BJ Habibie.
Dream - Sempat dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto selama dua minggu, mantan Presiden BJ Habibie akhirnya dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang oleh Tim Dokter Kepresidenan (TDK).
" Saat ini beliau sudah dinyatakan sehat dan Insya Allah sudah dibolehkan pulang ke rumah awal minggu depan," kata Pimpinan dan Staf The Habibie Center, dalam keterangan tertulis yang diterima Dream, Sabtu 3 September 2016.
Atas saran Tim Dokter Kepresidenan, kondisi kesehatan Habibie saat dirawat di RSPAD memang tidak diinformasikan ke masyarakat. Ini dilakukan agar Habibie bisa fokus untuk mempercepat pemulihan kesehatannya. " Untuk itu kami mohon maaf kepada semua pihak."
" Bapak Habibie dan segenap keluarga menyampaikan terima kasih kepada Tim Dokter Kepresidenan, Pimpinan RSPAD, dan Tim Perawat RSPAD yang telah bekerja keras dan memberikan pelayanan yang unggul dan prima sehingga Bapak Habibie sehat kembali," tambah keterangan dari The Habibie Center.
Diketahui sebelumnya, Habibie juga sempat dikabarkan harus beristirahat penuh dan menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto setelah terserang infeksi bakteri pada Maret 2016 lalu.
Dream - " Apa mungkin orang Indonesia bisa bikin pesawat terbang? Orang Indonesia memang gemar bersikap sinis dan mengejek diri sendiri" . Sindiran itu dilontar dari mulut Bacharuddin Jusuf Habibie saat berkunjung ke kantor Manajemen Garuda Indonesia, Kompleks Bandara Soekarno-Hatta, Januari 2012. Tapi lihat buktinya, kata Presiden Republik Indonesia ketiga ini dengan nada bergetar, sambil memutar sebuah video 17 tahun silam. Pagi itu, 10 Agustus 1995, mata dunia tertuju ke Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat. Pesawat perdana buatan anak negeri N-250 Gatot Kaca terbang untuk pertama kalinya. Suasana tegang menyeruak ketika mesin pesawat itu mulai dinyalakan. Gemuruh 'si burung besi' terdengar. Pesawat itu melaju pelan, berputar arah kemudian mulai bergerak di landasan pacu. Kencang, semakin kencang dan akhirnya lepas landas. Pesawat N-250 terbang tinggi di atas cakrawala. N-250 terbang perdana sekitar 55 menit. Semua karyawan bertepuk tangan sambil berdiri. Tak sedikit yang menangis haru. Berita ini disiarkan hampir ke seluruh dunia. Sebelumnya, sejumlah pengamat penerbangan memprediksi N-250 tidak mampu terbang dan bahkan akan jatuh saat lepas landas. Tapi mereka keliru. Hari itu, Habibie membuktikan 'Si Gatot Kaca' terbang gagah membelah angkasa biru. Tapi mimpi besar soal pesawat buatan nasional ini berakhir pahit. Awan gelap krisis moneter menghantam Indonesia. Proyek N-250 tak bisa dilanjutkan karena tak ada dana. PT IPTN yang berubah nama menjadi PT Dirgantara pun ditutup paksa. Ribuan karyawannya menjadi pengangguran. Tapi semangat lelaki kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936, tak pernah mati. Ia selalu memperjuangkan agar industri penerbangan Indonesia bisa bangkit lagi. Kini Habibie bertekad menghidupkan Gatot Kaca yang mati suri. " N-250 adalah bukti, tidak ada negara lain yang berhak mengatakan orang Indonesia bodoh!," kata Habibie dengan semangat berapi-api. Di usia senja, 79 tahun, pria yang pernah menjabat menteri riset dan tehnologi itu siap kembali membuat kejutan besar! Ia membuat suksesor pesawat N-250. Pesawat kali ini diberi nama Regio Prop 80 (R80). Teknologi yang diadopsi pesawat ini digadang-gadang lebih efisien dan canggih, dari segi desain serta mesin, dibanding Boeing dan Airbus. Penerus 'Gatot Kaca' bakal terbang perdana menjajal bandara baru di Majalengka pada 2018, tepatnya bulan Agustus. Kemungkinan besar di Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat. Belum banyak informasi detail soal pesawat anyar buatan Habibie itu. Tapi banyak orang berdebar menanti. Habibie memang telah diakui oleh dunia penerbangan. Saat ilmuan penerbangan dari berbagai belahan dunia kelimpungan mencari solusi untuk mencegah kecelakaan akibat keretakan pada bagian sayap, Habibie muncul dengan solusi. Pria yang lama tinggal di Jerman ini muncul membawa teori keretakan pesawat yang kondang dengan sebutan 'Faktor Habibie' untuk menciptakan pesawat yang sangat aman untuk penerbangan.
Habibie hidup susah saat menempuh pendidikan di Jerman. Kadang dia tak punya makanan. Dia hanya mengandalkan kiriman dari sang ibu, R.A. Tuti Marini Puspowardojo.
Maklum, Habibie tak mendapat beasiswa penuh, seperti kebanyakan mahasiswa Indonesia lain. Dia hanya bermodal 'paspor hijau'. Sementara lainnya 'paspor merah'. Paspor dinas.
" Kiriman ibu saya sering telat. Saya sering kelaparan. Tapi ada kawan baik pada saya. Namanya Ilona. Dia sering datangi saya ke perpustakaan, beri apel dan roti," kata Habibie mengenang masa muda di sekolah Jerman.
Jika musim libur tiba, Habibie tak bisa berleha-leha seperti temannya. Ia justru harus sibuk bekerja, mencari uang tambahan biaya hidup di negeri rantau. Jika ada sisanya, ia beli buku.
Anak ke-4 dari delapan bersaudara ini memulai bangku kuliahnya di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman pada 1955.
Habibie berhasil menyelesaikan strata 1 pada usia 22 tahun dan strata dua pada usia 24 tahun. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan indeks prestasi summa cum laude.
Kejeniusan Habibie membuat takjub dunia. Dibuktikan ketika menemukan teori-yang disebut dunia internasional sebagai teori-krack progression. Teori ini menemukan perhitungan titik rawan kelelahan badan pesawat.
Titik rawan kelelahan ini biasanya pada sambungan antara sayap dan badan pesawat atau antara sayap dan dudukan mesin. Elemen inilah yang mengalami guncangan keras dan terus-menerus, baik ketika tubuhnya lepas landas maupun mendarat.
Ketika menyentuh landasan, sambungan antara sayap dan badan pesawat terbang atau antara sayap dan dudukan mesin ini menanggung empasan tubuh pesawat.
Kelelahan logam pun terjadi, dan itu awal dari keretakan (krack). Titik rambat tersebut semakin hari kian memanjang dan bercabang-cabang. Habibie yang kemudian menemukan bagaimana rambatan titik krack (keretakan) itu bekerja.
Dengan teori ini industri pembuat pesawat bisa mengerjakan badan pesawat dengan perhitungan yang lebih aman. Tidak saja bisa menghindari risiko pesawat jatuh, tetapi juga membuat pemeliharaannya lebih mudah dan murah.
Berkat berbagai prestasinya, Habibie mendapat ganjaran dengan sejumlah penghargaan di antaranya bidang kedirgantaraan, Theodhore van Karman Award, yang dianugerahkan oleh International Council for Aeronautical Sciences.
Selepas meraih gelar doktor, Habibie bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg, sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang (1965-1969). Kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973).
Karier Habibie makin mencorong, pada 1969 dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978.
Namun setahun kemudian, Habibie rela meletakkan jabatan prestisius itu saat 'Ibu Pertiwi' memanggil pulang. Ia diminta membangun industri pesawat terbang di negeri sendiri.
" Di situ (MBB Hamburg) lahir Airbus, yang sekarang membuat A-380 di situ. Waktu saya mulai ke situ 3.000 (karyawan), waktu saya tinggalkan 4.500, sekarang 16.000, " kata Habibie.
Dalam skala internasional, Habibie terlibat erbagai proyek desain dan konstruksi pesawat terbang seperti Fokker F 28, Transall C-130 (militer transport), Hansa Jet 320 (jet eksekutif), Air Bus A-300, pesawat transport DO-31 (pesawat dengan teknologi mendarat dan lepas landas secara vertikal),
Kemudian CN-235 dan CN-250 (pesawat dengan teknologi fly-by-wire). Selain itu, ia secara tidak langsung ikut terlibat dalam proyek perhitungan dan desain Helikopter Jenis BO-105, pesawat tempur multi function, beberapa peluru kendali dan satelit.
Dalam sebuah bukunya berjudul 'Habibie dan Ainun', Jerman menawari Habibie untuk menjadi warga negara kehormatan.
Sebuah tawaran yang amat jarang diberikan oleh Jerman. Namun, Habibie tidak silau dengan tawaran itu. Habibie memilih setia menjadi WNI. Menolak tawaran Jerman.
" Sekalipun menjadi warga negara Jerman, kalau suatu saat Tanah Air memanggil, maka Paspor Jerman akan saya robek dan saya akan kembali ke Tanah Air," katanya.
Seperti kata Pepatah; " Hujan batu di negeri sendiri lebih baik daripada hujan emas di negeri orang" .
Bagi Habibie, setetes keringat yang menitik di tanah kelahiran, akan lebih berharga sebagai perekat negeri, daripada keringat yang tertumpah di negeri asing!
Dream – Mantan Presiden RI, Baharuddin Jusuf (BJ) Habibie menilai pemerintah harus membiayai setiap rumah tangga jika ingin memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) andal di masa depan.
“ Masa depan tiap bangsa harus mengandalkan SDM terbarukan. Sebanyak apapun sumber daya alam (SDA) yang kita miliki harus dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas Indonesia,” tegas Habibie saat membuka pidatonya dalam Kultum Supermentor 6, seperti dikutip Dream, Senin, 18 Mei 2015.
Habibie menjelaskan, produktivitas SDM Indonesia bergantung pada tiga elemen dasar yaitu budaya, agama dan pengertian terhadap mekanisme ilmu pengetahuan. Setiap pribadi di Indonesia semestinya mengalami proses penambahan nilai pribadi dari dua jalur yakni pembudayaan dan pendidikan.
“ Jalur pembudayaan ini output-nya adalah kualitas iman dan taqwa, bermula dari keluarga, oleh karena itu, pemerintah harus membiayai setiap rumah tangga agar mereka dapat mencapai kesejahteraan dan mampu mendidik anak-anak mereka dengan baik,” kata Habibie. “ Sedangkan dari jalur pendidikan, output-nya adalah keterampilan.”
Namun lanjut Habibie, seluruh rumusan tersebut akan menjadi sia-sia jika tidak tersedia lapangan pekerjaan yang cukup memadai. Disinilah tugas pemimpin negara untuk melakukan proses nilai tambah pribadi masyarakat dari jalur pembudayaan, jalur pendidikan dan menyediakan lapangan kerja.
Terkait peningkatan kualitas SDM, suami Almarhumah Ainun Habibie ini menyatakan keberagaman seharusnya tidak menjadi sumber konflik melainkan kekuatan yang mampu meningkatkan produktivitas bangsa.
“ Indonesia harus pandai-pandai menjaga kenyamanan penduduknya yang multikultur agar keberagaman Indonesia justru bisa menjadi motor perubahan bangsa,” terang Habibie.
Menurut Habibie, mengutip teori ilmu pengetahuan, jagad raya yang sudah berusia empat juta tahun ini dapat terus hidup karena ada energi dari para penghuninya. Begitu pula 250 juta masyarakat Indonesia dengan segala keberagamannya merupakan modal energi yang harusnya mampu diberdayakan untuk menghidupi negara ini.
Lebih dalam lagi, Habibie menekankan pembangunan sumber daya manusia Indonesia berkunci pada cinta yang ada dalam diri bangsa. “ Yakni cinta kepada sesama manusia, pada karya sesama manusia, pada lingkungan sekitar dan kepada tugas masing-masing,” pungkas lelaki yang ingin dipanggil eyang oleh seluruh generasi muda Indonesia itu. “ Dari semua cinta tadi, tentu harus dibungkus dengan kecintaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.”
Dream - Truk tronton yang mengangkut bagian kepala pesawat terbang yang tengah melintas di kolong lingkar Semanggi tersangkut. Peristiwa langka ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB, Kamis 11 Agustus 2016.
" Kurang lebih sekitar 15 menit kita berhasil evakuasi," ujar Kepala Satuan Penegakan Aturan (Gaktur) Ditlantas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Sakat saat dikonfirmasi.
Lalu apa yang dilakukan petugas untuk mengevakuasi peristiwa mengejutkan ini? " Bannya (truk) suruh kita kempesin, kita suruh mundur," tambah Sakat.
