Vaksin Pfizer Tiba di Indonesia Agustus 2021, Alhamdulillah!

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 30 Juni 2021 17:47
Vaksin Pfizer Tiba di Indonesia Agustus 2021, Alhamdulillah!
Vaksin Pfizer didatangkan melalui skema COVAX.

Dream - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan Indonesia akan mendapatkan kiriman vaksin Pfizer. Vaksin ini akan menambah pasokan vaksin yang dibutuhkan untuk program vaksinasi nasional.

" Bulan Agustus nanti akan masuk dari Pfizer sehingga jumlah vaksin yang masuk di semester kedua tahun ini akan semakin banyak," ujar Budi, disiarkan Sekretariat Presiden.

Budi mengatakan vaksin Pfizer didatangkan Pemerintah melalui skema Covax-GAVI. Melalui skema ini pula, vaksin AstraZeneca kembali diterima pada Juli.

" Jumlah vaksin yang masuk ke Indonesia makin lama akan semakin banyak," kata dia.

1 dari 5 halaman

14 Ribu Dosis Bahan Baku Sinovac Tiba

Hari ini, kata Budi, sebanyak 14 ribu dosis vaksin Sinovac dalam bentuk bahan baku atau bulk tiba di Indonesia. Sehingga, total bahan baku vaksin Sinovac saat ini 105 juta dosis.

Vaksin ini akan diproses sekitar 1 bulan oleh Bio Farma menjadi siap pakai. Dari total 105 juta dosis bahan baku tersebut, Budi mengatakan akan menjadi 85 juta dosis vaksin jadi.

" Mungkin di awal Agustus akan ada 85 juta vaksin Sinovac yang sudah siap kita gunakan," ucap Budi.

Selanjutnya, Budi menjelaskan dengan semakin banyaknya vaksin masuk maka vaksinasi bisa dipercepat. Sehingga Indonesia dapat segera mencapai herd immunity atau kekebalan komunal.

" Insya Allah di akhir tahun, 181,5 juta rakyat Indonesia sudah bisa divaksin at least satu kali," kata dia.

2 dari 5 halaman

Vaksin AstraZeneca Diklaim Beri Kekebalan Setahun, Antibodi 6X Lebih Kuat

Dream - Vaksin AstraZeneca diklaim sangat efektif memberikan kekebalan terhadap Covid-19 setidaknya satu tahun usai dosis pertama. Sementara setelah suntikan dosis kedua, vaksin ini dapat memberikan respon imun yang kuat.

" Hal ini merupakan berita baik bagi negara-negara dengan persediaan vaksin yang terbatas, yang mungkin khawatir terhadap keterlambatan pemberian dosis kedua vaksin di negara mereka," ujar Chief Investigator & Director Oxford Vaccine Group di Universitas Oxford, Sir Andrew J Pollard.

Sub analisis percobaan COV001 dan COV002 yang dipimpin Oxford menunjukkan vaksin AstraZeneca memberikan respons imun kuat setelah interval dosis kedua diperpanjang 45 pekan. Ataupun setelah pemberian dosis ketiga.

Analisis tersebut melibatkan sukarelawan usia 18-59 tahun yang sudah terdaftar. Mereka telah menerima satu dosis maupun dua dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca.

" Terdapat respons yang sangat baik untuk dosis kedua, bahkan setelah penundaan 10 bulan dari dosis pertama," kata Pollard.

Dalam artikel yang diterbitkan di server pre-print The Lancet, antibodi usai dosis pertama tetap di level tinggi selama satu tahun. Kemudian, meski interval dosis kedua diperpanjang selama 45 pekan, respons antibodi meningkat 18 kali lipat dalam waktu 28 hari setelah penyuntikan.

3 dari 5 halaman

Bisa Netralkan Varian Alpha, Beta, dan Delta

Sedangkan dalam jeda 45 pekan tersebut, didapat temuan titer antibodi empat kali lebih tinggi dibandingkan jeda 12 hari dari dosis pertama ke dosis kedua. Ini menunjukkan interval pemberian dosis yang lebih lama tidak mengurangi efektivitas vaksin, namun justru dapat memberikan kekebalan yang lebih kuat.

Selain itu, dosis ketiga yang diberikan setidaknya 6 bulan setelah dosis kedua dapat meningkatkan antibodi enam kali lipat mempertahankan respons sel T. Dosis ketiga juga menghasilkan aktivitas penetralan yang lebih tinggi terhadap varian Alpha (B1117, 'Kent'), Beta (B1351, 'Afrika Selatan') dan Delta (B16172, 'India').

Baik dosis kedua yang diperpanjang intervalnya dan dosis ketiga Vaksin Covid-19 AstraZeneca kurang reaktogenik dibandingkan dengan dosis pertama.

" Penting bagi kami untuk menunjukkan bahwa vaksin kami menghasilkan respons kekebalan yang kuat dan tahan lama, untuk meningkatkan keyakinan mengenai perlindungan jangka panjang," kata Executive Vice President BioPharmaceuticals R&D, Sir Mene Pangalos.

4 dari 5 halaman

Vaksinnya Diklaim Sebabkan Pengumpalan Darah, Ini Pembelaan AstraZeneca

Dream - Sejumlah negara di Eropa memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca. Pemicunya, vaksin ini diklaim bisa menyebabkan penggumpalan darah.

Pihak AstraZeneca segera bergerak melakukan peninjauan pada produknya. Hasilnya, mereka mengklaim orang menjalani vaksinasi dengan produk AstraZeneca tidak ada yang menunjukkan risiko penggumpalan darah.

Peninjauan dilakukan AstraZeneca kepada lebih dari 17 juta orang tervaksinasi di Inggris dan Uni Eropa. Seluruhnya tidak menunjukkan indikasi yang disangkakan otoritas kesehatan sejumlah negara.

" Peninjauan yang cermat terhadap semua data keamanan yang tersedia lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di Uni Eropa dan Inggris dengan Vaksin Covid-19 AstraZeneca tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau trombositopenia, dalam kelompok usia yang ditentukan, jenis kelamin, kelompok atau di negara tertentu," demikian pernyataan AstraZeneca, dikutip dari Channel News Asia.

5 dari 5 halaman

Badan Obat Eropa (EMA) menyatakan tidak ada indikasi yang mengarah pada kejadian penggumpalan darah akibat vaksinasi. Pandangan ini sebelumnya juga disampaikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Otoritas pembuatan obat di Eropa itu menyatakan sejauh ini ada 15 kejadian trombosis vena dalam dan 22 kejadian emboli paru yang telah dilaporkan. Kejadian ini serupa dengan vaksin Covid-19 berlisensi lain.

" Perusahaan telah dan sedang menjalankan pengujian tambahan bekerja sama dengan otoritas kesehatan Eropa dan tidak ada satupun hasil uji ulang menunjukan hasil mengkhawatirkan. Laporan keamanan bulanan akan disampaikan ke publik lewat laman EMA pada pekan berikutnya," demikian ungkap AstraZeneca.

Vaksin AstraZeneca dikembangkan melalui kerja sama dengan Universitas Oxford. Vaksin ini sudah mendapatkan izin penggunaan darurat di Uni Eropa dan banyak negara lain namun belum dari regulator Amerika Serikat.

AstraZeneca kini tengah mempersiapkan dokumen untuk izin penggunaan darurat (EUA) di AS. Mereka berharap data uji klinis tahap III akan tersedia dalam beberapa pekan ke depan.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar