Ilustrasi Nintendo Switch/Shutterstock
Dream - Bukan hanya tisu toilet yang langka akibat pandemi virus corona atau COVID-19 yang menyebabkan kita semua #dirumahaja, namun banyak kebutuhan harian lain yang juga menjadi langka.
Sebut saja seperti bahan-bahan asupan sehari-hari seperti tepung, makanan kaleng, bumbu dapur, sampai selai untuk roti pun jadi idaman semua orang.
Bahkan tak cuma itu saja, yang paling unik adalah Nintendo Switch.
Yup, konsol game satu itu disinyalir jadi alat penghibur masyarakat yang sedang menjalani masa karantina #dirumahaja dan mengimplementasikan 'Social Distancing'.
Kelangkaan Nintendo Switch itu terjadi di jalur produksi dan pasokan yang dibuat di China. Masyarakat rela mengeluarkan kocek berkali-kali lipat dari harga aslinya demi menyejukkan pikiran selama #dirumahaja.
Amazon yang merupakan E-commerce terbesar di AS menyatakan tidak menjual lagi Nintendo Switch atau produk tersebut dinyatakan sold out.
Untuk kamu yang tetap ingin membeli Nintendo Switch, pastikan kamu memiliki budget lebih karena harus melewati proses dari pihak ketika, tentu langkah ini memerlukan biaya lebih besar dari umumnya.
Tapi jangan sedih. Ada opsi lain apabila kamu benar-benar kehabisan Nintendo Switch dan budget menipis. Kamu bisa beli Nintendo Switch Lite untuk mengusir kebosanan di masa karantina.
Nintendo Switch Lite dianggap lebih ringkas dan portable. Walaupun di Amazon tetap sold out, kalian bisa membelinya lewat pihak ketiga dengan harga lebih masuk akal ketimbang Nintendo Switch.
Harga Nintendo Switch Lite berkisar 20$-30$ atau sekitar Rp2.000.000 - Rp3.000.000, sedangkan Nintendo Switch menginjak di angka Rp4.000.000 - Rp5.000.000.
Laporan: Razdkanya Ramadhanty
Sumber: Forbes
Dream – Masa pembatasan aktivitas di Malaysia karena kebijakan lockdown berlangsung hingga 14 April 2020 mendatang. Dalam masa ini, orang-orang diimbau berdiam diri di rumah kecuali ada kebutuhan mendesak.
Sebelum kebijakan ini berlangsung, banyak kota yang mengalami panic buying dengan menimbun barang-barang kebutuhan sehari-hari, seperti tisu toilet dan masker. Tak terkecuali bahan makanan untuk simpanan mereka selama berdiam di rumah.
Yang menyebalkan, ada orang-orang yang memanfaatkan situasi dengan menjual barang kembali dengan harga yang lebih mahal.
Dikutip dari laman worldofbuzz, Senin 30 Maret 2020, seorang warganet di grup Facebook `Makan Club` mengunggah foto sebungkus sroti tawar Gardenia yang dijual seharga 500 ringgit. Jika dirupiahkan, harga roti tersebut setara dengan Rp1,87 juta atau hampir Rp2 juta.
Saat belum terjadi pandemi corona di Malaysia, biasanya roti itu hanya dijual seharga 2,5 ringgit (Rp9.360). Artinya harga roti tersebut melonjak sampai 20 ribu persen.
“ Bayangkan orang tua dan orang berkebutuhan yang lebih memerlukan! Tolong berhati dan jangan membeli lebih banyak daripada yang dibutuhkan,” tulis di unggahan ini.
Malah ada yang usil membuat `troll` di salah satu e-commerce Carousell. Warganet yang usil ini menjual kembali roti dengan harga 100 ringgit (Rp375.420). Kondisinya pun disebut sangat baik.
“ Terlalu banyak waktu luang di rumah dan nggak bisa ngapa-ngapain, saya rasa. Jadi, mereka usil,” tulis seorang warganet di kolom komentar iklan.
Country Head Malaysia Carousell, Tang Siew Wai, menyarankan pengiklan tidak mengambil kesempatan dalam wabah virus corona. Pengiklan juga diminta untuk memperhatikan aturan yang diberlakukan oleh e-commerce.
“ Iklan dengan harga yang dipasang akan diminta untuk dikoreksi atau diturunkan,” kata Tang Siew Wai.
(Sah, www.worldofbuzz.com)