Jurnalis WNI Alami Buta Permanen Usai Ditembak Polisi Hong Kong

Reporter : Maulana Kautsar
Jumat, 4 Oktober 2019 08:00
Jurnalis WNI Alami Buta Permanen Usai Ditembak Polisi Hong Kong
Mata kanannya terkena peluru karet.

Dream - Jurnalis kewarganegaraan Indonesia, Veby Mega Indah, mengalami kebutaan permanen pada mata kanan. Dia terkena tembakan polisi Hong Kong saat meliput demonstrasi pada Minggu, 29 September 2019.

" Dokter yang merawat Indah menginformasikan bahwa dia mengalami luka tembak dari polisi, yang mengakibatkan kebutaan di mata kanannya," ucap pengacara Veby, Michael Vidler, seperti dilaporkan Hong Kong Free Press, Kamis, 3 Oktober 2019.

Vidler mengatakan bagian pupil mata Veby rusak akibat benturan yang kuat. Tetapi, dia tidak dapat memastikan seberapa parah luka yang dialami Veby. 

" Tingkat kerusakan secara pasti hanya dapat diketahui setelah operasi," kata Vidler.

Dalam rekaman yang beredar, Veby yang merupakan editor pada Suara Hong Kong News tampak mengenakan jaket dan helm bertuliskan " PRESS" serta pelindung mata. Dia berdiri di samping jurnalis dari media lain dan melaporkan aksi demonstrasi secara langsung melalui video streaming pada Facebook. 

1 dari 5 halaman

Jatuh Setelah Tertembak

Dia jatuh ke tanah setelah terkena proyektil yang ditembakkan polisi dari jembatan dekat stasiun MRT Wan Chai. Meski tertembak, Veby tetap dalam keadaan tersadar.

Beberapa saat kemudian, tim medis segera memberikan pertolongan pertama. Veby langsung dilarikan dibawa ke Rumah Sakit Pamela Youde Nethersole Eastern.

" Kami juga dapat mengonfirmasi telah menerima bukti dari pihak ketiga, yang menunjukkan proyektil yang membutakan Nona Veby adalah peluru karet," kata Vidler.

Asosiasi Jurnalis Hong Kong (HKJA) prihatin dengan insiden itu. Mereka menegaskan Veby jelas dapat diidentifikasi sebagai jurnalis dan akan menginvestigasi insiden ini.

“ Polisi memiliki tugas untuk membantu pers dan memfasilitasi pelaporan oleh jurnalis. Jelas bahwa ini berarti polisi tidak boleh menyebabkan cedera pada jurnalis," demikian pernyataan HKJA.

2 dari 5 halaman

Demo Ricuh, Motor Wartawan Okezone Dibakar

Dream - Sejumlah massa demonstran menggelar aksi unjuk rasa di gedung DPR RI pada Rabu, 25 September 2019. Aksi yang digelar di belakang gedung DPR RI itu ricuh.

Sesaat sebelum ricuh, salah satu wartawan Okezone.com, Putranegara tiba di lokasi menggunakan sepeda motor untuk meliput. Tapi, motor miliknya tidak bisa masuk ke dalam gedung karena terhalang barikade polisi.

Setelah itu, kericuhan terjadi. Sejumlah massa melempari berbagai benda ke arah petugas. Putra yang baru tiba langsung menyelamatkan diri masuk ke dalam gedung DPR dan meninggalkan sepeda motornya yang terparkir di Pos Polisi Jalan Tentara Pelajar.

Motor milik wartawan Okezone dibakar massa demonstran (Foto: Dream.co.id/Muhammad Ilman Nafi`an)

Motor milik wartawan Okezone dibakar massa demonstran (Foto: Dream.co.id/Muhammad Ilman Nafi`an)

" Saya mencoba menyelamatkan diri karena panik massa sudah melemparkan batu dan barang lainnya," ujar Putra.

Selain melempari petugas, massa juga merusak apa yang ada di sekitar mereka, termasuk membakar sepeda motor Putra yang diparkir di pos polisi.

Putra hanya bisa terdiam menyaksikan sepeda motor dilalap si jago merah.

Menurutnya, di dalam sepeda motornya itu ada handphone, ATM, tas dan beberapa berkas penting.

3 dari 5 halaman

Aniaya Wartawan Saat Aksi Mahasiswa, Dua Polisi Ditahan

Dream - Dua wartawan diketahui mendapat aksi kekerasan saat meliput aksi mahasiswa beberapa hari lalu di Makassar. Terkait kasus ini, Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Mas Guntur Laupe mengatakan, pihaknya telah menahan dua polisi yang menganiaya wartawan saat demo mahasiswa menolak RUU KPK dan RKUHP.

" Dua anggota yang ditahan adalah anggota yang lakukan pemukulan terhadap wartawan," ujar Guntur dikutip dari Merdeka.com, Minggu 29 September 2019.

Saat melakukan pengamanan, aparat kepolisian melakukan tindakan represif dengan memukul sejumlah massa yang ada di sekitarnya agar mereka membubarkan diri.

Akibatnya, lima polisi menjalani pemeriksaan dan dua ditahan. Pada saat melakukan pengamanan, Polres Makassar mendapat bantuan kendali operasi (BKO) dari Polres Jeneponto.

Iya anggota dari Jeneponto sudah dikembalikan karena situasi di Makassar sudah mereda. Sehingga perkuatan yang awalnya banyak, mulai dikurangi. Jadi bukan karena gagal pengamanan," kata dia. (mut)

(Sumber: Merdeka.com/Salviah Ika Padmasari)

4 dari 5 halaman

Demo Rusuh Kendari, Ibu Hamil Terkena Peluru Nyasar

Dream - Demonstrasi menolak Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) di Kendari, Sulawesi Tenggara pada Kamis, 26 September 2019 kemarin tak hanya membuat dua mahasiswa tewas.

Seorang ibu yang sedang hamil enam bulan, Putri Yulia, turut menjadi korban peluru nyasar.

" Korban diberitahu suaminya jika itu luka karena tembakan. Setelah dicek, ternyata benar," ujar 
Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara, AKBP Harry Goldenhardt dikutip Liputan6.com.

Menurut Harrym Putri terkena tembakan sekitar pukul 16.25 WITA di bagian betis kanan. Mulanya korban mengira kalau mengalami luka biasa.

Dokter Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kendari kemudian melakukan pembedahan dan menemukan proyektil berukuran 9 milimeter atau 0,9 sentimeter.

Saat ini, Putri masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kendari terkait luka tembak yang dideritanya.

(Sumber: Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

5 dari 5 halaman

Hasil Autopsi Mahasiswa Korban Aksi Demo Kendari, Peluru Menembus Dada

Dream - Hasil autopsi kematian mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, Randi saat unjuk rasa pada Kamis, 26 September 2019 telah keluar. Dokter Raja Alfath Atfath Widya Iswara memastikan korban meninggal akibat luka tembak.

Dari hasil autopsi, dokter menemukan peluru masuk melalui dada samping kiri dan keluar di dada kanan depan.

" (Peluru) tembus, jalurnya panjang, kedalamannya tak bisa kami ukur," ujar Alfath dikutip dari Liputan6.com.

Akibat peluru yang menembus di area dada itu, beberapa organ vital korban mengalami kerusakan seperti, bagian paru-paru kanan dan kiri terjadi pendarahan.

" Mengenai sedikit pembuluh darah, ada namanya Media Stinum, terletak di tengah paru-paru kanan dan paru-paru kiri," ucap dia.

Saat melakukan operasi, polisi tidak menemukan peluru bersarang di tubuh korban. Diduga, peluru tersebut sudah keluar saat menembus dada kanan.

" Lebar luka pada dada kiri yakni 0,9 sentimeter, sementara lebar lubang dada kanan sekitar 2,1 sentimeter," kata dia.

Tim dokter menduga, korban ditembak dari jarak jauh. Sebelum meninggal, korban mengalami pendarahan di paru-paru.

(Sumber: Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Beri Komentar