Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Seberapa Bahaya Tantangan `Ice Bucket`

Seberapa Bahaya Tantangan `Ice Bucket` Ice-Bucket Challenge (aol.com)

Dream - Gerakan penggalangan dana global seperti Ice-Bucket Challenge sudah menjadi tren akhir-akhir ini. Selebriti, tokoh politik dan masyarakat umum ramai-ramai mendaftar untuk menjadi orang yang kesekian yang menyiramkan seember air dan es ke tubuh mereka.

Namun tahukah Anda, dalam situasi tertentu, tantangan siram es ini berbahaya bagi kesehatan orang yang melakukannya, ungkap ahli kesehatan di Uni Emirat Arab.

Setelah kematian remaja Inggris Cameron Lancaster terkait dengan tantangan Ice-Bucket, beberapa ahli mempertanyakan risiko kesehatan yang diakibatkan olehnya.

"Memang tidak bisa benar-benar membunuh seseorang, tetapi tidak dianjurkan karena tubuh bisa syok karena kedinginan yang berlebih dan tiba-tiba," kata Sonia Gupte, GP di Icare Klinik, Dubai dikutip Dream.co.id dari laman Gulf News, Kamis 28 Agustus 2014.

Gupte menguraikan, bagaimana fisiologi kita menanggapi air dingin. Syok akibat dingin merupakan reaksi refleks tubuh terhadap perubahan suhu yang mendadak.

Suhu normal tubuh manusia adalah sekitar 37 derajat Celcius. Jika saraf merasakan dingin yang ekstrim dan mengirim pesan ke otak, maka tubuh masuk ke mode bertahan hidup.

Oleh karena itu, suplai darah berkurang, otot berkontraksi, denyut jantung naik karena lebih banyak oksigen dipompa ke dalam darah dan orang yang terkena terengah-engah untuk mencari udara.

Jika orang-orang yang sehat dapat membiasakan diri dengan perubahan mendadak, orang-orang dengan penyakit kronis atau kondisi jantung lemah harus menghindari menuangkan air es pada diri mereka sendiri.

Hal ini kontradikasi pada kasus individu menderita tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Detak jantung tidak teratur atau aritmia karena tubuh mereka tidak mampu beradaptasi dengan kejutan dingin. Namun, hal ini tak seburuk saat seseorang terendam dalam air dingin yang mungkin jauh lebih berbahaya.

Secara tradisional, air es digunakan untuk meningkatkan metabolisme tubuh dan mengurangi peradangan. Tapi Gupte mengatakan ada ilmu yang rinci di balik ini.

"Bahkan dalam cryotherapy yang menggunakan ruangan di bawah nol, ada pedoman tertentu yang diikuti dan orang tersebut diawasi secara ketat," tambahnya.

Kai Stubbe, dari Cryo-Health, Dubai, setuju dengan penjelasan Gupte. "Air menyalurkan suhu jauh lebih cepat daripada udara. Ketika seember air es dituangkan pada seseorang, dia bisa sesak napas dan bahkan tidak bisa bernapas karena ada penurunan langsung dalam suhu di permukaan kulit," kata Stubbe.

Jika seseorang berendam dalam danau es, dibutuhkan hampir setengah jam agar suhu tubuh turun dari 37°C ke 35°C untuk menyebabkan kematian orang tersebut.

Demikian juga dengan menyiramkan air es secara tiba-tiba, maka tubuh orang itu akan mengalami syok dan berusaha mencari udara untuk bernafas dan kadang ini bisa berakibat fatal.

"Itulah sebabnya bintang olahraga seperti Cristiano Ronaldo dan Kobe Bryant memilih cryotherapy bukan mandi es untuk menyembuhkan cedera mereka," tambah Stubbe.

Sementara itu, penggagas tantangan Ice-Bucket Challenge di Dubai, Ravshan Abitov, berencana menggelar acara tersebut pada hari Jumat di Kites Beach Dubai. Dia telah memastikan tidak ada yang cedera ketika warga Dubai mengambil tantangan tersebut.

"Kami tidak menggunakan air es. Sebaliknya kita menggunakan air laut yang akan hangat saat jam 08:00. Jadi tidak ada yang dirugikan dalam hal ini," katanya. Sejauh ini sudah 308 warga mendaftar untuk Ice-Bucket Challenge di Dubai. (Ism)

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP