Mendebarkan! Juru Kamera Nyaris Tewas Ditembus Peluru Sniper

Reporter : Maulana Kautsar
Jumat, 19 Mei 2017 17:02
Mendebarkan! Juru Kamera Nyaris Tewas Ditembus Peluru Sniper
Peluru itu menyebabkan kamera Go Pro miliknya pecah berkeping-keping.

Dream - Momen menakutkan dialami seorang juru kamera Irak Ammar Alwaely. Dadanya nyaris tertembus peluru sniper ISIS saat meliput di Mosul, Iraq.

Dikutip Dream dari laman Siakapkeli, peluru sniper ISIS yang meluncur hanya mengenai kamera Go Pro pemberian jurnalis The Sun Owen Holdaway.

Jurnalis The Sun, Owen Holdaway menjadi saksi mata peristiwa mengerikan itu. Sebab, Owen berdiri beberapa inci dari Ammar.

Owen awalnya tak mengetahui kejadian itu.

" Saya refleks menjatuhkan diri dan tak bisa berpaling untuk melihat apakah Ammar baik-baik saja," kata Owen.

Saat diilihat lebih dekat...

1 dari 3 halaman

Kamera Pecah, Bibir Terluka

Kamera Pecah, Bibir Terluka © Dream

Setelah nampak aman, Owen yang berlindung di belakang kendaraan mulai mengamati sekitar. Dia menyadari tembakan itu mengenai kamera Go Pro lama yang dia berikan kepada Ammar beberapa hari lalu.

" Efeknya, kamera tersebut pecah, menyebabkan plastik tersembur di muka Ammar dan melukai bibirnya," ucap Owen.

Simak videonya di bawah ini.

2 dari 3 halaman

Merinding, Fotografer Ini Abadikan Sendiri Kematiannya

Merinding, Fotografer Ini Abadikan Sendiri Kematiannya © Dream

Dream - Seorang fotografer perang Amerika Serikat berhasil menangkap momen sebuah ledakan bom mortir yang secara tidak sengaja meledak di Afghanistan.

Sayangnya, kecelakaan itu membunuh dirinya dan juga empat tentara Afghanistan.

Hilda Clayton sedang memotret tentara Afghanistan yang berlatih menembakkan mortir di Qaraghahi bulan Juli 2013.

Namun latihan yang menggunakan peluru sungguhan itu berujung maut setelah mortir yang dipegang tiba-tiba meledak.

Hilda, yang saat itu berusia 22 tahun, sempat mengabadikan momen ledakan itu sebelum terbunuh bersama 4 tentara Afghanistan yang terlibat dalam latihan. 

Kini, setelah empat tahun berselang, pihak keluarga Hilda mengizinkan foto detik-detik memilukan itu dipublikasikan.

 

3 dari 3 halaman

Dia Informan

Dia Informan © Dream

Menurut situs Stars and Stripes, kematian perempuan yang menjadi informan visual saat perang itu adalah, yang pertama dalam sebuah dokumentasi pertempuran Angkatan Darat Amerika Serikat.

Hilda adalah fotografer perang dari Divisi 1 Kavaleri Brigade Tempur Lapis Baja ke-4 yang diterjunkan di Gamberi, Provinsi Laghman, Afghanistan.

Foto-foto Hilda itu dipublikasikan di Majalah Militer Review edisi Mei-Juni.

Dalam sebuah artikel bersama foto itu, Militer Review menulis, " Aktivitas Clayton dalam membuat dokumentasi tidak hanya membantu membentuk dan memperkuat kemitraan (dengan Afghanistan), tapi juga menunjukkan risiko perempuan dalam konflik perang."

(Ism)

Beri Komentar