CEO Facebook Mark Zuckerberg Saat Menghadiri Senat AS (Foto: Anadolu Agency)
Dream - Bos Facebook Mark Zuckerberg menyampaikan permohonan maaf di hadapan Senat Amerika Serikat pada Selasa, 10 April 2018. Zuckerberg mengakui 87 juta data pribadi Facebook disedot pihak ketiga.
Terkait persoalan kebocoran data, Zuckerberg menyatakan telah bekerja sama dengan penyidik khusus FBI, Robert Muller, dalam investigasi campur tangan Rusia di Pemilu Presiden AS 2016.
" Saya sebenarnya tidak tahu tentang panggilan permintaan itu. Saya sadar mungkin ada (panggilan), tapi kami bekerja dengan mereka (penyidik khusus)" kata Zuckerberg.
Dilaporkan CNN, tahun lalu, Facebook sempat mengatakan berbagi konten dan informasi kepada Muller. Informasi dan konten itu terkait dengan lebih dari 3.000 iklan yang dijual ke akun-akun Rusia.
Februari 2018, penasihat khusus Presiden AS Donald Trump menuduh 13 oknum dan tiga perusahaan asal Rusia melakukan intervensi pada pilpres AS.
Salah satu pihak yang dituduh yaitu Badan Riset Internet Rusia. Organisasi itu dituding menabur benih perselisihan dalam sistem politik negeri Paman Sam.
Zuckerberg menyebut kedekatan Facebook dengan segelintir orang Rusia dalam rangka kepentingan bisnis. " Kami perlu investasi untuk menjadi lebih baik dalam hal ini," kata Zuckerberg.
Sementara itu mengenai data yang digunakan Cambridge Analytica, Zuckerberg menyebut, " Sudah jelas bahwa kami tidak cukup banyak mencegah, alat-alat ini digunakan untuk hal yang membahayakan."
Sumber: Liputan6.com/Happy Ferdian Syah Utomo
(Beq)
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
