Ketika Gizi Buruk Muncul di Kota Metropolis Jakarta

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 12 Februari 2018 08:01
Ketika Gizi Buruk Muncul di Kota Metropolis Jakarta
Kondisi ini dipengaruhi berbagai macam faktor.

Dream – Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan masih terdapat 34 kasus gizi buruk di Jakarta.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan angka ini menurun dari 194 anak pada Januari 2017.

“ Di ibu kota ini kan orang keluar masuk, dengan kondisi kesehatan beragam,” kata Koesmedi kepada Anadolu Agency.

Sektor kesehatan, kata Koesmedi, menyumbang 30 persen penyebab gizi buruk. Sementara itu, penyebab lainnya semisal persoalan sosial, lingkungan, pendidikan, dan kemampuan ibu serta keluarga.

Di Jakarta, ujar Koesmedi, masih terdapat masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah, pengetahuan gizi kurang dan tinggal di lingkungan padat.

Mereka, kata Koesmedi, tak mampu membeli makanan sehat dan tinggal di tempat yang lebih layak karena penghasilan terbatas.

“ Bahkan ada yang satu rumah petak dihuni 6-7 orang,” kata Koesmedi.

Kasus gizi buruk yang tak disertai penyakit tertentu, ujar Koesmedi, masih lebih mudah ditangani. Jika kasus gizi buruk tersebut disertai penyakit seperti tuberculosis atau HIV, perlu penanganan lebih lanjut.

Dinas Kesehatan, kata Koesmedi, rutin mengampanyekan pola hidup sehat kepada masyarakat. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi munculnya kasus gizi buruk baru.

Saat ini, ujar Koesmedi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menggodok Peraturan Gubernur (Pergub) untuk mengurangi angka gizi buruk di ibu kota. Pembahasan Pergub ini di antaranya dilakukan kemarin oleh Sekretaris Daerah, Dinas Kesehatan dan dinas terkait.

“ Kami mencoba menyelesaikan persoalan gizi buruk dari lintas sektor, karena ini tidak hanya persoalan kesehatan,” Koesmedi.

(Sah)

Beri Komentar