Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Direktur Jenderal Imigrasi, Ronny Franky Sompie mengatakan, hingga saat ini Ditjen Imigrasi belum menangkal turis asing yang masuk ke Indonesia terkait menyebarnya virus corona.
" Sampai saat ini belum ada yang kita tangkal atau kita tolak kembali ke negara asalnya, berkaitan dengan hasil identifikasi dari Kemenkes melalui para petugas karantina," ujar Ronnie di Kemenko PMK, Jakarta, Selasa, 28 Januari 2020.
Ronnie menjelaskan, Ditjen Imigrasi saat ini telah menyiagakan seluruh petugasnya. Para petugas bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk menjaga bandara dan pelabuhan internasional sebagai pintu masuk turis asing ke Indonesia.
" Kita mengedepankan dari Kementerian Kesehatan melalui petugas karantina kesehatan, yang berada di setiap pelabuhan bandara dan pos lintas batas internasional ini, untuk melakukan identifikasi," ucap dia.
Selain melakukan pengecekkan terhadap orang yang masuk ke Indonesia. Ditjen Imigrasi juga melakukan pengecekan terhadap barang dan hewan yang masuk.
" Karantina juga lengkap, kesehatan tanaman dan hewan juga ada," kata dia.
Dream - Seorang perawat berusia 30 tahun di rumah sakit Renmin, Wuhan, Shan Xia mencukur rambutnya yang panjang. Cara itu dia lakukan dengan pertimbangan sejumlah alasan.
Dilaporkan The Star, Shan merupakan ibu dari dua orang anak. Shan mengatakan, memotong rambutnya untuk menghindari infeksi silang. Dia juga berasalan ingin menghemat waktu saat menggunakan dan melepas pakaian pelindung.
Sementara itu, pada konferensi media pada Senin, Senin, 27 Januari 2020, Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan telah mengorganisir tim yang terdiri dari 959 pekerja medis dari tujuh provinsi dan kota untuk menuju ke Wuhan. Kota di Provinsi Hubei tersebut menjadi pusat penyebaran wabah virus Corona jenis baru (2019-nCoV).
Para pekerja medis itu digerakkan untuk mencegah penyebaran infeksi.
Tim-tim medis tersebut berasal dari provinsi Henan, Jilin, Liaoning, Shanxi, dan Shaanxi, serta kota-kota di Tianjin dan Chongqing.
Lebih banyak tim medis sedang bersiap untuk pergi ke Wuhan, menurut komisi itu.
Komisi Kesehatan Nasionalis China juga mengirim tujuh kelompok pengarah ke Beijing, Hebei, Shanghai, Henan, Hunan, Guangdong dan Sichuan untuk mengawasi pengoperasian sistem administrasi, untuk membendung penyebaran virus corona.
Kelompok pengarah akan fokus pada pemeriksaan pekerjaan pemantauan epidemi, perawatan medis, pencegahan dan pengendalian epidemi di masyarakat dan lembaga medis akar rumput.
Ma Xiaowei, Menteri Komisi Kesehatan Nasional, mengatakan pada bahwa 12 tim tambahan lebih dari 1.600 staf medis akan dikirim ke daerah-daerah yang dilanda wabah virus Corona Wuhan. Pihak berwenang juga mengoordinasikan persediaan yang sangat dibutuhkan untuk mengendalikan Wabah.
Dream - Mungkinkah ini setitik harapan yang semua orang cari terkait wabah virus corona baru yang mematikan?
Wabah virus corona atau virus Wuhan ini telah tumbuh semakin mengkhawatirkan karena jumlah kematian yang dikonfirmasi naik menjadi 80, dengan lebih dari 2.300 kasus yang dilaporkan hingga saat ini.
Dengan penyebaran epidemi ini yang begitu cepat, kebutuhan untuk menyembuhkan penyakit mematikan ini sangat mendesak. Dan sepertinya China mungkin baru saja menemukan solusinya.
Komisi Kesehatan Kota Shanghai mengklaim telah menyembuhkan pasien pertama mereka yang terinfeksi virus Wuhan sejak awal wabah merebak.
Menurut laman The Star Malaysia, seorang wanita berusia 56 tahun yang diidentifikasi sebagai Chen, dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah menjalani perawatan akibat terpapar virus yang juga disebut 2019-nCoV oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) ini.
Disebutkan para dokter China bahwa Chen sembuh setelah menjalani percobaan penyembuhan menggunakan obat untuk penderita HIV. Obat tersebut diklaim bisa menghentikan penyebaran penyakit ke sel-sel tubuh.
Chen menunjukkan proses pemulihan yang signifikan dalam sistem pernapasannya setelah menjalani pemindaian CT Scan pada paru dan dua tes darah independen. Artinya dia dinyatakan sembuh dari virus corona baru, seperti yang dilaporkan pada Minggu, 26 Januari 2020 oleh koran Beijing Daily, milik pemerintah.
Chen diketahui sebagai salah satu penduduk Wuhan - kota tempat virus corona berasal. Dia awalnya dirawat di rumah sakit pada 12 Januari setelah merasakan gejala seperti flu pada 10 Januari.
Kasus lainnya juga telah dilaporkan ketika seorang pria berusia 46 tahun menjadi orang pertama di Provinsi Zhejiang yang sembuh dari penyakit serupa. Warga Wuhan, yang diidentifikasi sebagai Yang itu, meninggalkan rumah sakit setelah menjalani perawatan selama seminggu.
Tapi benarkah obat untuk penderita HIV bisa menyembuhkan pasien yang terserang virus corona?
Dikenal sebagai 2019-nCoV, virus corona di Wuhan ini merupakan strain baru dari virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang menewaskan hampir 800 orang di awal tahun 2002.
Strain baru ini setidaknya 70 persen serupa dalam urutan genom dengan virus SARS. Virus berkode SARS-CoV ini adalah virus hewan yang diyakini berasal dari kelelawar yang pertama kali menginfeksi manusia di Provinsi Guangdong pada tahun 2002.
Dua tahun setelah wabah SARS itu, sebagian besar penelitian menyepakati bahwa protease inhibitor, sebuah kelas obat antivirus yang digunakan untuk mengobati HIV, dapat digunakan untuk mengatasi SARS.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa salah satu obat yang dikenal sebagai Nelfinavir dapat 'menghambat perkembangan virus corona SARS' yang mengarah pada penurunan racun dalam sel yang sudah terinfeksi. Disimpulkan bahwa 'nelfinavir dapat mengurangi produksi virus dari sel'.
Pada tahun 2006, panel ahli WHO tentang pengobatan SARS meminta tinjauan sistematis dan ringkasan komprehensif dari penggunaan protease inhibitor untuk pasien yang terinfeksi SARS agar bisa digunakan sebagai panduan pengobatan di masa depan dan mengidentifikasi prioritas untuk penelitian.
Pada tahun yang sama, para ilmuwan menemukan kesuksesan dalam menggunakan protease inhibitor lain termasuk lopinavir, ritonavir dan ribavirin pada 41 pasien yang terinfeksi SARS - jenis penyakit yang sama yang ditemukan dalam virus corona baru di Wuhan.
Penelitian itu mengungkapkan lopinavir dan ritonavir menunjukkan hasil yang lebih baik dalam mengatasi virus SARS.
Sementara ahli mikrobiologi Yuen Kwok-yung dari Universitas Hong Kong meminta warga di China untuk tidak khawatir. Dia mengonfirmasi penggunaan protease inhibitor (obat untuk HIV) akan digunakan untuk memerangi infeksi virus corona.
(Sumbe: Star Online Malaysia, Express.co.uk)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN