KTT Ulama Dan Cendekiawan Muslim Se-Dunia Di Bogor, Jawa Barat (Foto:Anadolu Agency/Anton Raharjo)
Dream - Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Cendekiawan Muslim Dunia di Bogor, Jawa Barat, ditutup dengan penyampaian pesan bersama bertajuk 'Bogor Message'. Pesan ini berisi keresahan para ulama dan cendekiawan Muslim terkait kondisi global yang kacau dan penuh ketidakpastian.
Kondisi itu diperparah dengan kemiskinan, buta huruf, ketidakadilan, diskriminasi, dan kekerasan. Para pemikir ini kemudian bersepakat Islam Wasathiyyah bisa menjadi solusi atas pelbagai persoalan yang sedang terjadi di dunia, khususnya di kawasan Timur Tengah.
“ Kami mempercayai Islam sebagai agama damai dan rahmat, keadilan, peradaban yang prinsip dan ajaran dasarnya mengajarkan cinta, rahmat, harmoni, persatuan, kesetaraan, perdamaian, dan kesopanan,” ujar Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban, Din Syamsuddin, dikutip Dream dari Anadolu Agency, Kamis, 3 Mei 2018.
Din mengatakan paradigma Wasathiyah telah dipraktekkan sejak era Nabi Muhammad SAW hingga saat ini. Paradigma inilah yang akan diperjuangkan para ulama dan cendekiawan Muslim di seluruh penjuru dunia.
“ Kami menegaskan kembali peran dan tanggung jawab moral para cendekiawan Muslim untuk memastikan dan memelihara generasi masa depan untuk membangun peradaban Ummatan Wasatan,” kata Din.
Para ulama dan cendekiawan Muslim berkomitmen mengaktifkan kembali paradigma Wasathiyah sebagai inti ajaran Islam yang disokong tujuh nilai utama.
Pertama, tawassut, yakni posisi di jalur tengah dan lurus. Kedua, i'tidal, yakni berperilaku proporsional dan adil dengan tanggung jawab.
Nilai ketiga adalah tasamuh, mengakui dan menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan. Keempat, syura, bersandar pada konsultasi dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai konsensus.
Kelima, islah, keterlibatan dalam tindakan yang reformatif dan konstruktif untuk kebaikan bersama. Keenam, qudwah, merintis inisiatif mulia dan memimpin untuk kesejahteraan manusia.
Nilai terakhir yaitu muwatonah, mengakui negara bangsa dan menghormati kewarganegaraan.
Konsultasi ini juga mendorong komunitas maupun negara Muslim berinisiatif untuk mempromosikan paradigma Islam Wasathiyah dalam forum-forum dunia.
(Beq)
Advertisement