus menggunakan kamar mandi yang berbeda dari orang lain yang ada di rumah mereka," jelas Dr. Sompal.

CDC mengatakan, ketika orang sakit menggunakan kamar mandi maka perlu didisinfektan terlebih dahulu sebelum anggota keluarga lain menggunakannya. Ini juga sebagai bentuk salah satu upaya dalam mencegah penularan virus. 

Laporan Cindy Azari/ Sumber: Health

3 dari 5 halaman

Virus Corona Juga Sebabkan SARS dan MERS, Ini Gejala Khasnya

Dream -  Virus corona dari provinsi Wuhan, China membuat panik sejumlah negara termasuk Indonesia. Pada hari Kamis 23 Januari 2020, sempat beredar kabar kalau ada pegawai dari China yang datang ke Indonesia dan mengalami flu.

Ia dicurigai terkena virus corona. Untung saja hal tersebut tak terbukti. Setelah diperiksa intensif di rumah sakit, pegawai tersebut hanya menderita radang tenggorokan.

Perlu diketahui virus corona yang menyebar dari China dan mengakibatkan 17 orang tewas, merupakan virus corona jenis baru yaitu 2019-nCoV. Virus tersebut membuat kota Wuhan dikarantina agar virus tak menyebar.

Tak boleh ada warganya yang keluar. Akses masuk ke kawasan tersebut juga ditutup. Pasalnya sudah ada 300 orang yang diketahui tertular virus Corona.

 

4 dari 5 halaman

Gejala Khas Virus Corona

Bagi mereka yang baru saja melakukan perjalanan ke China atau negara yang diketahui sudah terpapar corona, harus sangat waspada. Virus corona ini menyebabkan gejala yang sangat mirip dengan flu ringan.

Yuk Kenali Apa Itu Batuk Kering!

Gejalanya, seperti dikutip dari WebMD, antara lain hidung berair, batuk, nyeri tenggorokan dan kadang disertai demam hingga 38 derajat celcius. Untuk mengetahui apakah seseorang terpapar virus 2019-nCoV atau bukan dibutuhkan pemeriksaan laboratorium. Bisa berupa pemeriksaan air liur dan darah.

 

5 dari 5 halaman

Corona Juga Sebabkan SARS dan MERS

Virus corona tersebut sebenarnya bisa dilawan dengan sistem imun alami tubuh, jika dalam kondisi baik. Hal yang membahayakan adalah jika virus tersebut menyebar ke saluran pernapasan bagian bawah yaitu tenggorokan dan paru-paru.

Dapat menyebabkan pneumonia, terutama pada orang lanjut usia, orang dengan penyakit jantung, atau orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Komplikasi parah juga bisa terjadi jika pengobatan terlambat, yaitu gagalnya fungsi ginjal.

5 Sebab Demam Tinggi Menyerang

Sebelumnya virus corona juga membuat heboh pada 2012 lalu di Arab Saudi, yaitu menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Ini merupakan penyakit pernapasan akibat coronavirus jenis MERS-CoV yang pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi.

Lalu pada 2002, di provinsi Guangdong, China muncul kasus penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang merupakan infeksi paru. Penyakit tersebut juga disebabkan oleh virus corona.

Beri Komentar