Innalillahi, Begini Kronologi Jatuhnya Helikopter Basarnas

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Senin, 3 Juli 2017 12:20
Innalillahi, Begini Kronologi Jatuhnya Helikopter Basarnas
Baru 17 menit terbang dari Bandara Ahmad Yani, Basarnas mendeteksi sinyal distress.

Dream - Helikopter Badan SAR Nasional (Basarnas) jatuh di kawasan Gunung Butak yang terletak di Desa Canggal Bulu, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah pada Minggu, 2 Juli 2017.

Diketahui, helikopter itu hendak melakukan proses evakuasi meletusnya kawah Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Menurut keterangan tertulis Kepala Basarnas Marsekal Muda Muhammad Syaugi, sebelum peristiwa kecelakaan, helikopter tersebut berada di Gringsing, Batang. Pada Minggu, 2 Juli 2017, pukul 14.45 WIB, helikopter sempat mengisi bahan bakar di Semarang.

Pukul 16.00 WIB, helikopter Dauphin berangkat dari Bandara Ahmad Yani Semarang untuk memantau dan mengevakuasi korban di Letupan Kawah Sileri, Dieng, Kabupaten Banjarnegara.

Tetapi, setelah menempuh perjalanan selama 17 menit, Local User Terminal (LUT) Basarnas mendeteksi sinyal distress dari HR 3602 pada koordinat 07 13.3 S – 110 04.5 E.

Sinyal distress adalah kode internasional yang dipahami sebagai permintaan pertolongan. Sinyal berupa gelombang radio bisa dalam bentuk visual atau suara yang terdengar dari kejauhan menjadi penanda jika seseorang, kapal, atau pesawat mengalami masalah serius sehingga butuh bantuan segera.

Setelah mendapatkan kebenaran tentang kejadian tersebut Tim Rescue dari Kantor SAR Semarang langsung menuju lokasi kejadian, dan disusul oleh Tim Rescue dari Kantor SAR Yogyakarta, Kantor SAR Bandung dan Kantor SAR Surabaya.

Evakuasi dilakukan malam hari dan dalam kondisi cuaca yang hujan. Dengan bantuan berbagai pihak semua korban berhasil dievakuasi ke Posko di Desa Canggal pada 02.00 WIB, Senin, 3 Juli 2017.

Saat tiba di Rumah Sakit Bhayangkara menemui keluarga korban, Syaugi menyampaikan belasungkawa duka mendalam. Syaugi mengatakan bahwa seluruh korban gugur dalam menjalankan tugas kemanuasiaan.

" Tentunya kami sangat kehilangan personil-personil yang handal," kata dia

" Saya sampaikan khusus untuk personil basarnas akan kami usulkan dam kami yakinkan untuk dinaikkan pangkat satu tingkat lebih tinggi dan utk personil AL akan kami usulkan untuk kenaikan pangkat karena mereka gugur dalam tugas dan misi kemanusiaan" , tegas Syaugi.

Sebelumnya dikabarkan, helikopter milik Basarnas membawa delapan penumpang. Direktur Sarana dan Prasarana Basarnas Marsekal Pertama TNI Wahyu AD mengatakan di dalam helikopter itu terdapat delapan orang. " Empat kru dan empat tim resque (anggota Basarnas)," kata Wahyu di kantornya, Jakarta, Minggu, 2 Juni 2017.

Wahyu menjelaskan, helikopter bertipe AS365 dengan nomer registrasi HR3602 baru dibeli 2015 lalu.

" (Helikopter) baru, dari tahun 2015 belum sampai 600 jam jenis Sopan buatan PTDI 3602," ucap dia.

Berikut identitas kru dan tim rescue yang menjadi korban:
1. Captain pilot, Kapten Laut (P) Haryanto
2. Co pilot, Kapten Laut (P) Li Solihin
3. Teknisi heli, Peltu Budi S
4. Serka Hari M

Tim Rescue (anggota Basarnas)
1. Maulana Afandi
2. Nyoto Purwanta
3. Budi Resti
4. Catur

Beri Komentar