Keadaan Beirut Terkini (Foto: Dream.co.id)
Dream - Ledakan pelabuhan Beirut, Lebanon, diduga disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di sebuah gudang di pelabuhan. Bahan Kimia itu disita dari kapal bernama Rhosus milik Igor Grechushkin, pria berkebangsaan Rusia yang tinggal di Siprus.
Otoritas Siprus menyatakan berhasil menangkap dan menginterogasi seorang pria Rusia yang diduga sebagai pemilik kapal yang mengangkut kargo amonium nitrat terbengkalai di Beirut dan menyebabkan ledakan dahsyat.
Juru bicara Kepolisian Siprus, Christos Andreou, mengatakan, pria yang namanya dirahasiakan telah diinterogasi di rumahnya di Siprus pada Kamis 6 Agustus malam waktu setempat.
" Ada permintaan dari Interpol Beirut untuk melacak orang ini dan menginterogasinya dengan sejumlah pertanyaan terkiat kargo tersebut," kata Andreou.
Ia mengatakan, informasi terbaru yang didapat langsung dikirim ke Beirut, Lebanon. Namun, Andreou menolak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Sumber keamanan, yang meminta identitasnya dirahasiakan, menyebutkan bahwa pria itu merupakan pengusaha asal Rusia, Igor Grechushkin, yang berusia 43 tahun. Grechushkin belum berhasil dihubungi.
Boris Prokoshev, yang merupakan kapten kapal kargo Rhosus pada 2013, mengungkapkan bahwa bahan kimia itu berakhir di Beirut setelah si pemilik kapal, Igor Grechushkin memintanya berhenti di Lebanon untuk mengambil kargo tambahan.
Bahan kimia yang disimpan di Beirut selama 6 tahun itu meledak pada Selasa 4 Agustus, dalam bencana paling mengerikan di Lebanon.
Pada 2013, Kapal Rhosus terdampar di Beirut akibat mengalami kerusakan. Kapal berbendera Moldova itu berangkat dari Georgia menuju Mozambik.
Ketika kapal masih berada di Beirut, Igor Grechhukshin menyatakan bangkrut, akibatnya kapal Rhosus beserta krunya sempat terlantar di Beirut.
The Siberian Times menyebut penyitaan itu akibat kurangnya dokumen dan persyaratan transportasi. Kru kapal itu terdiri atas delapan warga Ukraina dan dua warga Rusia.
Kru kapal sempat mengeluhkan aksi Igor Grechuskhin yang menelantarkan kru dan tidak memberikan uang. Saat itu, kru kapal meminta tolong pemerintah Ukraina dan organisasi internasional agar bisa pulang.
Selanjutnya pada 2014, otoritas Lebanon menyita 2.750 amonium nitrat di kapal itu. Amonium nitrat itulah yang lantas ditaruh di gudang dekat pelabuhan dan mengakibatkan ledakan.
Kronologi itu sesuai dengan versi Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab yang berkata amonium nitrat telah tersimpan selama enam tahun di gudang yang meledak.
Sumber: Liputan6.com
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`