Shutterstock
Dream - Rutinitas masyarakat selama menjalani masa pandemi Covid-19 berubah tidak pasti. Anak-anak tak bisa lagi leluasa pergi bersekolah untuk waktu yang cukup lama. Saat sudah mulai beradaptasi dan merasa nyaman bersekolah dari rumah, anak harus kembali ke bangku ke sekolah ketika angka pandemi turun beberapa waktu lalu.
Namun kondisi ini berlangsung sementara ketika varian baru yang memiliki daya tular lebih besar mulai muncul. Anak sekolah kembali harus menjalani pendidikan formal dari rumah.
Perubahan yang berlangsung dalam rentang waktu yang cukup singkat ini tentu berdampak signifikan kepada anak-anak. Para siswa dan siswi yang masuk sekolah sebagai anak didik baru juga tak bisa maksimal bersosialisasi dengan teman-temannya.
Tapi ibu tak perlu khawatir anak tidak memiliki kemampuan sosialisasi yang baik karena pandemi. Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani berbagi lima kiat meningkatkan kemampuan sosialisasi anak serta ide untuk melepas kejenuhan anak selama libur sekolah, simak yuk.
“ Pemanfaatan teknologi secara tepat justru bisa meningkatkan kemampuan sosialisasi anak dan keterampilan lainnya,” jelas Anna pada konferensi virtual Tokopedia Manfaatkan Libur Sekolah untuk Tingkatkan Kemampian Sosialisasi dan Melepas Kejenuhan Anak, Selasa 28 Juni 2022.
Misal, dengan bantuan orang tua, sesama anak bisa saling berbagi atau mengirim camilan ke teman sebaya atau melakukan workshop kerajinan tangan secara virtual.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun merekomendasikan penggunaan gadget berdasarkan usia anak. Misalnya, untuk anak usia 2-6 tahun, penggunaan gadget dibatasi satu jam sehari dan harus didampingi orang tua. Ikuti juga aturan 20:20:20, yaitu 20 menit melihat layar gadget, lalu istirahatkan mata anak dengan menjauhkan gadget sekitar 20 kaki selama 20 detik.
Buat skenario konflik dengan anak, seperti memperebutkan mainan, bermain curang atau bicara dengan kata tidak sopan. Setelahnya, ajak anak diskusi dan mencari solusi bersama jika menghadapi berbagai situasi tersebut.
“ Dengan bermain peran, anak akan memiliki gambaran riil terkait cara menyelesaikan masalah dengan orang lain,” tambah Anna.
Atur kegiatan khusus yang bisa menstimulasi anak melakukan interaksi dengan orang lain, seperti mengajak anak bercerita mengenai kesehariannya.
“ Upayakan juga menciptakan suasana tenteram antara anggota keluarga karena anak akan meniru apa yang ia lihat secara langsung,” tambah Anna.
Untuk mendorong keberanian anak bersosialisasi, interaksi tatap muka penting dilakukan sejak usia dini, terutama di bawah tujuh tahun.
“ Di tengah pandemi, sangat penting untuk selalu mengingatkan anak mematuhi protokol kesehatan saat bermain, mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan hingga menjaga jarak,” jelas Anna.
Libatkan anak untuk mencoba hal baru, mulai dari berkemah di halaman atau kamar, mendekorasi ulang kamar dan lain sebagainya.
“ Longgarkan juga aturan selama libur sekolah, misal dengan membebaskan anak makan es krim atau main gadget lebih lama dari biasanya. Di sisi lain, tetap beri pengertian mengapa aturan dilonggarkan, misal hanya berlaku selama libur sekolah,” tambah Anna.
Mendukung para orang tua, Tokopedia berbagi informasi melalui webinar atau talkshow seputar anak dan keluarga yang melibatkan para ahli lewat Tokopedia Parents.
Topik yang dibahas mulai dari bakat anak, sekolah, investasi, manajemen finansial dan masih banyak lainnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN