Dari Mbah Moen untuk MUI: Islam Simpul Pemersatu Bangsa

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 7 Agustus 2019 18:02
Dari Mbah Moen untuk MUI: Islam Simpul Pemersatu Bangsa
Indonesia itu negara yang memiliki keistimewaan, meskipun beragam suku bangsanya tetapi bisa bersatu.

Dream - " Pertemuan terakhir saya dengan Mbah Maimoen pada hari Sabtu, 27 Juli 2019 di Jakarta, sehari sebelum beliau berangkat ke Tanah Suci Makkah Al Mukaramah untuk menunaikan ibadah haji."

Kalimat itu meluncur dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa`adi. Pertemuan terakhir dia dengan pimpinan pondok pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah itu bertujuan untuk meminta doa.

Zainut percaya doa orang yang sedang menunaikan perjalanan apalagi untuk menunaikan ibadah haji sangat didengar dan dikabulkan Allah SWT.

" Jadi saya berpikir mungkin waktunya cukup singkat dan saya juga mempertimbangkan kesehatan beliau agar bisa istirahat karena esok hari (Ahad, 28 Juli 2019) akan melaksanakan perjalanan yang sangat panjang," ucap dia, Rabu, 7 Agustus 2019.

Ternyata, Zainut keliru. Hampir 2 jam dia berbincang dengan Mbah Moen.
" Banyak nasihat dan pesan beliau kepada saya utamanya terkait dengan dua hal, yaitu masalah PPP dan MUI," ujar dia.

 

1 dari 5 halaman

Pesan untuk PPP

Mbah Moen, kata Zainut, berpesan agar MUI terus menjadi organisasi yang menebarkan nilai-nilai Islam yang damai, yang dapat menjaga hubungan harmonis baik sesama umat Islam, umat beragama lain maupun hubungannya dengan pemerintah.

" Indonesia itu negara yang memiliki keistimewaan, meskipun beragam suku bangsanya tetapi bisa bersatu dan umat Islam harus menjadi simpul pemersatunya," ujar dia.

Sementara itu, Mbah Moen juga berpesan agar partai berlambang Kabah itu tetap dipertahankan. Sebab, kata Zainut, Mbah Moen yakin partai tersebut punya misi yang sangat mulia yakni mengajak umat manusia kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran.

Zainut menyebut, Mbah Maimoen sebagai seorang ulama yang memiliki kedalaman ilmu dan kearifan tetapi juga menjadi teladan. " Beliau adalah guru bangsa yang selalu mengajarkan pentingnya makna persatuan, kebhinnekaan dan toleransi," ujar dia.

" Di usia senjanya beliau tidak pernah lelah untuk berdakwah menyampaikan pesan-pesan damai dan menyejukkan. Tidak pernah berhenti memikirkan nasib umat, bangsa dan negara," kata dia.

2 dari 5 halaman

Keinginan Mbah Moen Meninggal Hari Selasa Terkabul, Masya Allah

Dream - Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, KH Maimun Zubair telah berpulang ke Rahmatullah, Selasa, 6 Agustus 2019.

Menurut Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, keinginan Mbah Moen, sapaannya, untuk meninggal di hari Selasa di Mekah memang sudah terucap lama.

" Ini juga yang ingin beliau kehendaki, berpulang di hari Selasa, di Mekah, nampaknya banyak keinginan beliau yang Allah kabulkan meskipun kita kehilangan dan sangat bersedih," ujar Lukman.

Menurut Lukman, proses kepergian Mbah Moen berlangsung cepat. Dia terlihat enggan merepotkan banyak orang di sekelilingnya.

" Sebelumnya tidak mengeluh rasa sakit tertentu, kesaksian pada kerabatnya, keluarganya, sampai malam masih berdialog," ucap dia.

3 dari 5 halaman

Bukti Mbah Moen Ingin Meninggal Hari Selasa

Di akun Twitter @pondokkrapyak, keinginan Mbah Moen meninggal di hari Selasa ada dalam rekaman suara saat membahas Kitab Tanbuhul Mughtarin, Ramadan 1440 Hijriah, atau Mei 2019.

Dalam rekaman itu, Mbah Moen menceritakan asal muasal mengapa Ponpes Sarang menetapkan hari libur pada Selasa. Dia mengatakan, hari Selasa merupakan hari di saat Allah menurunkan ilmu di dunia ini.

" Allah membuat (alam semesta dalam) empat hari, Ahad, Senin, Selasa, Rabu.Kalau orang Jawa Rabu Wekasan, selesainya Bumi dibuat. Selasa, Allah menyelesaikan segala ilmu di hari ini," ujar dia.

Selain itu, hari Selasa punya keiistimewaan. Sang ayah, KH Zubair Dahlan, pernah menceritakan kepadanya bahwa kyai-kyai dan ulama, banyak yang meninggal di hari Selasa.

" Hari Selasa ini hari yang menurut nenek saya, mulai nenek yang keempat sampai ayah saya, ibu saya, kok kalau meninggal hari Selasa, ini saya cerita," kata Mbah Moen.

4 dari 5 halaman

Mbah Moen Meninggal, NU Ajak Umat Islam Salat Gaib dan Kirim Al Fatihah

Dream - Indonesia kehilangan salah satu ulama besarnya, KH Maimoen Zubair. Ulama yang karib disapa Mbah Moen telah berpulang saat menunaikan ibadah hajidi Mekah, Arab Saudi,  sekitar pukul 04.17 waktu Arab Saudi.

Ungkapan duka cita disampaikan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama karena Indonesia hari ini telah kehilangan sosok panutan dan pengayom umat. 

" Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Berduka yang sangat mendalam," ujar Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Selasa 6 Agustus 2019.

PBNU mendoakan, semoga seluruh dosa kiyai sepuh itu diampuni dan segala amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT.

Tak lupa Helmy mengajak umat Islam khususnya warga NU untuk bersama-sama melaksanakan shalat ghoib dan membacakan surat Al-Fatihah untuk KH. Maimoen Zubair.

PBNU menilai, Mbah Moen merupakan sosok yang gigih dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam dan Indonesia. Ciri yang paling mencolok dari Mbah Moen yakni, selalu menegaskan kalau kemerdekaan Indonesia merulaan anugerah yang diberikan Allah SWT.

" Semoga jejak keteladanan yang diwariskan oleh KH. Maimoen Zubair bisa kita serap sebagai pelajaran untuk menghadapi tantangan zaman di masa yang akan datang," kata dia.(Sah)

5 dari 5 halaman

Innalillahi, Mbah Moen Meninggal di Mekah

Dream - Innalillahi wainnailaihi rojiun. Sesepuh PPP yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, KH Maimoen Zubair berpulang ke Rahmatullah. Mbah Moen, begitu beliau disapa, meninggal dunia di Tanah Suci, Mekkah, Arab Saudi. 

"  Pagi ini di kota suci makkah beliau kembali kepada Allah..... ya Allah, Mohon doauntuk beliau semoga khusnul khotimah .. #nahdatululama #aswaja #mbahmoen #mbahmaimoen,"   ujar Gus Miftah, Pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta, dalam akun instagramnya @gusmiftah, Selasa 6 Agustus 2019. 

Mbah Moen merupakan ulama dan juga politisi kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928. Mbah Moen berpulang di usia 90 tahun.

Saat ini, Mbah Moen menjabat sebagai Ketua Majlis Syariah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Beliau pernah menjadi anggota DPRD kabupaten Rembang selama 7 tahun.

Setelah berakhirnya masa tugas, almarhum fokus mengurus pondok pesantren. Tak lama, almarhum diangkat menjadi anggota MPR RI utusan Jateng selama tiga periode. Semoga husnul khotimah. Amin. (ism)

Beri Komentar