Jutaan Makanan Terbuang Sia-sia Selama Ramadan

Reporter : Sandy Mahaputra
Minggu, 12 Juli 2015 06:00
Jutaan Makanan Terbuang Sia-sia Selama Ramadan
Melakukan amal tidak berarti membuang-buang uang dalam jumlah besar untuk makanan yang pada akhirnya akan berakhir di tempat sampah.

Dream - Setiap Ramadan, banyak keluarga yang menghabiskan banyak uang untuk membeli makanan. Sementara selama bulan suci Ramadan sangat penting untuk menjaga kesucian dengan tidak boros tentang makanan sehingga banyak yang terbuang sia-sia.

Setiap tahun, perputaran uang dan jumlah limbah makanan sudah di luar kendali di Arab Saudi.

Meski makanan buka puasa atau takjil sering disajikan gratis di tenda-tenda selama Ramadan, banyak juga yang tidak dimakan. Padahal tujuan menyediakan makanan buka puasa adalah untuk amal. Namun menjadi sia-sia karena tidak habis semuanya.

Beberapa bulan yang lalu, surat kabar Al-Riyadh menurunkan berita tentang makanan yang terbuang sia-sia. Disebutkan sekitar 12 juta ton makanan terbuang setiap hari di Riyadh. Ini adalah alasan mengapa Komunitas Al-Itam dibentuk.

Sekitar 30 sampai 40 persen dari pendapatan rumah tangga di Saudi dihabiskan untuk bahan habis pakai. Menurut Komunitas Al-Itam, jika harga sebuah makanan adalah 10 riyal, maka warga Saudi telah membuang 120 juta riyal untuk makanan sehari atau 43,8 miliar riyal untuk makanan setahun (Rp 155 trilun). Tentu saja, ini hanya di Riyadh, bagaimana dengan kota-kota lain?

Hal itu menunjukkan bahwa sebagian warga Saudi adalah orang-orang yang boros. Mereka menghabiskan banyak uang untuk makanan di rumah, di restoran dan di tenda Ramadan.

" Kita harus mengendalikan kecenderungan untuk boros dengan pengeluaran, sesuatu yang bisa menjadi beban berat pada beberapa keluarga. Pemerintah menghabiskan miliaran riyal untuk memberi subsidi pada komoditas dan jasa. Karena itu kita harus berhati-hati dengan pengeluaran," kata Rashid Muhammad Al-Fawzan, warga Saudi.

Kebiasaan menimbun makanan di kulkas juga berkontribusi terhadap kenaikan harga barang. Melakukan amal tidak berarti membuang-buang uang dalam jumlah besar untuk makanan yang pada akhirnya akan berakhir di tempat sampah.

" Kami harus hidup sederhana dan mencoba untuk mengurangi pemborosan dari 30 sampai 40 persen menjadi 3 sampai 5 persen," kata Al-Fawzan.

(Sumber: Saudi Gazette)

Beri Komentar