Foto: Biro Komunikasi IPB
Dream - Kampanye fashion ramah lingkungan tengah menjadi prioritas di dunia mode. Gagasan ini muncul atas keprihatinan terhadap pencemaran lingkungan dari limbah mode.
Kondisi itu memicu bagi para desainer muda dalam berkarya. Termasuk tiga mahasiswa yang meraih juara I di Lomba Ecodiction Index 2019 di IPB University, Bogor.
Ketiga mahasiswa IPB University itu yakni Holidin dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Akhmad Kusairi dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen dan Rahmat Zuhair dari Departemen Ilmu Ekonomi.
Mereka mendesain kostum yang diberi nama Keindahan Ekologi dengan Aksi Nyata (Kodeta). Kodeta dirancang sebagai upaya mengelola atau mendaur ulang barang bekas sebaik mungkin, sehingga dapat menciptakan keindahan lingkungan, bahkan dapat bernilai jual.
Foto: Biro Komunikasi IPB
“ Kostum yang kami rancang menggambarkan keindahan lingkungan alam yang diaplikasikan ke dalam fashion yang tetap kekinian, stylish, dan ramah lingkungan,” tutur Holidin sebagai Ketua Tim di keterangan tertulis yang diterima Dream, Selasa 12 November 2019.
Ide membuat Kodeta muncul karena keresahan terhadap perilaku manusia yang kebanyakan masih tidak sadar terhadap pentingnya menjaga lingkungan.
Masih banyak orang yang tidak memanfaatkan plastik bekas serta minimnya pengetahuan dan keahlian dalam mendaur ulang sampah.
Sebagai tim yang terdiri dari anggota laki-laki, mereka sedikit terkendala dalam masalah mendesain pakaian.
Mereka membutuhkan banyak sampah plastik, memilih yang terbaik dan cocok dengan desain yang diinginkan.
“ Kami berharap dengan adanya karya ini, kita pun semakin peduli terhadap lingkungan dan berusaha mengurangi sampah dalam kehidupan sehari-hari. Berawal dari hal kecil yaitu membuang sampah pada tempatnya karena itu mempunyai pengaruh yang besar terhadap lingkungan,” ujarnya.
Dream - Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menggelar 'Road to Event Fashion Rhapsody: Harmoni' di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, 1-3 November 2019.
Acara ini merupakan tahap menuju puncak acara di Februari 2020 mendatang. Fashion Rhapsody merupakan sebuah ide yang muncul, karena adanya isu lingkungan yang ditimbulkan oleh industri mode sebagai penyumbang limbah terbanyak di dunia.
Ide ini berkembang menjadi sebuah keinginan untuk meningkatkan aksi kesadaran demi menciptakan harmoni antara manusia dan bumi agar saling menjaga.
Desainer dituntut berkarya dengan memanfaatkan limbah mode seperti kain perca, plastik dan sampah tekstil lainnya.
Foto: Annisa Mutiara Asharini/Dream
" Bumi ini kan sebagai tempat di mana kita mengumpulkan inspirasi. Maka itu kita harus lebih peduli dengan bumi. Ayo bergandengan tangan untuk menyelamatkan bumi lewat fashion industry," ujar Ariy Arka, Founder dan Desainer Fashion Rhapsody di Jakarta, Jumat 1 November 2019.
Ariy bekerjasama dengan tiga founder lain, yaitu Ayu Dyah Andari, Chintami Atmanagara dan Yulia Fandy untuk menggandeng puluhan desainer dalam meramaikan Fashion Rhapsody 2020 mendatang.
" Nanti ada 56 desainer, insyaallah akan bertambah," imbuhnya.
Foto: Annisa Mutiara Asharini/Dream
Selain Ariy dan ketiga founder, beberapa desainer memeriahkan acara dengan fashion trunk show. Mereka adalah Qonita Batik, Ayu Lestari, ONH Atelier dan Kursein Karzai.
Sahabat Dream juga bisa berburu fashion item muslimah di bazaar, menyaksikan talkshow serta artist performance selama tiga hari mendatang.
Dream - Kemudahan yang disebabkan perkembangan teknologi dapat dirasakan di berbagai bidang, salah satunya fashion.
Nah, Sahabat Dream bisa membuat baju dengan desain tertentu dan dicetak menggunakan printer. Seperti yang dilakukan merek fashion lokal @kainprinting.
Foto: Deki Prayoga/Dream
" Kami membuat 13 desain hijab yang dicetak dengan bahan voal, terry, scuba dan bulu domba. Terinspirasi dari staff laboratorium, yang suka pakai jubah, jas dan masker. Tapi kita mau sesuatu yang beda," tutur Firman Nurimansyah, Lead Designer @kainprinting di JFW 2020, Senayan City, Jakarta Pusat, Jumat 25 Oktober 2019.
Foto: Deki Prayoga/Dream
Pada koleksi yang ditampilkan di hari keempat Jakarta Fashion Week (JFW) 2020 ini, mereka membuat koleksi out of the box dan lebih fashionable daripada materi fashion print di pasaran.
" Kita lihat kebanyakan printing biasanya kaos jersey. Kita kembangkan sweater. Dari basic jadi lebih fashionable" .
Foto: Deki Prayoga/Dream
Proses membuat fashion print bukanlah perkara mudah. Meski memiliki kelebihan dari segi color matching, namun @kainprinting masih mengalami tantangan.
" Gimana gradasinya nggak norak, memadukan banyak warna nggak norak. Tapi HP Stitch S Series ini, 16, 32 warna bisa. Sampai jutaan warna bisa," katanya.
Foto: Deki Prayoga/Dream
Karya yang ditampilkan kali ini merupakan koleksi modest, agar bisa memenuhi kebutuhan wanita berhijab memiliki pakaian dengan desain impian dalam waktu singkat.
" Kami ingin fokus di industri muslim fashion Indonesia karena pasarnya besar. Dan kami sangat mendukung 'pemain' seperti Pak Firman," kata Andi Hidayat, Sales Development Manager HP Indonesia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak