Foto: Shutterstock
Dream - Masker jadi benda wajib yang dikenakan saat keluar rumah, meski hanya pergi sebentar. Virus Covid-19 membuat kita harus mengenakan masker ke mana pun, demi melindungi diri sendiri dan orang lain.
Bila memakainya hanya sebentar mungkin tak masalah. Penggunaan masker dalam waktu lama, seperti mereka yang harus bekerja di kantor, bisa memunculkan masalah kesehatan mulut.
Seperti kurangnya minum air dapat mengurangi produksi air liur, sehingga mulut yang kering bisa mengakibatkan napas mulai berbau hingga menimbulkan adanya kerusakan gigi.
Gerry Curatola, seorang dokter gigi dari Rejuvenation Health and Rejuvenation Dentistry, Amerka Serikat, menjelaskan penyebab hal tersebut dan bagaimana cara mengatasinya. Berikut keluhan yang timbul karena terlalu lama memakai masker.
1. Mikrobioma Mulut
Akibat pemakaian masker yang berulang, bagian mulut pada masker bisa mengakibatkan adanya gangguan mikrobioma pada mulut. Hal Ini bisa menyebabkan semua jenis permasalahan gigi, seperti kerusakan pada gigi, gusi bengkak, bau mulut, dan banyak lagi. Jika masalah tersebut tidak segera ditangani, maka penderita dapat mengalami masalah serius.
Penggunaan masker diperkirakan akan terus digunakan hingga beberapa tahun k edepan. Itulah sebabnya drg. Curatola mengatakan bahwa penting untuk menjaga kesehatan mulut mulai dari sekarang.
Ia menyarankan untuk menggunakan pasta gigi dengan formulasi prebiotik untuk meningkatkan kalibrasi ulang lingkungan asam mulut. Selain itu, menjaga diri untuk tetap terhidrasi juga menjadi suatu hal penting yang harus diperhatikan. Hal ini karean dehidrasi menjadi penyebab utama masalah tersebut.
“ Hasilnya adalah snowball effect yang menurunkan produksi air liur, sehingga akan membatasi kemampuan mulut untuk menghilangkan plak dan bakteri, dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi dan penyakit gusi,” kata drg Curatola.
Pandemi telah membuat banyak prosedur medis non-darurat tertunda. Penumpukan karang gigi dapat menyebabkan merebaknya bakteri, hingga memperburuk masalah kesehatan mulut.
" Menyikat gigi saja tidak cukup, penting untuk mengunjungi dokter gigi dalam melakukan pembersihan yang profesional segera," ujar drg. Curatola.
4. Konsumsi permen atau gula
Jika kamu mengalami bau mulut akibat kurang minum, mungkin seringkali menutupinya dengan cara mengisap permen atau mengunyah permen karet. Rupanya hal ini hanya akan menambah parah.
Gula yang ditemukan dalam permen atau permen karet dapat menciptakan lingkungan mulut yang lebih asam, sehingga bisa memberikan makan bakteri patogen, yang menambah parah permasalahan ini. Saat pakai masker, jangan malas minum. Perbanyak makan buah, jus dan air putih, hindari mengonsumsi permen.
Laporan: Yuni Puspita Dewi/ Sumber: MarthaStewart
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Dream - Penggunaan masker secara berlapis kini sangat dianjurkan untuk pencegahan penularan Covid-19 yang lebih efektif. Terutama menggunakan masker medis berlapis dengan masker kain.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat juga telah merekomendasikan penggunaan masker ganda, agar lebih efektif dalam melindungi diri dari paparan virus COVID-19. Studi terbaru yang dilakukan oleh CDC Amerika Serikat, menganalisis penggunaan beragam kombinasi masker tanpa masker, masker ganda, dan masker medis yang diikat dan tidak diikat.
Hasilnya, penggunaan satu masker saja, masker bedah (masker medis) atau masker kain, mampu menghalangi lebih dari 40% partikel melalui simulasi pernapasan. Ditemukan, penggunaan masker medis yang ketat dengan cara meningkatkan kesesuaian masker, seperti mengikat, menyelipkan, dan meratakan bahan masker ekstra untuk meminimalkan celah samping, dapat membuat penggunaan masker jadi lebih efektif.
Akan tetapi, penggunaan dua masker sekaligus atau masker ganda, yakni masker bedah dan masker kain, secara bersamaan dapat memblokir sekitar 83% partikel. Selain itu, hasil studi membuktikan bahwa melapisi masker kain di atas masker bedah, dapat menghalangi lebih dari 95% partikel yang berpotensi menular.
Masker medis sekali pakai, biasanya tidak pas digunakan pada wajah dan membuat celah di sampingnya. Akibatnya, udara dan partikel yang tidak disaring dapat bebas keluar masuk. Sedangkan, masker kain yang pas dapat berfungsi sebagai penjepit dan mengamankan masker medis yang longgar atau tidak pas saat digunakan.
Artinya, penggunaan dua masker sekaligus dengan melapisi masker medis dan masker kain diyakini dapat meningkatkan perlindungan sehingga mencegah kebocoran udara dan partikel yang tidak disaring.
Dengan demikian, pengguna masker ganda bisa melindungi orang-orang di sekitarnya dengan lebih baik dan efektif. “ Data penelitian ini memperkuat pedoman CDC sebelumnya bahwa setiap orang yang berusia 2 tahun atau lebih harus memakai masker saat berada di luar rumah dan ketika berinteraksi dengan orang lain yang tidak tinggal serumah bersama Anda,” ujar Direktur CDC, Dr. Rochelle Walensky.
Sayangnya tim peneliti CDC tidak menguji kombinasi masker lainnya, seperti masker kain di atas kain, masker medis di atas masker medis, atau masker medis di atas kain. Perlu diperhatikan juga bahwa temuan ini tidak dapat menggeneralisasikan penggunaan masker untuk anak-anak serta pada pria berjanggut, yang mungkin dapat mengganggu kesesuaian masker.
Selengkapnya baca di Sehatq
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN