Curhat Bambang Pamungkas Usai Jakmania Keroyok Polisi

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 28 Juni 2016 10:09
Curhat Bambang Pamungkas Usai Jakmania Keroyok Polisi
Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, usai pertandingan, Bepe mengaku banyak hal yang berkecamuk di kepalanya.

Dream - Kerusuhan pertandingan Persija Jakarta melawan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu 25 Juni 2016 menyisakan duka. Seorang polisi Brigadir Hanafi kritis akibat luka parah di bagian mata.

Tak hanya itu, enam polisi lainnya ambruk diterjang Jakmania. Ratusan oknum JakMania, suporter kesebelasan Persija Jakarta, diamankan Kepolisian Polda Metro Jaya.

Tak pelak kondisi ini menjadi beban moral bagi Il Capitano Persija Jakarta, Bambang Pamungkas. Mantan penggedor tim nasional Indonesia itu sedih dan risau melihat kondisi itu.

Bepe, sapaannya, menuliskan kesedihan dan kerisauannya di laman pribadi miliknya, bambangpamungkas20.com.

Curhat Bambang Pamungkas Usai Jakmania Keroyok Polisi

Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, usai pertandingan, Bepe mengaku banyak hal yang berkecamuk di kepalanya. Kegalalan mengeksekusi tendangan penalti dan kekalahan di kandang yang di depan mata menggelayut di pikirannya.

Tetapi, pengguna nomor punggung 20 ini mengaku ada rasa sedih terbesar di dalam batinnya. 

" Kesedihan terbesar saya adalah melihat salah satu suporter terbaik di negeri ini (Jak Mania) lepas kendali dan melakukan hal-hal yang di luar dugaan saya. Sebuah tindakan anarkis yang sudah pasti mencoreng kredibilitas mereka sendiri, kredibilitas yang mereka bangun dengan susah payah selama bertahun-tahun," tulis Bepe.

Curhat Bambang Pamungkas Usai Jakmania Keroyok Polisi

Bepe mengaku tak tahu pasti apa penyulut tindak anarki para Jakmania. Padahal, suporter seharusnya memberi dukungan bukan melakukan tindak anarki.

" Yang kami butuhkan adalah dukungan positif (kritik, saran dan masukan) penuh kearifan agar kita dapat bersinergi dan bersama-sama membangun, menjaga nama baik dan menjaga kebesaran tidak hanya Persija, namun juga kota Jakarta yang kita sama-sama kita cintai," papar dia.

Bepe menulis panjang mengenai kegelisahannya. Dia pun ingin Jakmania lebih beradab dalam mendukung tim berjuluk `Macan Kemayoran` itu.

Setelah apa yang terjadi pada malam itu, sudah seharusnya kita sama-sama merenung, dan melakukan introspeksi kedalam diri kita masing-masing. Apakah kualitas kita sebagai manusia sedemikian buruknya, hingga tidak dapat mengendalikan diri, dan berlaku sedemikian rupa.

Apakah sudah tidak ada lagi ruang untuk rasa cinta dalam hati kita, sehingga kekerasan adalah respon dari sebuah kekecewaan. Apakah sedangkal itu kedalaman nilai dari ketulusan cinta kita kepada Persija Jakarta?

Saya pikir tidak. Seperti yang saya sampaikan diawal tadi, saya masih percaya jika kualitas kita sebagai manusia jauh lebih baik dari apa yang tersaji pada malam itu. Dan oleh karena itu sudah selayaknya kita malu atas apa yang terjadi, dan segera memperbaiki diri,

Oleh karena itu, mari kita segera merapatkan barisan, menahan diri dari segala bentuk provokasi, kembali berkoordinasi dengan kesatuan masing-masing, dan menghadapi segala permasalahan ini bersama-sama.

Atas nama rasa cinta, tidak hanya kecintaan kita kepada Persija, namun juga kota Jakarta, serta persepakbolaan Indonesia.

Curhatan itu dituangkan dalam tulisan berjudul " We Are Better Than This"

 

(Ism) 

 

1 dari 3 halaman

Suporter Brutal GBK, Krishna Murti: Kami Akan Kejar Kemanapun

Suporter Brutal GBK, Krishna Murti: Kami Akan Kejar Kemanapun © Dream

Dream - Kerusuhan suporter di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Jumat 24 Juni 2016 lalu berbuntut panjang hingga kini.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti secara tegas mengatakan bakal membabat habis pelaku rusuh yang meyebabkan 5 orang mengalami luka serius, dua mobil rusak, 5 motor dibakar dan juga memakan korban anggota kepolisian dengan luka yang cukup parah.

" Kami akan kejar kemanapun para pelaku kerusuhan GBK. Jadilah supporter yang baik," ucap Krishna seperti dikutip Dream dari akun facebooknya, Minggu 26 juni 2016.

Dalam postingan facebooknya, Krishna juga mengunggah beberapa foto yang diduga menjadi pelaku kerusuhan. Krishna juga meminta kepada anggota Kepolisian melakukan penegakan hukum secara adil.

" Kalian adalah negara. Kami akan tegakkan hukum secara adil. Negara tidak boleh kalah oleh suporter brutal," ucapnya.

Suporter Brutal GBK, Krishna Murti: Kami Akan Kejar Kemanapun

Sebanyak empat polisi yang menjadi korban antara lain Brigadir Hanawiah, Brigadir Supriadi, Brigadir Wawan Chandra, dan Aiptu Muhtadi tengah menjalani perawatan di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

U;ah suporter rusuh tersebut juga berbuntu pada perusakan di sebuah Distro atribut Jakmania di Utan Kayu, Jakarta Timur Sabtu 25 Juni. Hal yang sama menimpa Toko Crazy Orange Distro (menjual atribut Jakmania juga) di Rawasari, Jakarta Pusat.

2 dari 3 halaman

Ricuh di GBK, 1 Polisi Kritis Disiram Air Keras oleh Jakmania

Ricuh di GBK, 1 Polisi Kritis Disiram Air Keras oleh Jakmania © Dream

Dream - Pertandingan antara Persija Jakarta versus Sriwijaya FC yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jumat kemarin diwarnai kericuhan. Satu polisi yang mengamankan lokasi dilaporkan kritis.

Berdasarkan keterangan tertulis dalam Facebook Divisi Humas Polri, polisi yang kritis itu bernama Brigadir Hanafi. Ia dikabarkan mengalami pecah mata kiri karena disiram air keras dan dilempar batu oleh oknum Jakmania.

" Turut berbelasungkawa bagi anggota kami Brigadir Hanafi dan rekan-rekan Bayangkara yang berjaga dalam pertandingan Persija vs Sriwijaya yang kini kritis dan mengalami pecah mata kiri karena disiram air keras dan dilempar batu oleh oknum Jackmania,"  demikian pesan tertulis dalam Facebook Divisi Humas Polri, Sabtu, 26 Juni 2016.

Melalui akun Facebook juga doa dihaturkan bagi para polisi yang menjadi korban.

" Di bulan yang baik ini, baiknya kita saling berbagi doa, semoga rekan-rekan Bayangkhara yang sedang dirawat segera mendapat kesembuhan dan oknum yang menghalalkan anarkisme di dunia sepakbola segera mendapat sanksi hukum,"  begitu keterangan selanjutnya.

Untuk diketahui, kericuhan Jakmania bermula dari pertandingan antara Persija dan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno, kemarin. Saat tim Persija kemasukan satu gol, seorang suporter masuk ke lapangan dan memancing suporter lain menjebol pagar tribun sektor 13 dan 14 stadion tersebut. Bentrokan pun tak dapat dihindari.

3 dari 3 halaman

Jawaban Tukang Bakso Kalijodo Bikin Krishna Murti `Gubrakkkk!`

Jawaban Tukang Bakso Kalijodo Bikin Krishna Murti `Gubrakkkk!` © Dream

Dream - Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Krishna Murti, punya pengalaman menarik saat melakukan pengamanan di kawasan Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara.

Dalam akun Facebook miliknya, Krishna menceritakan obrolannya dengan tukang bakso yang bikin dia 'gubrak'.

Saat pengamanan di Kalijodo, belum lama ini, Krishna yang kelaparan membeli bakso. Ia iseng-iseng bertanya ke tukang bakso.

" Udah berapa tahun jualan bakso Mas..?"  tanya Krishna.

Si tukang bakso jawab; kira-kira 5 tahun lebih.

" Gerobak sama dagangannya udah milik sendiri apa punya orang lain mas..?"  tanya mantan Kapolsek Penjaringan itu penasaran.

" Punya majikan saya. Saya tiap hari setoran,"  jawab si tukang bakso sekenanya.

" Jualan lebih dari 5 tahun harusnya mas udah punya gerobak dan modal sendiri mas (maklum mau ajak dia pindah jualan keluar Kalijodo),"  balas Krishna berharap obrolan berlanjut.

Tapi rupanya, si tukang bakso agak jengel digurui Krishna. " Yah beginilah namanya orang kecil... Trus bapak sendiri bekerja jadi polisi ini sudah berapa tahun..?"  kata si tukang balik bertanya.

" Udah 25 tahun. Memangnya kenapa..?"  jawab Krishna bangga.

" Bapak sudah 25 tahun kerja jadi polisi, harusnya Bapak sudah punya Polsek sendiri..!!!,"  kata si tukang bakso enteng sambil menuangin kuah ke mangkok. Gubrakkkkkk! (Ism) 

Beri Komentar