Sebanyak 21 Satwa Dilindungi Tersebut Ditemukan Anggota Polisi Di Geladak KM Tidar Jurusan Papua-Jakarta Ketika Sandar Di Pelabuhan Gapura Surya, Tanjung Perak, Surabaya. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
Dream - Tindakan keji penyelundup burung kakatua terendus media asing. Aksi yang terungkap di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ini dianggap mengejutkan.
Dalam aksinya, para penyelundup secara keji memasukan burung langka tersebut ke dalam botol air minum. Tercatat ada 24 botol berisi burung kakatua hidup yang akan diselundupkan.
Disebutkan populasi kakatua saat ini berjumlah 7.000 ekor dan bisa dijual di pasar gelap hingga 650 pound sterling atau Rp 12,85 juta.
Mengutip laman Metro.co.uk, Kamis, 7 Mei 2015, tim penyelamat memutuskan melepas burung tersebut setelah merobek botol air minum. Sebelumnya, burung kakatua itu diperiksa kesehatannya.

Burung kakatua dengan jambul kuning telah terdaftar sebagai hewan yang dilindungi menurut International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources sejak 2007.
Setiap tahun, lebih dari 10 ribu burung beo ditangkap di Indonesia berusaha untuk diselundupkan. Ironisnya, 40 persen di antaranya mati dalam perjalanan ketika akan diselundupkan.
Sementara itu, laman CNN menyebutkan metode penyelundupan burung menggunakan botol air minum sudah lama menjadi cara penyelundup menghantarkan barangnya.
Richard Timas, Global Communicationn Coordinator dari Traffic International mengatakan aksi ini menunjukkan masih banyaknya orang yang berupaya menyelundupan burung langka.
Burung merupakan salah satu barang selundupan yang paling banyak terdampak perdagangan ilegal tersebut.
Penyelundupan burung khususnya jenis kakatua memang cukup banyak terjadi di Asia Tenggara dan Eropa. Burung-burung ini dijual kepada para kolektor atau peternak.
Para pembeli umumnya jarang memesan burung tersebut untuk dikonsumsi. Beberapa negara bahkan menggunakan bagian dari organ burung untuk bahan obat.
Laman Dailymail, menyebut aksi para penyelundup ini sebagai aksi yang tak berperasaan. Padahal burung tersebut termasuk salah satu yang terancam punah.
Sejumlah media barat seperti thetelegraph, The Independent, The Strait Times, dan ABC Online juga ikut memberitakan aksi keji para penyelundup burung tersebut.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini
