Tekanan Angin Ban Mobil Niaga Enggak Boleh Luput dari Perhatian

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 23 Oktober 2020 12:12
Tekanan Angin Ban Mobil Niaga Enggak Boleh Luput dari Perhatian
Kalau dicuekin, tekanan ban ini bisa berakibat fatal.

Dream – Kecelakaan truk oleng, terguling, dan kehilangan kendali, masih kerap terjadi. Berdasarkan data Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), ada 80 persen kecelakaan, baik mobil pribadi maupun niaga, disebabkan oleh ban kempis atau pecah.

Peristiwa nahas ini dipicu oleh berbagai hal, seperti muatan yang berlebih dan gaya mengemudi yang kurang baik.

Namun, sebenarnya, penting mengetahui apa yang membuat ban bereaksi dengan kondisi tersebut, yaitu dengan memahami cara kerja tekanan angin pada ban. Ban dapat mengalami kerusakan hingga pecah jika digunakan dengan tekanan angin yang tidak sesuai dengan muatan beban dan kecepatan mengemudi.

National Sales Manager Hankook Tire Sales Indonesia, Ahmad Juweni, menganjurkan pengemudi kendaraan niaga untuk memperhatikan dan memeriksa tekanan angin pada ban secara berkala. Tujuannya untuk memastikan keamanan berkendara.

“ Pemeliharaan tekanan angin sangat berpengaruh terhadap kinerja ban, kestabilan mengemudi, kemampuan pengereman yang lebih baik, bahkan penggunaan bahan bakar yang lebih hemat,” kata Ahmad di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis Hankook Tire Sales Indonesia, Jumat 23 Oktober 2020.

1 dari 2 halaman

Sesuaikan Tekanan Angin dengan Muatan

Ada tiga tips yang bisa dilakukan untuk memastikan ban kendaraan niaga aman. Pertama, menyesuaikan tekanan angin dengan berat muatan yang diangkut. Pengemudi truk maupun manajer armada harus memastikan bahwa tekanan angin sudah sesuai dengan beban yang diangkutnya.

Usahakan untuk tidak memberikan tekanan angin yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Ban dengan tekanan angin terlalu tinggi dapat menyebabkan aus di bagian tengah, serta membuat ban lebih mengembang secara tidak wajar, sehingga mudah pecah jika terkena benturan.

Daya cengkram ban juga akan berkurang dan membuat kendaraan terasa melayang saat laju kendaraan tinggi di jalan tol. Ini yang membuat truk sulit dikendalikan dan berpotensi pada kecelakaan.

Selanjutnya, ban yang diisi dengan tekanan rendah juga akan menyebabkan keausan pada bagian sisi ban (shoulder). Ban dengan tekanan angin rendah dapat mengalami kerusakan separation (lapisan ban terlepas). Tekanan angin yang rendah membuat laju kendaraan semakin berat, sehingga membuat mesin bekerja lebih keras dan menurunkan efisiensi bahan bakar.

“ Pengemudi kerap kali menyepelekan tekanan angin pada ban, padahal nyawa ban sendiri terletak dari tekanan angin yang ideal. Secara umum, jika beban muatan lebih besar dari standar, maka, tekanan angin harus ditambah dan kecepatan harus dikurangi,” kata Ahmad.

2 dari 2 halaman

Periksa Tekanan Angin Setiap Dua Minggu Sekali

Kedua, usahakan untuk memeriksa tekanan angin setiap 2 minggu sekali atau setiap akan melakukan perjalanan. Sebaiknya pengecekan tekanan angin dilakukan saat suhu ban sedang dingin.

Saat suhu panas, tekanan angin sedang meningkat sehingga pembacaan tekanan angin menjadi tidak akurat. Selain itu, alat ukur tekanan angin (pressure gauge) perlu diperhatikan keakuratannya dengan melakukan kalibrasi secara berkala.

Ketiga, perhatikan juga kondisi telapak dan dinding samping ban. Jika ditemukan batu-batu atau benda tajam yang menyelip di antara telapak ban, lepaslah untuk menghindari kerusakan atau kebocoran ban. Jika ada luka pada telapak ban karena paku atau benda tajam lainnya, segera lepas ban dan perbaiki untuk menghindari kerusakan yang lebih serius.

Beri Komentar