Survei LIPI: 43,7 Persen Warga Tetap Mudik, Terbesar dari Jawa Barat

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Jumat, 17 April 2020 14:33
Survei LIPI: 43,7 Persen Warga Tetap Mudik, Terbesar dari Jawa Barat
Mudik jadi tradisi jelang Lebaran.

Dream – Fenomena mudik merupakan bagian dari tradisi yang melek bagi masyarakat Indonesia. Menjelang Hari Raya Idul Fitri, pergerakan penduduk menjadi lebih tinggi dibanding hari biasa.

Berbeda dari tahun-tahun biasanya, tahun ini kondisi Indonesia sedang berperang dengan pandemi corona. Namun, masih banyak saja masyarakat yang teguh akan mudik.

Dikutip dari lipi.go.id, Jumat 17 April 2020, fakta ini berdasarkan kajian yang dilakukan Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Menurut kajian, terdapat 3.853 responden dengan rentang usia 15-60 tahun ke atas menunjukkan sebanyak 43,7 persen memilih tetap akan mudik meski menyadari akan memperparah potensi penyebaran COVID-19.

Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Rusli Cahyadi mengatakan, mudik bukan semata-mata sebagai fenomena ekonomi tapi juga sosial.

Menurutnya dalam kondisi dan situasi yang sulit ini orang berusaha untuk pulang. Dikatakan bahwa mudik seperti sebuah panggilan.

Walaupun masih banyak masyarakat yang menginginkan mudik, tetapi sekitar 56,22 persen menjawab tidak akan mudik, termasuk di dalamnya 20,98 persen masih berencana untuk membatalkan mudik.

1 dari 2 halaman

Pergerakan Mudik Terbesar dari Jawa Barat

Hasil survei Persepsi Masyarakat terhadap Mobilitas dan Transportasi menunjukkan pergerakan mudik terbesar berasal dari Jawa Barat sebesar 22,94 persen, diikuti DKI Jakarta 18,14 persen, Jawa timur 10,55 persen, Jawa Tengah 10,02 persen, dan Banten 4,68 persen.

Rusli berharap pemerintah dapat lebih tegas mengimbau atau bahkan mealrang untuk mudik seperti yang disampaikan ke ASN dan TNI/Polri.

Untuk masyarakat, pemerintah pun harus tegas, sehingga masyarakat dapat menunda keputusan untuk mudik.

" Partisipasi publik dibutuhkan disini untuk tidak mudik. Tapi kita butuh kejelasan dari pemerintah," kata dia.

2 dari 2 halaman

Perlu Kerja Sama Pemerintah Pusat dan Daerah

Menurut Peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Chotib Hasan, analisis menyebutkan arus mudik dan arus balik berlangsung setiap hari libur nasional yang cukup panjang terutama saat hari raya lebaran.

Untuk itu, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Menurut perwakilan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Agus Wibowo menjelaskan, sangat penting untuk bekerjasama dalam menanggulangi penyebaran COVID-19 dengan melakukan edukasi, sosialisasi dan mitigasi.

Agus juga mengimbau untuk setiap desa dan daerah menyiapkan Desa Tangguh Bencana dengan dana desa untuk mendorong partisipasi masyarakat serta terus mengimbau agar tidak mudik.

Beri Komentar