Foto: Ilustrasi/Shutterstock
Dream – Hidup sehat jadi tren yang semakin gencar dibicarakan semenjak pandemi COVID-19. Tak hanya untuk menghindari penyakit menular, menjadi pribadi yang sehat sudah menjadi kebutuhan untuk bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik.
Berbicara hidup sehat bukan sekadar soal memilih asupan makanan bergizi untuk tubuh. Healthy Life juga harud ibarengi dengan kebiasaan sehat baru seperti berolahraga rutin dan tidur minimal 7-9 jam setiap hari.
Ketiga kebiasaan tersebut termasuk dalam pilar rahasia gaya hidup sehat yang sebenarnya sudah dari kecil sering kita dengar.
Meski terdengar sederhana, dr. Dion Haryadi, Certified Sport Nutritionist mengakui masih banyak orang malas untuk menjalani gaya melakukan hidup sehat.
“ Saat kita memulai hidup sehat, sering kali kita terburu-buru,” ucap dr. Dion saat membeberkan temuannya soal sikap malas hidup sehat dalam kegiatan media gathering Shopee 8.8 Pesta Diskon Supermarket: Solusi Memulai Hidup Sehat dari Rumah, pada Rabu, 21 Juli 2021.
Menurutnya, hidup sehat adalah sebuah pola pikir yang harus dimulai dari membangun kebiasaan. Dion menjelaskan, start slow and go slow bisa diterapkan secara bertahap apabila kita baru memulai hidup sehat.
“ Contohnya lebih baik mengurangi minuman manis daripada langsung tidak mengonsumsi minuman manis,” ujarnya.
Proses mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat diakuinya memang tidak bisa langsung dilakukan dengan perubahan drastis. Soal kebiasaan minuman manis tadi, masyarakat bisa mulai mengurangi mengonsumsi hidangan tersebut dari 21 kali sepekan menjadi 20 kali.seminggu . Setelah dirasa konsisten, maka tingkatkan lagi menjadi 19 kali dan seterusnya.
Solusi ini digunakan untuk membangun kebiasaan dari satu hal kecil. Meski hasilnya tidak langsung terlihat, namun kebiasaan yang dibangun akan membuahkan hasil.
Selain itu, hidup sehat juga juga dilakukan dengan menyantap makanan bernutrisi. Diakuinya, masih banyak orang beranggapan makan banyak akan membantu menjaga kesehatan dan imunitas tubuh.
dr Dion menjelaskan makan tepat yang dimaksud selama ini adalah di antaranya memperbanyak sayur dan buah, serta makanan berprotein tinggi seperti telur, dada ayam, ikan tuna,. Kurangi juga makanan yang mengandung gula serta minyak berlebih.
Dion menambahkan, meski pandemi sudah menyerang mental namun kita harus bisa mencari sisi positifnya. Kita bisa mengontrol kebiasaan yang bisa dikendalikan seperti berolahraga dan mengonsumsi makanan sehat.
Sementara untuk hal yang tidak bisa kita kontrol, masyarakat bisa mencoba melepaskannya sambil berusaha agar bisa dikendalikan.
(Sah, Laporan: Elyzabeth Yulivia)
Dream - Anosmia atau kehilangan penciuman merupakan salah satu gejala yang sangat umum dirasakan oleh pasien Covid-19. Bahkan, sebagian orang masih mengalaminya berbulan-bulan setelah dinyatakan negatif Covid-19.
Salah satunya adalah pria 14 tahun bernama Ishir yang telah kehilangan indra penciuman selama 6 bulan. Penelitian American Academy of Neurology juga mengungkapkan bahwa setengah dari orang yang mengalami anosmia juga kehilangan indra penciuman hingga 5-6 bulan.
Dilansir Pop Sugar, Ishir akhirnya terbiasa dengan kondisi tersebut setelah beberapa lama. Apalagi, ia telah mencoba berbagai cara untuk mengembalikan indra penciumannya.
Salah satu cara yang berhasil adalah percobaan ibunya, Sue Phillips, dengan menerapkan terapi aroma. Ibunya yang merupakan seorang perfumer telah mengadakan terapi tersebut di kota New York dan berhasil menolong lebih dari 20 pasien Covid-19.
Pasien Covid-19 juga bisa mengikuti terapinya secara virtual. " Aku bukan dokter, bukan apoteker, dan bukan peneliti. Tapi, aku tahu kekuatan parfum," kata Phillips.
Indra penciuman sendiri berhubungan dengan sistem limbik di otak. Jadi ketika seseorang menghirup suatu aroma, hal tersebut akan terhubung ke sistem limbik dan menciptakan pikiran positif.
© © Shutterstock
Alhasil, pasiennya pun bisa mendapatkan kembali indra penciumannya. Hal ini menjadi sangat penting karena orang yang mengalami anosmia bisa kehilangan nafsu makan dan tidak dapat menikmati makanan.
Phillips pun berusaha untuk memancing cara kerja sistem limbik pada otak untuk mengenali berbagai aroma. Tentunya, ia pun menggunakan keahliannya dalam industri parfum selama 43 tahun.
" Kuncinya adalah membuka pikiran. Biasanya, banyak orang telah membuka pikirannya karena telah mencoba berbagai cara," jelasnya.
Umumnya, seseorang akan melakukan terapi selama 20-45 menit. Setiap orang juga memiliki pengalaman yang berbeda-beda ketika melakukan terapi tersebut.
Ishir sendiri perlu melakukannya dua kali hingga bisa mencium aroma kembali. Pasien yang mengikuti terapi tersebut juga dibekali paket parfum yang bisa digunakan kembali ketika indra penciuman melemah seperti dialami anaknya setelah vaksin.
Kini, anaknya telah mendapatkan indra penciumannya kembali sekitar 20-25 persen. Meski belum terbukti secara ilmiah, kamu bisa mencoba melakukan terapi penciuman dengan berbagai aroma alami selama beberapa kali.
Disarankan untuk benar-benar fokus ketika mencobanya. Bila perlu, lakukan sembari meditasi agar lebih fokus.
Advertisement
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya