(Foto: Straitstimes.com)
Dream - Perjalanan hidup mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sepertinya bakal semakin gelap di masa-masa mendatang.
Setelah kalah dalam pemilihan umum pada bulan Mei 2018, Najib menghadapi tuduhan melakukan korupsi dalam kasus 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Tidak itu saja. Najib kemungkinan akan diperiksa dalam skandal masa lalu yang melibatkan pembunuhan mengerikan seorang model pada tahun 2006 lalu.
Skandal mengerikan itu bermuara pada tuduhan bahwa para pejabat Malaysia menerima suap besar-besaran dalam pembelian kapal selam Scorpene tahun 2002 dari Perancis. Saat itu Najib masih menjadi menteri pertahanan.
Pembelian kapal selam itu melibatkan model Mongolia bernama Altantuya Shaariibuu yang fasih berbahasa Inggris, Perancis, China, dan Rusia.
Saat itu Altantuya menjadi penerjemah dokumen-dokumen antara Kementerian Pertahanan Malaysia dan DCNS selaku produsen kapal selam Perancis itu.
DCNS diduga membayar 'komisi' kepada para pejabat Malaysia senilai lebih dari 114 juta Euro kepada sebuah perusahaan yang dikaitkan dengan Abdul Razak Baginda.
Abdul Razak adalah orang dekat Najib yang menjadi perantara dalam kesepakatan pembelian kapal selam senilai 1,1 miliar dolar AS itu.
Sementara itu, Altantuya, yang disebut-sebut sebagai selingkuhan Abdul Razak, dilaporkan telah melakukan pemerasan dalam kesepakatan pembelian kapal selam tersebut.
Altantuya meminta bayaran tinggi setelah menjadi penerjemah dalam kesepakatan bernilai triliunan tersebut. Namun, pada 19 Oktober 2006, Altantuya dinyatakan hilang.
Dream - Setelah dilakukan pencarian, jenazah Altantuya ditemukan sudah dalam keadaan tidak utuh di sebuah hutan dekat Bendungan Subang di Puncak Alam, Shah Alam.
Penyelidikan menyebutkan, model yang juga seorang ibu dari dua anak itu diculik dan dibunuh secara keji.
Altantuya ditembak dua kali sebelum jasadnya dihancurkan menggunakan bahan peledak jenis C-4 untuk menghilangkan jejak.
Penggunaan C-4 ini menimbulkan kecurigaan karena bahan peledak jenis ini hanya digunakan di kalangan militer.
Selama penyelidikan kematian Altantuya, muncul rumor tak sedap yang menimpa Najib Razak dan istrinya, Rosmah Masor.
Najib diisukan menjalin hubungan asmara dengan Altantuya saat masih jadi analis pertahanan Malaysia di Hong Kong. Ada juga isu yang mengatakan bahwa Rosmah, yang dibakar cemburu, mendalangi pembunuhan model cantik itu.
Semua tuduhan bahwa Najib dan Rosmah terlibat dalam pembunuhan dengan tegas dibantah oleh mantan perdana menteri itu.
Dream - Penyelidikan akhirnya mengarah kepada dua bekas pengawal pribadi Najib Razak yaitu Azilah Hadri dan Sirul Azhar Umar.
Kedua oknum polisi itu akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan federasi Malaysia pada tanggal 13 Januari 2015.
Sayangnya, kasus ini tenggelam setelah pengadilan di Malaysia menyatakan bahwa Abdul Razak tidak terlibat dalam pembunuhan Altantuya.
Hal ini justru memunculkan tuduhan baru soal upaya melindungi Najib Razak yang dipromosikan menjadi wakil perdana menteri saat itu.
Sejak itu kasus Altantuya seperti hilang ditelan bumi. Sirul yang didakwa sebagai salah satu pelaku pembunuhan malah melarikan diri ke Australia.
Sebelum dijebloskan ke dalam dipenjara, Sirul berhasil kabur ke Australia pada tahun 2015. Dia sekarang diyakini berada dalam tahanan imigrasi Australia karena visanya sudah habis.
Dream - Sirul dianggap sebagai kunci dalam memecahkan kasus tentang siapa sebenarnya aktor intelektual di balik kasus pelik ini.
Selama dalam tahanan Australia, Sirul mengaku siap mengungkapkan 'orang-orang penting' yang memerintahkan pembunuhan tersebut.
" Saya bersedia membantu pemerintah baru untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi asalkan pemerintah memberi saya grasi penuh," kata Sirul kepada situs berita Malaysiakini.
Tokoh oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, yang dibebaskan dari penjara pekan lalu dan kemungkinan bakal menjadi perdana menteri dalam 2 tahun mendatang, mengatakan kepada AFP pada hari Kamis bahwa Sirul dan rekannya Azilah harus diberikan pengadilan baru.
" Pada saat itu, pengadilan sudah tercemar. Saya tidak tahu sejauh mana Najib terlibat atau tidak. Tetapi dia jelas terlibat dalam beberapa hal," kata politikus 70 tahun itu dalam sebuah wawancara.
Anwar melihat bahwa semua jejak Altantuya saat memasuki Malaysia sebelum kasus pembunuhannya telah dihilangkan. Hal ini pasti melibatkan persekongkolan tingkat tinggi, tambah Anwar.
Dukungan untuk membuka kembali kasus ini juga datang dari Presiden Mongolia, Khaltmaagiin Battulga.
Dia secara khusus mengirim surat kepada perdana menteri yang baru, Mahathir Muhammad, untuk mengungkap kasus ini seadil-adilnya.
(Sah/Sumber: Strait Times)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan