Foto: Ilustrasi/Shutterstock
Dream - Obesitas merupakan kondisi kronis akibat penumpukan lemak yang sangat tinggi. Dokter ahli bedah, Steven Narmada, mengatakan, obesitas terjadi karena pola hidup tidak sehat dan malas berolahraga.
Pandemi Covid-19 semakin membuat pola hidup masyarakat berantakan. Banyak orang mengonsumsi makanan tanpa henti dan sering kali membeli makanan dengan label promo secara impulsif.
Studi terhadap 173 orang mengatakan bahwa 91 persen orang lebih lama menghabiskan waktu di rumah dibandingkan sebelum pandemi. Data yang sama menunjukkan, ada 22 persen responden yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 2,5-5 kilogram.
“ Jujur saja, saya selama pandemi naik 10% karena lebih pilih order makanan online dan tidur ketimbang olahraga,” ujar dokter ahli bedah Steven Narmada, pada ‘Soft Opening Holistic Clinic’, Minggu 10 Oktober 2021.
Ia mengatakan, penumpukan lemak tersebut terjadi berkat pola hidup yang tidak teratur dan seringnya mengonsumsi junkfood atau makanan instan.
“ Obesitas dampaknya tidak hanya terlihat dalam penampilan, kolestrol tinggi, hipertensi, jantung koroner hingga struk,” jelas Steven.
Steven mengatakan, penyakit obesitas ini gejalanya remeh dan sering diabaikan. Padahal obesitas bisa penyebab silent killer alias membunuh secara perlahan.
© Dream.co.id/Delfina Ramadhani
“ Pas lagi duduk sesak, berdiri sesak bisa jadi tanda-tandanya. Ngantuk setelah makan juga bisa jadi pemicu, apalagi langsung tidur risiko obesitas makin meningkat,” ujar Dokter Martinus pada acara yang sama.
Martinus juga jelaskan gejala obesitas bisa terlihat pada kulit seperti membentuk lipatan, mudah lembap dan ditumbuhi jamur.
“ Biasanya orang kegemukan itu terganggu metabolismenya dengan tanda nyeri-nyeri pada lutut. Saat ingin berolahraga atau saat diri ke posisi duduk dan sebaliknya,” jelas Steven.
© Dream.co.id/Delfina Ramadhani
Pengecakan mandiri bisa sedini mungkin, seperti melihat postur di cermin atau mengukur kelelahan pada tubuh.
“ Postur kegemukan sama orang biasa bisa dilihat dari postur wajah, lengan, perut dan paha,” kata Steven.
Postur yang proposional, tambah Steven, bisa diukur dengan golden ratio atau perbandingan 1.68 (Phi). Antara dada dibagi kepala, paha dibagi pinggul, dan panjang setengah badan dibagi lutut.
“ Ada juga curve, bentuk badan indah yang tergolong dari tiga bentuk. S curve, C curve dan R curve,” imbuhnya.
© shutterstock
Saat angkat ketiak, atau posisi setengah badan yang perlihatkan lekuk tubuh bersimbol R, S dan C. Jika lengkuk tubuh sudah tidak terlihat atau berubah menjadi angka 8, bisa menjadi tanda kamu mengalami kegemukan.
Lemak bergelambir pada tangan sangat mudah dilihat saat digerakkan, sedangkan perut yang lemaknya sudah menonjol bisa dilihat saat pakai celana.
“ Yang paling mudah adalah lihat bentuk kedua paha. Jika dempet dan mengalami gesekan saat berjalan merupakan tanda kegemukan,” tutup Steven.
Laporan: Delfina Ramadhani
Resmi! Pria Asal Cimahi Ini Terima Mobil Agya Seharga Rp1 dari Flash Sale Rp1 Shopee
Pilih Hidup Sederhana, Gadis Lulusan SMK Ini Ternyata Adik Ipar Artis Terkenal
Dipenuhi Rasa Bahagia, Wanita Asal Medan Ini Resmi Terima Mobil Agya Rp1 dari Flash Sale Rp1 Shopee
Cerita Istri Terbangun Tengah Malam, Lihat Suami Lakukan Hal Ini Langsung Mewek
Belum Terlambat, Inilah Cara Taubatan Nasuha dari Perbuatan Zina agar Dosa Dihapuskan