Kisah Buruh Tani Berjuang ke Tanah Suci

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 25 Agustus 2015 09:15
Kisah Buruh Tani Berjuang ke Tanah Suci
Dia rela menabung bertahun-tahun demi mewujudkan keingiannya berbadah Haji.

Dream - Saliman, 82 tahun, duduk di kursi yang terletak di depan meja resepsionis Hotel Anwaar, Alzahra, Madinah. Rasa lelah tergambar jelas dari raut mukanya. Pria asal Dusun Sikanco, Nusawungu, Cilacap itu baru saja menempuh perjalanan selama sembilan jam.

Saat jemaah lain sibuk membawa barang ke kamar dan melanjutkan perjalanan ke Masjid Nabawi, dia masih duduk di ruang tunggu. Tas miliknya tergeletak di depan.

“ Alhamdulillah, saya merasa lega bisa sampai di Tanah Suci,” katanya dengan logat ngapak yang kental.

Saliman mengaku sudah lama ingin menunaikan ibadah haji. Untuk itu, dia mengaku sudah lama menyisihkan uang hasil panen di sawah dan kerja menjadi butuh tani.

Perjalanannya sampai di Madinah tidak semudah di bayangkan. Seharusnya dia berangkat pada kelompok terbang (kloter) pertama dari embarkasi Solo (SOC). Tetapi, karena sakit dia harus dirujuk ke RS dr. Moewardi, Surakarta untuk mendapat perawatan.

“ Akhirnya dia digeser ke kloter tiga,” ujar petugas kesehatan Arlina, dikutip Dream dari laman haji.kemenag.go.id.

Meski dalam kondisi kurang sehat, Salim tetap semangat ingin menjalankan ibadah haji. “ Ini rasanya pega atau sesak di dada. Mudah-mudahan nanti tetap bisa lancar beribadah,” akunya.

Beri Komentar