Ria Miranda (Foto: Dream/Deki Prayoga)
Dream - Tren warna neon tidak hanya terjadi di dunia makeup. Warna neon seperti fuchsia dan lime green juga jadi favorit pada modest wear.
“ Warna (yang akan tren) lebih ke shocking, ya. Banyak sekali warna lime green, fuchsia, tosca. Ketika aku coba aplikasikan dengan warna baru, ternyata customer pengin ngikutin tren dengan taste Ria Miranda,” tutur desainer busana muslim, Ria Miranda di Senayan City, Jakarta Selatan, Kamis, 24 Oktober 2019.
Ria Miranda (tengah) di Senayan City/(Foto: Dream.co.id-Cynthia Male)
Selain warna, Ria Miranda merasa modest wear semakin simpel, baik pakaian maupun hijabnya.
“ Simple style makin tren. Hijab di runway juga sudah nggak ada yang aneh-aneh lagi.”
Baju berpotongan longgar akan semakin digemari agar bisa dipakai di segala ukuran, untuk tampil classy dan lebih lama disimpan.
Ria Miranda di Senayan City/(Foto: Dream.co.id-Cynthia Male)
“ Model dress masih ngetren. Potongannya lebih ke asimetris dan pleads akan tren lagi,” tambahnya.
Meski pakaian bermotif sempat diminati, namun tidak untuk tahun depan.
Ria Miranda (Foto: Deky Prayoga/Dream)
“ Pengolahan kain, prints mulai nggak terlalu banyak yang pakai. Kami sendiri sudah ngurangin, karena banyak yang ngeluarin seperti itu. Lalu kami pikir, apalagi inovasinya? akhirnya bermain tenun berbahan jacquard,” tutup Ria.
Dream – Busana muslim banyak mengalami perubahan desain dari waktu ke waktu. Tren modest wear tak hanya berlaku bagi pria dan wanita, melainkan juga anak-anak.
Sekilas, baju muslim anak tidak memiliki perubahan signifikan dari segi model dan gaya. Namun ternyata, detail pakaian berubah lebih modern tanpa meninggalkan rasa nyaman.
" Baju anak-anak lebih dinamis, dari segi bahan pakai pure cotton dan kebanyakan sudah organik. Karena kebutuhan anak kan macam-macam ya, ada yang alergi jadi harus lebih dikembangkan dari segi bahan," ujar desainer muslim Ria Miranda di Jakarta, Sabtu 12 Oktober 2019.
Menurut Ria, selera pakaian anak cenderung mengikuti apa yang dipakai orangtua. Ibu yang berbusana syar'i bisa memakaikan tunik untuk anak perempuan. Padukan dengan celana jins agar lebih santai.
Tak seperti wanita dewasa, hindari pemakaian dress yang terlalu panjang agar si kecil tetap bebas bergerak, " Masanya dia (anak-anak) ya memang harusnya pakai baju yang nyaman dan bikin dia bebas bergerak,” kata dia.
Tak perlu repot dalam memilih hijab anak. Hijab segi empat yang populer di kalangan wanita dewasa tidak berlaku untuk anak-anak.
" Kami pernah produksi hijab print segi empat tapi anak-anak ternyata lebih suka yang instan seperti bergo," ungkap desainer asal Padang itu.
Dari segi warna, busana anak juga banyak mengikuti warna-warna yang dipakai oleh orang dewasa. Tujuannya yakni supaya tampil kompak sekeluarga.
Namun warna cerah mulai banyak dipakai di busana anak, mengikuti tren warna pastel orang dewasa. Misalnya lime green yang memberi kesan aktif dan energik.
Selain baju koko, gamis khusus anak laki-laki juga mulai populer belakangan ini. Terutama dengan tren sekolah Islam yang semakin populer.
" Ada yang lengan panjang dan tiga perempat. Lagi-lagi sama seperti perempuan, gamis jangan terlau panjang, pas di bawah lutut saja," kata Ria.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?