Sakat menegaskan, kepala pesawat yang tersangkut itu milik Presiden ke-3 RI BJ Habibie. Rencananya, bagian kepala pesawat itu akan dipajang di Museum Gajah, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
" Itu kepala pesawat dari Dirgantara Bandung, itu tadinya kepala pesawatnya mau dibawa ke Museum Gajah, punyanya Pak Habibie," kata Sakat.
Akibat peristiwa tersebut, arus lalu lintas sempat mengalami kemacetan. Saat mengevakuasi kepala pesawat, polisi mengalihkan arus lalu lintas yang melintasi Semanggi. Namun setelah dievakuasi, arus lalu lintas kembali normal.
Dream - BJ Habibie kembali menunjukkan taji dalam dunia dirgantara. R80, pesawat anyar rancangan dia akan terbang uji coba perdana.
Pesawat R80 atau yang bisa disingkat regional 80 karena memiliki kapasitas 80 orang, akan melakukan penerbangan perdana di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
" Insya Allah 2017-2018 akan first flight sambil menunggu sertifikasi kelayakan udara. Saya dengar pemerintah Jabar sedang membuat Bandara Kertajati," kata Habibie dikutip Dream.co.iddari laman Merdeka.com, Kamis 11 September 2014.
Diharapkan R80 ini mampu melanjutkan kejayaan N250 yang pernah berjaya di era-1990an.
Menurut mantan Presiden ke-3 ini, revolusi dari pesawat N250 ini secara teknologi sudah lebih canggih. Secara by pass rasio 40 dan bisa lebih hemat bahan bakar mencapai 30 persen. Pesawat ini juga dapat dikendalikan secara elektronik atau dikenal istilah fly by wire.
Baling-baling yang ada di sayap juga termasuk teknologi baru, karena dapat menentukan antara angin dingin dan angin panas yang dihasilkan dari mesin. Dengan teknologi ini pesawat dapat melaju dengan kecepatan tinggi.
Pesawat R80 ini merupakan mimpi Habibie sejak lama. Menurut pria yang kini berusia 78 tahun tersebut, Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga membutuhkan pesawat terbang yang mampu menghubungkan satu pulau ke pulau lain yang lebih banyak.
" Negara kita ini dilahirkan secara maritim, sehingga Indonesia enggak bisa hanya mengandalkan KA atau wahana lain. Tapi pesawat sangat dibutuhkan," ujarnya.
Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama, Ilham Habibie menyebut pesawat ini adalah penyempurnaan dari N250 rancangan bapaknya itu.
" Secara teknologi sangat berbeda, misalkan handphone saja buatan 1998 sama yang 2014 tentu sudah pasti beda, sehingga R80 akan ada perubahan drastis secara teknologi," ungkapnya.
Pesawat itu akan diproduksi PT Dirgantara Indonesia layaknya pesawat terdahulu. Selain ahli yang sudah terpercaya, secara alat juga sudah sangat memadai.
Advertisement
10 Pekerjaan Bergaji Tinggi dan Rendah Stres di 2025, Segera Apply!
Tasya Farasya Banjir Support dari `Pasukan Outfit Kuning` Hadapi Perceraiannya
Penampakan Makan Bergizi Gratis Sebelum dan Sesudah Viral di SMPN 3 Jayapura
Potret Mobil Tercepat di Dunia, Yangwang U9 yang Bisa Melesat 496 Km per Jam
25 Pulau Paling Favorit di Dunia, Ada Bali?
Jenius Luncurkan Inovasi Unthinkable: QRIS Cross Border, Rewards Baru, hingga Reksa Dana USD
Jalan-Jalan Seru Naik Bus Tingkat di Jakarta, Begini Cara Pesan Tiket dan Jadwalnya
Kasus Keracunan MBG Terus Berulang, Ikatan Dokter Anak Beri 5 Peringatan Lewat Surat Terbuka
5 Tempat Glamping Terjangkau di Yogyakarta, Mari Healing dan Manjakan Mata
10 Pekerjaan Bergaji Tinggi dan Rendah Stres di 2025, Segera Apply!
Tasya Farasya Banjir Support dari `Pasukan Outfit Kuning` Hadapi Perceraiannya
Penampakan Makan Bergizi Gratis Sebelum dan Sesudah Viral di SMPN 3 Jayapura