Mengalami Masalah Pada Miss V. (Source: Shutterstock)
Dream – Meski cenderung jarang diperhatikan, namun miss V merupakan salah satu organ tubuh yang sangat berpotensi mengalami masalah kesehatan seperti infeksi jamur.
Pasalnya menurut Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Kimberly Langdon, setidaknya 80 persen wanita akan mengalami infeksi jamur pada miss V minimal sekali seumur hidup.
Sebagian wanita juga bisa lebih rentan terhadap infeksi jamur daripada yang lainnya. Oleh karena itu, kamu harus mengetahui beberapa hal seputar infeksi jamur seperti yang dilansir dari Huffpost berikut ini.
Sebelum mencari tahu seputar infeksi jamur, ada baiknya jika kamu selalu berkonsultasi dengan Spesialis Obstetri dan Ginekologi untuk memastikan kondisi miss V.
Pasalnya berdasarkan penuturan Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Mary Jane, sepertiga wanita bisa jadi benar-benar mengalami infeksi jamur ketika melakukan diagnosa sendiri.
Sepertiga lainnya bisa jadi mengalami jenis infeksi lainnya, seperti infeksi bakteri. Sementara sepertiga lainnya mengalami iritasi akibat alergi sabun, detergen, atau produk kimia lainnya yang mengalami kontak dengan vulva dan menyebabkan rasa gatal.
Mengonsumsi antibiotik dan obat lainnya
Walaupun bisa mengatasi infeksi, namun antibiotik yang diresepkan oleh dokter juga dapat menghilangkan bakteri baik seperti laktobasilus pada miss V. Laktobasilus sendiri berfungsi untuk mempertahankan kondisi pH di area tersebut. Sehingga tanpa laktobasilus, miss V bisa mengalami infeksi jamur.
Jika kamu mengonsumsi antibiotik, perbanyaklah konsumsi probiotik untuk mempertahankan bakteri baik pada miss V dan mencegah infeksi jamur. Selain antibiotik, steroid serta pil KB juga bisa memicu infeksi jamur pada miss V.
Sebenarnya, infeksi jamur disebabkan oleh sesuatu yang mengubah flora normal pada miss V. Jadi jika kamu menggunakan produk pada miss V seperti kondom atau sabun, mungkin hal tersebut yang memicu infeksi.
Stres
Tidak hanya kesehatan pencernaan dan pikiran, stres juga menyebabkan gangguan pada kondisi miss V. Hal tersebut diungkapkan melalui penelitian di tahun 2013 dari Jerman yang menemukan bahwa faktor psikososial, terutama stres juga turut berperan dalam pengembangan jamur di Miss V.
Pasalnya, stres dapat menyebabkan fluktuasi estrogen yang berujung pada infeksi jamur. Perubahan kadar estrogen saat kelahiran, kehamilan, atau perimenopause juga dapat menyebabkan pertumbuhan bakeri.
Jika kamu merasakan gejala infeksi pada miss V saat stres, sebaiknya lakukanlah meditasi atau berkonsultasi pada dokter agar bisa segera teratasi.
Lingkungan yang hangat, basah, dan gelap adalah tempat berkembang biak yang sempurna untuk jamur. Oleh karena itu, infeksi jamur bisa terjadi saat selesai berolahraga dan tidak segera mengganti pakaian.
Untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, kenakanlah pakaian berbahan katun yang longgar saat berolahraga atau segera ganti pakaian setelah berolahraga.
Penyakit bawaan
Infeksi bakteri juga dapat disebabkan oleh penyakit yang dapat menurunkan kekebalan tubuh, seperti HIV, kemoterapi, diabetes, atau penyakit lainnya. Sehingga, kamu lebih berpotensi mengalami infeksi jamur yang parah.
Disarankan untuk berkonsultasi pada dokter dan pakar untuk menjaga kesehatan miss V serta melakukan pencegahan sedini mungkin.
Laporan: Anzila Riskia Putri
Advertisement
Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota
Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre
Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti
Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget
Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000