Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenag Kembangkan Masjid Ramah Disabilitas dan Anak

Kemenag Kembangkan Masjid Ramah Disabilitas dan Anak Masjid Di Rest Area (Liputan6.com)

Dream - Kementerian Agama berencana mengembangkan masjid ramah disabilitas dan anak. Rencana ini digagas menyusul sudah berjalannya program pengadaan Alquran dan kitab fikih braile.  

Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin, menyatakan program masjid ramah disabilitas dan anak sudah masuk dalam rancangan anggaran 2019-2020. Menurut dia, program ini ditargetkan mulai berjalan tahun depan.  

"Kita sudah mengadakan Alquran braile, kemudian sekarang kita cetak fikih braile dan seterusnya," kata Amin, dilaporkan Bimas Islam, Selasa, 25 Juni 2019.

Amin mengatakan gagasan masjid ramah disabilitas muncul atas keprihatinan banyaknya kelompok penyandang disabilitas yang diusir saat hendak memasuki masjid. Alasannya bermacam-macam, mulai kursi roda yang tidak bersih dan lain-lain. 

"Karena yang masuk masjid tidak semua normal. Diantaranya tadi yang saya katakan, biasanya karena alasan kursi roda mereka tidak bersih, oleh pengurus masjid dilarang masuk," kata Amin. 

Salah satu fokus yang ingin dicapai Bimas Islam dalam program masjid ramah disabilitas pengadaan layanan kursi roda untuk wudhu. 

Selain itu, hal lain yang juga menjadi perhatian Bimas Islam yaitu menjadikan masjid sebagai lokasi ramah bagi anak-anak. Menurut Amin, salah satu kriteria masjid ramah anak yaitu adanya fasilitas tempat bermain.

10 Masjid Dipantau

Sebagai langkah awal, Bimas Islam sejauh ini telah menetapkan 10 masjid sebagai percontohan pada 2019. Selanjutnya, Gerakan Masjid Ramah Anak menjadi program bersama antara Kementerian Agama dan Dewan Masjid Indonesia.

"Nanti ada tempat khusus bagi anak anak yang masih di bawah umur itu. Supaya mereka tidak mengganggu masjid, tapi ada tempat khusus, difasilitasi, jadi nanti ada yang khusus menjaga anak-anak sementara orangtuanya beribadah di dalam," kata Amin.

Amin mengatakan sangat penting bagi anak untuk mengenal tempat ibadah sejak dini. Dia juga menyampaikan keprihatinan atas banyaknya remaja yang tidak tertarik mengurus masjid dan sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Jangankan orangtuanya, pengurus masjidnya mengusir anak-anak. Kan nggak boleh. Ajaklah anak itu pergi ke masjid. Pergi mengenal tentang masjid. Itu penting menurut saya," ujar dia.

Masjid Amr bin Ash, Tapak Sejarah Sahabat Rasulullah

Dream - Nama Amr bin Ash tidak bisa dianggap remeh dalam sejarah Islam. Sahabat Rasulullah Muhammad SAW ini memiliki prestasi gemilang bagi penyebaran Islam di luar jazirah Arab.

Atas amanah yang didapat dari Khalifah Umar bin Khattab, Amr bin Ash berangkat bersama 13 ribu pasukan sahabat menuju kawasan utara benua Afrika. Misinya hanya satu, menaklukkan Mesir.

Penaklukan itu sukses besar. Sesaat setelah penaklukan, Amr bin Ash mendirikan masjid yang berlokasi di wilayah Fusthath, utara kota tua Kairo.

Masjid Amr bin Ash

Wakil Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LDNU), KH Muhammad Nur Hayid, berkesempatan mengunjungi masjid bersejarah yang terletak di Mesir.

Kuatnya Aura Amr bin Ash

Pengasuh Pesantren Skill Jakarta dan Lumajang yang saat ini memimpin rombongan dari Indonesia untuk Short Course Dai dan Imam di Kampus Al Azhar Kairo mengaku takjub dengan aura Amr bin Ash yang terasa ketika sholat di masjid ini.

Masjid Amr bin Ash

"Apalagi ditambah suara imam sholat fardlunya, lebih merdu dengan suara imam di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi," ujar Gus Hayid melalui pesan tertulis disampaikan kepada Dream, Kamis 20 Juni 2019.

Mahkotanya Masjid

Gus Hayid menjelaskan Masjid Amr bin Ash merupakan tempat ibadah Islam pertama yang dibangun di Mesir bahkan Benua Afrika. Tidak mengherankan jika masjid ini memiliki julukan begitu mulia.

"Masjid Amr bin Ash ini seringkali disebut sebagai 'Taj Al Jawami' atau 'Mahkotanya Masjid'," kata Gus Hayid.

Masjid Amr bin Ash

Di masjid ini terdapat sejumlah makam, termasuk makam putra Amr bin Ash, Abdullah bin Amr bin Ash. Juga ada makam para sahabat serta tabiin di sekitar masjid.

Sayangnya, makam Abdullah bin Amr sudah terkubur dan tidak terdeteksi akibat perluasan masjid. Menurut Syeikh Ali Jumat, makam Abdullah bin Amr bin Ash ada di pojok-pojok masjid.

Tempat Imam Syafi'i Menimba Ilmu

Dari segi bangunan, kata Gus Hayid, sepenuhnya baru. Bangunan aslinya yang didirikan oleh Amr bin Ash sudah tidak lagi tersisa.

Meski begitu, sejarah pembangunannya menjadikan masjid ini memegang peranan penting bagi peradaban Islam. Khususnya di Mesir dan Benua Afrika.

Masjid Amr bin Ash

Masjid ini menjadi tempat para ulama besar dari kalangan sahabat, tabiin, tabiit tabiin menjalankan taklim (menimba ilmu). Imam Syafi'i merupakan satu di antara sekian ulama yang menimba ilmu dari guru-gurunya di Masjid Amr bin Ash.

 

Renovasi dari Dinasti ke Dinasti

"Bangunan masjid yang kini berdiri dan kita saksikan kalau berkunjung merupakan hasil pembangunan para penguasa sesudah Amr bin Ash. Pembangunan ini tidak sekaligus, tapi bertahap dari dinasti ke dinasti," kata Gus Hayid.

Setelah masa kepemimpinan Amr bin Ash berakhir, Mesir dikuasai sejumlah dinasti di antaranya Fatimiyah, Ayyubiyah, Mamalik, Turki Usmani. Tiap-tiap dinasti melakukan renovasi terhadap masjid bersejarah ini.

Masjid Amr bin Ash

Desain masjid ini berbentuk kotak dengan atap hanya dibangun di bagian tepinya. Sedangkan bagian tengah masjid dibangun menara air yang dimanfaatkan sebagai tempat wudhu.

"Tak ada salahnya bila Anda sedang berkunjung ke Kairo Mesir, sempatkan ziarah ke masjid bersejarah ini sekaligus diniati tabarrukan kepada Sahabat Amr Bin Ash dan para sahabat serta kibarul ulama As Salaf," ucap Gus Hayid.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP