Dream - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 2.342 bencana alam terjadi sepanjang 2016. Angka tersebut tertinggi sejak pencatatan kejadian bencana pada 2002.
" Dampak yang ditimbulkan dari bencana telah menyebabkan 522 orang meninggal dunia dan hilang, 3,05 juta jiwa mengungsi dan menderita, 69.287 unit rumah rusak dan 2.311 unit fasilitas umum rusak," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kamis, 29 Desember 2016.
Sutopo mengatakan dari 2.342 bencana tersebut, sekitar 92 persen merupakan bencana hidrometeorologi yang didominasi oleh banjir dengan 766 kejadian, longsor 612 kejadian dan puting beliung 669 kejadian.
Selain itu, BNPB mencatat ada sebanyak 74 kejadian kombinasi banjir dan longsor, 178 kejadian kebakaran hutan dan lahan, 13 kejadian gempa, 7 kejadian erupsi gunung meletus, dan 23 kejadian gelombang pasang dan abrasi.
Menurut Sutopo, jumlah kejadian bencana alam yang terjadi pada 2016 meningkat sebesar 35 persen. Berdasarkan masing-masing kejadian, kenaikan paling tinggi tercatat pada kombinasi bencana banjir dan longsor, yang meningkat sebesar 139 persen.
Adapun kejadian banjir meningkat 52 persen, longsor 19 persen dan puting beliung meningkat 15 persen.
" Tidak adanya musim kemarau yang jelas, kemarau basah, menyebabkan banjir, longsor dan puting beliung meningkat. Bahkan saat puncak musim kemarau pun banyak terjadi banjir dan longsor. Kemarau basah ini juga menyebabkan kebakaran hutan dan lahan dan kekeringan berkurang signifikan," ucap dia.
Untuk bencana kebakaran hutan, selama 2016 terjadi pencegahan yang baik antara pemerintah pusat dan daerah. Sehingga, menyebabkan titik panas (hotspot) di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan dapat turun 80 persen dibanding tahun lalu.
Meski demikian, 2016 ancaman bencana geologi masih tercatat besar. Sebanyak 460 gempa bumi dirasakan masyarakat Indonesia tiap bulannya.
Gempa paling merusak ialah gempa Pidie Jaya yang berkekuatan 6,5 skala Richter pada 7 Desember 2016. Gempa itu menyebabkan 103 jiwa meninggal dunia, 267 jiwa luka berat, 127 jiwa luka berat, 91.267 jiwa mengungsi, 11.832 mengalami kerusakan.
" Kejadian gempa 7,8 skala Richter dan tsunami kecil pada 2 Maret 2016 memberikan pembelajaran bahwa peringatan dini sudah berjalan dengan baik. Tapi, masih ada masalah di hilirnya yaitu respon Pemda dan masyarakat saat terjadi peringatan dini tsunami," ucap dia.
Sedangkan untuk bencana letusan gunungapi, hingga saat ini terdapat 16 gunungapi aktif dari 127 gunungapi yang statusnya di atas normal. Satu gunung berapi berstatus Awas (level 4) dan 15 gunung berapi lainnya berstatus Waspada (level 2).
" Sistem peringatan dini gunungapi berjalan dengan baik," kata dia.
Untuk ke depannya, Sutopo berharap pemerintah dan masyarakat semakin meningkatkan upaya pengurangan risiko bencana. Salah satu upayanya yaitu mendorong pemahaman masyarakat terhadap budaya sadar bencana.
" Budaya sadar bencana masih cukup rendah. Jutaan masyarakat Indonesia masih tinggal di daerah rawan bencana dengan tingkat mitigasi bencana yang rendah," ucap dia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN