Ilustrasi
Dream - Tahukah Sahabat Dream data The Global Cancer Observatory (Globocan) 2020 menunjukkan terdapat 14.896 kasus baru dari kanker ovarium dengan angka kematian 9.581 setiap tahun. Itu artinya artinya 26 wanita meninggal setiap harinya karena kanker ovarium.
Penelitian lain menunjukkan bahwa 1 dari 78 wanita berisiko menderita kanker ovarium. Kanker ovarium ini merupakan penyakit silent killer (pembunuh perlahan), karena tidak menimbulkan gejala dini. Biasanya kanker ovarium baru diketahui ketika di stadium lanjut.
“ Kanker ovarium terbagi menjadi 4 stadium, tetapi sayangnya sebagian besar kanker ovarium terdeteksi terdiagnosis pada saat bukan stadium dini jadi terdianogsis pada stadium 3 dan 4. Karena perubahannya dari normal ke kanker itu tidak sejelas dengan kanker serviks. Sehingga pemeriksaan canggih apapun hanya menyatakan saat ini normal atau pemeriksaan genetik risikonya berapa,” ujar Dr.dr Brahmana Askandar, SpOG(K)-Onk, Ketua Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia (HOGI) pada konferensi pers virtual Kamis, 13 Januari 2022.
Untuk memberi edukasi pada para perempuan terkait gejala kanker Ovarium, AstraZeneca bekerja sama dengan Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia (HOGI) dan Indonesian Cancer Information & Support System (CISC), meluncurkan Kampanye 10 Jari.
Kampanye ini untuk memberitahu secara simpel, faktor risiko dan gejala kanker ovarium. Hal yang perlu selalu diingat adalah 6 faktor risiko yang sangat besar terkena kanker ini.
Pertama, memiliki usia yang lanjut usia 60 lebih berisiko dibanding usia 20 tahun, kedua angka kelahiran yang rendah, ketiga ada riwayat kanker atau kanker ovarium pada keluarga, keempat gaya hidup buruk seperti malas berolahraga, kelima makan tidak terkontrol yang menyebabkan obesitas, dan keenam ada riwayat kista endometriosis, dan adanya mutasi genetik.
Sementara 4 poin lainnya yaitu mengenali 4 tanda keluhan khas pada penderita kanker ovarium. Yaitu sering kembung, nyeri panggul atau perut bawah nyeri, sering buang air kecil, dan nafsu makan berkurang.
Laporan Amandaputri Ivana
Dream - Penyakit kanker hingga kini di tengah berkembangnya teknologi kesehatan, masih menjadi momok. Terutama dalam hal biaya pengobatan dan tingkat kesembuhan.
Pembiayaan skrining kanker cukup besar. Dilanjutkan dengan pengobatan seperti kemoterapi atau operasi besar jika dibutuhkan pasien.
“ Saat ini, kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular dan menjadi beban kesehatan di seluruh dunia. Sebanyak 25-30% dana terbesar BPJS terserap di penyakit katastropik, kanker merupakan terbesar kedua yaitu 18%,” ujar Prof. Aru Wisaksono Sudoyo, Ketua Umum YKI Pusat dalam konferensi virtual VMB Orkestra Penanganan Kanker di Indonesia, 5 November 2021.
Profesor Aru menambahkan bahwa untuk menanggulangi beban kanker baik finansial dan kesehatan di Indonesia, YKI berpegang pada 4 pilar penanggulangan kanker yang pelaksanaannya perlu didukung oleh kebijakan dari seluruh pemangku kepentingan agar dapat mempercepat terciptanya perawatan bagi semua orang.
Keempat pilar penanggulangan kanker tersebut yaitu, peningkatan akurasi data kanker untuk kebutuhan kesehatan publik. Kemudahan akses terhadap deteksi dini dan diagnosis pada stadium awal sehingga angka harapan hidup menjadi lebih baik.
“ Selanjutnya adalah perawatan tepat waktu dan akurat dengan prinsip pengobatan yang akurat, yaitu efektif dan efisien. Juga cost- effectiveness yang berdampak pada penghematan pembiayaan, perawatan suportif dan paliatif dengan tujuan peningkatan kualitas hidup pasien kanker,” kata Prof. Aru.
Tantangan besar dalam penanggulangan kanker di Indonesia saat ini adalah semakin meningkatnya jumlah penderita kanker di Indonesia. Juga karena tingginya kasus kanker stadium lanjut saat pertama kali terdiagnosis.
“ Rendahnya upaya skrining dan deteksi dini pada pasien kanker menyebabkan tingginya angka mortalitas. Masih tingginya animo masyarakat berobat kanker ke luar negeri dengan keyakinan bahwa hasil pengobatan dan kualitas yang diperoleh bisa lebih,” kata dr. Awal Prasetyo, Ketua Panitia Diskusi Nasional YKI pada kesempatan yang sama.
Dokter Awal menambahkan bahwa belum jelasnya regulasi tentang sistem atau konsep pelayanan kanker berkualitas sama dengan yang ada di luar negeri. Belum meratanya akses dan fasilitas kesehatan yang mampu memberikan layanan kanker serta belum meratanya sebaran dokter ahli kanker di Indonesia.
Pemerintah Daerah juga diperlukan dalam membuat kebijakan dan strategi pengendalian kanker. Berupa pencegahan dan penanggulangan penyakit kanker melalui peningkatan upaya skrining dan deteksi dini dan penguatan fasilitas kesehatan yang mampu memberikan layanan kanker.
“ Upaya penguatan deteksi dini ini harus kita pikirkan, sehingga minat masyarakat juga makin tinggi untuk melakiukan screening dan deteksi dini,” ujar dr. Eko Adhi Pangarsa, Ketua YKI Koord. Jawa Tengah pada kesempatan yang sama.
Ia menambahkan bahwa penguatan dalam upaya deteksi dini juga sangat diperlukan, sehingga rakyat semakin mudah melakukan screening kanker. Apalagi kalau sistem deteksi dini ini dikaitkan dengan pembiayaan terapi, dalam jangka panjang diharapkan kanker stadium lanjut akan menurun kejadiannya di Indonesia.
Dalam diskusi ini juga diluncurkan suatu aplikasi deteksi dini OncoDoc yang diharapkan mampu bersinergi dengan kebutuhan deteksi dini dan kemudahan akses layanan, serta mendukung dengan sistem kesehatan yang sudah ada.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?