Perlukah Menaruh Alat Pemadam Api Ringan Di Dalam Mobil? (Foto: Shutterstock)
Dream – Salah satu perlengkapan kendaraan yang banyak dilupakan pemilik mobol adaah APAR atau alat pemadam api ringan. Padahal kendaraan roda empat yang tak terawat rawan mengalami korsleting listrik yang bisa memicu kebakaran.
Mengutip laman Hyundai Indonesia, Rabu 23 Oktober 2019, APAR menjadi alat pertolongan pertama saat kendaraan terbakar. Meski berukuran kecil, setidaknya pengendara bisa mencegah api yang menjalar lebih besar ke bagian lain.
Selain korsleting, faktor lain yang meminta pengemudi menyediakan APAR di kendaraan adalah sebagian besar mobil tak punya sensor api.
Jika ada percikan api di dalam mesin, pengemudi atau penumpang tak tahu.
Lalu, bagaimana cara menggunakan APAR? Pengguna cukup menarik pin pengaman dan mengarahkan nozzle ke sumber api. Selanjutnya, pemicu ditekan untuk menyemprotkan dan mengayunkan ke sumber api.
Sekadar informasi, APAR punya masa kedaluwarsa. Jika sudah lewat masa tenggang, daya semprot dan fungsi cairan pemadam akan berkurang.
Jika kendaraanmu belum dilengkapi alat ini, sebaiknya sediakan paling tidak satu APAR di dalam mobil. Simpan alat ini di bawah jok bagian sopir atau penumpang di depan atau belakang.
Sahabat Dream bisa menemukan alat ini di toko online atau toko khusus penjual alat pemadam kebakaran.
Dream – Sahabat Dream yang memiliki mobil bertransmisi otomatis pasti pernah mendengar larangan tak menggunakan jasa derek saat kendaraan mogok di jalan.
Namun larangan tersebut tak sepenuhnya tepat. Mobil kamu sebetulnya masih bisa diderek asal memperhatikan sejumlah persyaratan ketat.
Penggunaan mobil bertransmisi otomatis saat ini memang semakin berkembang. Terlebih di kota besar. Cukup menginjak gas dan rem, pengendara bisa melalui jalanan macet dengan lebih tenang.
Tak ada lagi istilah kaki pegal karena harus menahan pedal kopling di kendaraan matic.
Mempunyai mobil matic di kota metropolitas memang menyenangkan. Tapi kamu harus bersiap saat kendaraan mogok di tengah perjalanan.
Banyak masyarakat menyarankan untuk tidak menderek mobil matic saat mogok. Banyak orang berpendapat mobil yang diderek akan rusak, apalagi mobil matik.
Benarkah demikian?
Kepala Bengkel Auto2000 Kebayoran Lama, Rocky Yonathan, menjelaskan mobil matic sejatinya harus menghindari diderek saat mogok karena akan merusak komponen transmisi.
Secara spesifik Rocky mengatakan mobil matic tak boleh diderek dengan kecepatan lebih dari 20 kilometer per jam.
" Akan merusak sistem mekanis matiknya," kata Rocky kepada Liputan6.com di Jakarta, dikutip Dream, Kamis 17 Oktober 2019.
Menurut dia, sistem mekanis untuk transmisi matik memang lebih kompleks daripada manual. Saat mobil matik diderek paksa, sistem transmisi akan rusak.
Alternatif sousinya adalah dengan menggendong mobil matik saat diderek. Usahakan ban mobil tidak menyentuh tanah.
Sebelum memesan mobil derek, pastikan dahulu kamu mengenal dua jenis mobil matik, yaitu penggerak depan dan belakang. Mobil berpenggerak belakang seperti Toyota Rush dan Fortuner bisa digendong.
“ Untuk penggerak depan seperti Toyota Yaris, Sienta, dan Alphard bisa digantung dan ban belakang menyentuh tanah,” kata dia.
Sementara itu, untuk mobil bertransmisi manual memang tidak ada masalah jika harus diderek. " Kalau manual tidak masalah, yang harus diperhatikan agar tidak salah prosedur ini mobil matik," kata dia.
(Sumber: Liputan6.com/Arief Aszhari)
Dream – Punya mobil yang jarang dipakai dan ditaruh di gudang? Alangkah baiknya kamu rutin memeriksanya, Sahabat Dream.
Jika tidak, nantinya kendaraan kesayangan berpotensi akan dihuni “ tamu tak diundang”—sebut saja tikus.
Dikutip dari Zing, Rabu 16 Oktober 2019, hewan rodentia ini bisa merusak bagian kokpit mobil atau ruang mesin. Tikus-tikus bisa mengerat kabel hingga putus. Kerusakan ini berpotensi membuat pemilik mobil merugi hingga jutaan rupiah.
Pengerat-pengerat ini bisa membuat suatu tempat menjadi tidak higienis. Ya, tikus ini kerap menjadi mediator penyakit-penyakit. Tak hanya bersembunyi dalam kegelapan, tikus-tikus juga hobi bersarang di mobil.
Alasannya, banyak ruang “ tersembunyi”. Plus, mesin mobil di musim dingin membuat kendaraan menjadi hangat. Nah, ini yang jadi penarik minat tikus-tikus.
Kamu bisa mengidentifikasi tikus yang bersarang di mobil. Bagian kokpit dan kompartemen mesin paling mudah dilacak.
Ketika di kokpit dan kompartemen mesin, bisa jadi ada banyak kotoran tikus, mungkin juga tulang binatang. Saat membuka kap, ruang mesin yang dihuni tikus akan “ beraroma” urine dan kotoran tikus.
Jika “ beruntung”, kamu akan menemukan kaki mungil menyelip di penutup mesin. Mobil yang dihuni tikus akan beraroma tidak sedap, apalagi saat pendingin ruangan dinyalakan.
Tak hanya itu, tikus bisa menggigit kabel di kokpit dan ruang mesin. Ini bisa berakibat kegagalan sistemik pada mobil. Yang paling umum terjadi adalah lampu tidak menyala, klakson tak berbunyi, dan wiper macet. Bahkan, mesin mobil bisa ngadat.
Yang terparah, gigitan tikus pada kabel-kabel mesin bisa berakibat mobil meledak jika dinyalakan. Waduh.
Lalu, bagaimana caranya mengusir tikus di mobil?
Untuk mencegah tikus masuk mobil, yang pertama kamu harus membersihkan mobil secara rutin, baik interior maupun ruang mesin. Ruangan yang bersih dan segar takkan bisa menarik minat para tikus untuk bersarang.
Kamu juga bisa meneteskan minyak atsiri antitikus di kabin. Minyak esensial ini akan mengeluarkan aroma yang membuat tikus ogah mendekat.
Kamu juga bisa menyemprotkan bahan kimia untuk mengusir serangga ke dalam kompartemen mesin, menempatkan bulu kucing di dalam mobil, dan menggunakan kapur barus.(Sah)
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi