Segera Move On, Patah Hati Bisa Berujung Kematian

Reporter : Editor Dream.co.id
Jumat, 11 Agustus 2023 10:16
Segera Move On, Patah Hati Bisa Berujung Kematian
Menurut penelitian ilmiah, patah hati berlarut bisa sebabkan kematian. Kebanyakan dialami wanita.

1 dari 10 halaman

Segera Move On, Patah Hati Bisa Berujung Kematian

Segera Move On, Patah Hati Bisa Berujung Kematian © Dream

Menurut penelitian ilmiah, patah hati bisa sebabkan kematian. Kebanyakan dialami wanita.

2 dari 10 halaman

Dream - Dampak patah hati terhadap fisik seseorang bisa berlangsung selama berbulan-bulan. Sebelumnya, banyak orang berpikir bahwa tubuh manusia hanya akan “down” selama satu atau dua hari setelah patah hati. Menurut para ilmuwan dari Universitas Aberdeen, Skotlandia, efek " sindrom patah hati" bisa berlangsung selama empat bulan. Dan kini, para ilmuwan itu tengah meneliti dampak jangka panjang dari kondisi patah hati itu. Penelitian ini dipimpin oleh Profesor Dana Dawson, dosen senior bidang pengobatan cardiovascular sekaligus konsultan cardiologi di Rumah Sakit Royal Aberden.

3 dari 10 halaman

© Dream

“Sementara kondisi awalnya dianggap membatasi diri, kami terkejut melihat bahwa, kemudian, pasien masih kekurangan energi, atau tidak mampu untuk kembali bekerja,” Dawson, dikutip dari laman BBC.

4 dari 10 halaman

Para ilmuwan ini yakin, saat ini dampak sindrom patah hati ini tak terdiagnosa. Sebab, para dokter kebanyakan tidak menganggap adanya kemungkinan dampak patah hati terhadap fisik seseorang. Tekanan akut cardiomyopathy –umumnya dikenal sebagai 'sindrom patah hati'– dapat dipicu oleh perceraian, kehilangan, dan kecelakaan. Masalah-masalah itu bisa menyebabkan serangan jantung, tanpa mengalami penyumbatan pada pembuluh arteri. Para ilmuwan ini akan memanggil sejumlah pasien untuk menguak apa sebenarnya yang terjadi pada seseorang patah hati.

5 dari 10 halaman

© Dream

Para peneliti berharap bisa memeriksa secara menyeluruh sampai sejauh mana jantung para sampel telah pulih. “Apakah mereka pernah sembuh? Apakah tetap pada tingkat intermiten pemulihan, menjelaskan mengapa tak bisa lakukan apa yang dilakukan sebelumnya? Atau apakah itu masalah psikologis?”

6 dari 10 halaman

Pengobatan

Takotsubo cardiomyopathy, demikian sebutan medis sindrom patah hati. Kondisi ini terjadi ketika salah satu bilik jantung, ventrikel kiri, tiba-tiba mengembang dan melemah. Sindrom patah hati yang dialami oleh beberapa orang sebagai respons terhadap peristiwa traumatis emosional, terjadi ketika salah satu bilik jantung, ventrikel kiri, tiba-tiba mengembang dan melemah. Perubahan itu membuat jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik, sehingga meningkatkan risiko gagal jantung.

7 dari 10 halaman

Profesor Dana Dawson, meneliti orang-orang yang mengalami patah hati.

8 dari 10 halaman

Menurut penelitian, sebagaimana dimuat laman The Herald, di seluruh Inggris setiap tahun terdapat 5.000 orang yang mengalami kondisi ini, kebanyakan wanita. Meski mayoritas penderita sembuh, sindrom patah hati ini menyebabkan setidaknya tujuh persen dari seluruh kasus serangan jantung. Dalam beberapa kasus, meski jarang terjadi, menyebabkan kematian. Pada pertengahan 2022, para ilmuwan di Universitas Aberdeen berniat merekrut 100 orang Skotlandia untuk uji coba pengobatan pertama. Penelitian rencananya dilakukan selama tiga tahun.

9 dari 10 halaman

© Dream

Para peneliti menawarkan program latihan dan terapi psikologis bagi mereka yang terkena sindrom patah hati. Para peneliti mendapat bantuan dana 300 ribu pounsterling dari British Heart Foundation (BHF) untuk penelitian ini.

10 dari 10 halaman

Dr David Gamble, dari Universitas Aberdeen, mengatakan Kardimiopati Takotsubo merupakan kondisi yang relatif kurang dipahami. “Sangat penting bagi kami untuk mengembangkan basis bukti berkualitas tinggi untuk memandu dokter dalam pengelolaan kondisi ini,” kata dia. Dalam banyak percobaan intervensi klinis, kata dia, petugas medis berusaha untuk membuat peningkatan bertahap pada pengobatan yang ada. “Tetapi, karena sindrom patah hati berada pada tahap awal, tidak ada pengobatan yang ditetapkan untuk digunakan sebagai dasar,” imbuh David Gamble.

Beri Komentar