Ketum MUI: Tak Tepat Jadikan Agama Kedok Kepentingan Politik

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 8 Mei 2018 13:00
Ketum MUI: Tak Tepat Jadikan Agama Kedok Kepentingan Politik
Politik dan Islam tidak bisa dipisahkan, namun perlu menjaga kesantunan.

Dream - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma'ruf Amin, mengajak umat Islam untuk bersama menjaga khittah atau garis besar perjuangan Bangsa Indonesia. Dalam pandangan Ma'ruf, khittah kebangsaan merupakan hasil final dari permufakatan para pendiri bangsa. 

" Materi tentang masalah prinsip kebangsaan (masail asasiyah wathaniyah) yang akan dibahas dalam Ijtima Ulama merupakan salah satu perwujudan dari tanggungjawab tersebut," kata Ma'ruf saat pembukaan Ijtima' Ulama Komisi Fatwa MUI ke-6, dikutip Dream dari laman kemenag.go.id, Selasa, 8 Mei 2019.

Ma'ruf mengatakan topik bela negara perlu dibahas dalam forum Ijtima' Ulama Komisi Fatwa. Sebab, ada kecemasan ulama terhadap kelangsungan eksistensi bangsa Indonesia di masa mendatang akibat mulai terkikisnya nilai cinta Tanah Air.

" Umat Islam merasa terpanggil untuk berada di garda terdepan menjaga eksistensi negara bangsa," ucap dia.

Dalam kesempatan itu, Ma'ruf juga menyinggung politisasi agama yang saat ini sedang diakrabi masyarakat. Ma'ruf menilai politisasi agama merupakan respon atas kurang tepatnya pemahaman pihak tertentu atas hakikat agama dan politik serta relasi keduanya.

Dalam Islam, tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Sehingga, kata Ma'ruf, kurang tepat jika ada pihak-pihak yang menginginkan pemisahan tegas di antara politik dan Islam.

" Namun Islam juga mewajibkan adanya keadaban dan kesopansantunan (al-akhlak al-karimah) dalam setiap proses politik. Sehingga, tidak tepat pula menjadikan agama sebagai kedok untuk membungkus kepentingan politik tanpa mengindahkan ketentuan agama," ujar dia.

(Beq)

 

Beri Komentar