Penyelundupan Kakatua dalam Botol Curi Perhatian Media Asing

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 7 Mei 2015 10:00
Penyelundupan Kakatua dalam Botol Curi Perhatian Media Asing
Sebanyak 24 ekor burung dimasukan dalam botol minuman dan dibawa dengan dua tas.

Dream - Tindakan keji penyelundup burung kakatua terendus media asing. Aksi yang terungkap di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ini dianggap mengejutkan.

Dalam aksinya, para penyelundup secara keji memasukan burung langka tersebut ke dalam botol air minum. Tercatat ada 24 botol berisi burung kakatua hidup yang akan diselundupkan.

Disebutkan populasi kakatua saat ini berjumlah 7.000 ekor dan bisa dijual di pasar gelap hingga 650 pound sterling atau Rp 12,85 juta.

Mengutip laman Metro.co.uk, Kamis, 7 Mei 2015, tim penyelamat memutuskan melepas burung tersebut setelah merobek botol air minum. Sebelumnya, burung kakatua itu diperiksa kesehatannya.

Penyelundupan Kakatua dalam Botol Curi Perhatian Media Asing

Burung kakatua dengan jambul kuning telah terdaftar sebagai hewan yang dilindungi menurut International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources sejak 2007.

Setiap tahun, lebih dari 10 ribu burung beo ditangkap di Indonesia berusaha untuk diselundupkan. Ironisnya, 40 persen di antaranya mati dalam perjalanan ketika akan diselundupkan.

Sementara itu, laman CNN menyebutkan metode penyelundupan burung menggunakan botol air minum sudah lama menjadi cara penyelundup menghantarkan barangnya.

Richard Timas, Global Communicationn Coordinator dari Traffic International mengatakan aksi ini menunjukkan masih banyaknya orang yang berupaya menyelundupan burung langka.

Burung merupakan salah satu barang selundupan yang paling banyak terdampak perdagangan ilegal tersebut.

Penyelundupan burung khususnya jenis kakatua memang cukup banyak terjadi di Asia Tenggara dan Eropa. Burung-burung ini dijual kepada para kolektor atau peternak.

Para pembeli umumnya jarang memesan burung tersebut untuk dikonsumsi. Beberapa negara bahkan menggunakan bagian dari organ burung untuk bahan obat.

Laman Dailymail, menyebut aksi para penyelundup ini sebagai aksi yang tak berperasaan. Padahal burung tersebut termasuk salah satu yang terancam punah.

Sejumlah media barat seperti thetelegraph, The Independent, The Strait Times, dan ABC Online juga ikut memberitakan aksi keji para penyelundup burung tersebut.

Beri Komentar