Anggota TNI Polri Tergabung Dalam Satgas Madago Raya (Foto: Merdeka.com)
Dream - Pengejaran enam buronan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, Sulawesi Tengah, terus berlanjut. Kali ini tiga jenderal dari TNI dan Polri yang tergabung dalam Satgas Madago Raya memimpin langsung operasi pencarian DPO tersebut.
Tiga jenderal tersebut yakni Irjen Abdul Rakhman Baso yang juga Kapolda Sulteng, Danrem 132 Tadulako Brigjen Farid Makruf, dan Kepala Operasi (Kaops) Satgas Madago Raya Brigjen Reza Arief Dewanto.
" Kapolda Sulteng, Danrem 132 Tadulako dan Kaops Madago Raya setelah memberikan arahan kepada personil Satgas Madago Raya langsung turun ke lapangan dengan menunggangi motor trail," ujar Wakasatgas Humas Ops Madago Raya, AKBP Bronto Budiyono
Usai memberikan arahan, ketiga jenderal mengendarai motor trail berpatroli menyisir beberapa perkampungan di Kecamatan Poso Pesisir Selatan (PPS).
Ketiganya menyempatkan diri berinteraksi dengan warga dalam rangka mengumpulkan informasi untuk mencari keberadaan enam orang sisa DPO teroris Poso pimpinan Ali Kalora.
Mereka juga beristiraht di Pos Sekat Kelapa Dalam Desa Pantangolemba, Kecamatan PPS, Kabupaten Poso untuk bermalam.
" Kedatangan Kapolda Sulteng di setiap pos sebagai upaya untuk memberikan dorongan moril agar anggota tetap semangat dalam bertugas. Bekerja tanpa pamrih untuk merah putih, pesan tersebut yang selalu disampaikan kepada pasukan yang bertugas," kata Bronto.
Awalnya, Tim Tricakti yang dipimpin Lettu Inf David Manurung dari satuan Kopassus menyusup ke lokasi persembunyian dan camp teroris. Mereka mengandalkan unit kecil kekuatan lima orang melewati medan sulit hingga hutan lebat.
Tim akhirnya mengendus jejak yang ditinggalkan kelompok MIT sampai dengan titik aman melakukan penyergapan.
" Tim Tricakti berhasil mendekati camp kelompok teroris MIT secara senyap dan penuh kerahasiaan, bahkan seluruh anggota Tim harus merayap ke sasaran sejauh 500 meter sejak pukul 22.00 WITA, tadi malam sampai dengan penyergapan pukul 03.00 WITA," tutur Panglima Koopsgabssus Tricakti, Mayjen Richard Tampubolon, dalam keterangannya, Minggu 11 Agustus 2021.
Setelah yakin target yang diintai merupakan anggota MIT, tim langsung membuka tembakan demi melumpuhkan anggota kelompok MIT tersebut.
" Dalam peristiwa penyergapan pagi ini, ada sekitar lima orang kelompok teroris MIT sedang beristirahat, dengan tewasnya dua orang tersebut (Rukli dan Ahmad Panjang) diduga ada juga yang melarikan diri," jelas dia.
Menurut informasi terakhir, tim masih kesulitan mencari para teroris yang kabur ke hutan. Hal ini lantaran cuaca buruk berkabut serta medan dengan vegetasi lebat.
" Saat ini juga sedang menunggu evakuasi udara oleh Pilot Tempur Helly Caracal TNI AU, namun hingga saat ini evakuasi masih terhalang cuaca yang berkabut di lapangan serta medan dengan vegetasi lebat dan tertutup sehingga menyulitkan proses evakuasi," cerita Richard.
Sumber: merdeka.com
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib